BREBES
– wartaekspres.com - Belajar dari pengalaman pahit terserang blas tahun 2017-2018
lalu, para petani di Kabupaten Brebes khususnya Desa Cikuya, Kecamatan
Banjarharjo, melaksanakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di
areal persawahan seluas 10 hektar milik Kelompok Tani Subur, Sabtu (2/1/2019).
Hal tersebut dibenarkan Kasturi, Ketua Poktan, bahwa usia tanam
padi kelompoknya antara 35-40 hari. "Kami bergotong-royong bersama BPP
Banjarharjo, Kepala Desa, PPL, Babinsa Koramil 14 Banjarharjo Kodim Brebes
serta 35 orang anggota tani, melakukan penyemprotan fungisida terhadap hama
blast yang menyerang padi," ungkapnya saat dimintai keterangan, mengaku
senang dan antusias mendapatkan pendampingan.
Sementara diterangkan Ketua PPL Desa Cikuya, Casman, bahwa
penyakit ini disebabkan oleh jamur pyricularia oryzae,menjadi
ancaman serius bagi tanaman padi di banyak negara. Blas punya potensi menjadi
epidemi dalam skala luas atau pandemi, di Indonesia sendiri, dikenal sebagai
penyakit yang menyerang padi gogo. Antara periode 2001-2017, serangan blas
meningkat hingga 12 kali lipat dan menjadi ancaman serius.
“Tahun 2018 sudah menjadi OPT utama padi terutama gogo. Terjadinya
duplikasi lingkungan akibat teknik budidaya kurang selaras alam menjadi
penyebab blas menyerang padi sawah,” terang Casman.
Dibeberkannya, bahwa pola pertanian dengan pupuk kimia tak
seimbang (herbisida, fungisida, dan pestisida), telah membuat lingkungan sawah
menjadi serupa dengan lingkungan padi gogo yaitu kadar Kalium (K) tersedia
lebih rendah, Nitrogen (N) dalam bentuk NO3 karena air terbatas. Penggunaan
pupuk N berlebih menyebabkan mikroorganisme menguntungkan dalam tanah tidak
berkembang baik karena bahan organik alam kurang.
Hama ini dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan, mulai dari
daun, buku batang, leher malai dan malai, bulir dan kolar daun. Bahkan benih
padi pun bisa terinfeksi. Penyakit ini memang mampu berkembang cepat membentuk
ras baru. Satu bercak pada daun akan menghasilkan spora jamur baru sampai
ratusan hingga ribuan dalam satu malam. Mudahnya pyricularia oryzae melakukan
mutasi menjadi penyebab blas sangat tahan terhadap penggunaan fungisida.
“Saat kondisi lingkungan mendukung, satu siklus blast hanya
membutuhkan waktu 1 minggu bersporulasi atau menyebarkan spora jamur melalui
media udara, sehingga saat menginfeksi, terlihat bercak daun pada padi,”
tandasnya. (Utsm/Aan0713)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar