Sungai Ciujung
SERANG - wartaexpress.com - Diperkirakan akibat hujan
yang turun beberapa hari belakangan ini dengan intensitas yang cukup tinggi dan merata di wilayah Kabupaten
Serang, menyebabkan terjadinya banjir besar. Ratusan rumah warga yang
berdekatan di sepanjang bantaran Sungai Ciujung, dimulai
dari Pamarayan-Tirtayasa, terendam air. Ketinggian
air yang masuk ke rumah warga antara 10
sampai 80
cm, warga yang terdampak banjir sebahagian
besar memilih mengungsi dan membangun Pos Banjir dan dapur umum.
Dari pantuauan dan
informasi yang didapat di lapangan, bahwa
selain
banjir dari Sungai Ciujung ditambah air kiriman dari hulu daerah Kabupaten
Lebak turun ke Pamarayan-Tirtayasa, Kabupaten Serang.Ketinggian air hampir mencapai di atas satu meter
Salah satu desa banjir
terparah adalah di Desa Nagara, Kecamatan
Kibin, Kabupaten Serang. Kades Nagara, Sarja Kusuma
Atmaja, SH, ditemui di kantornya, Selasa (8/12/2020)
sedang mendapat kunjungan dari unsur Pemkab Serang, H. Nanang
Supriyatna, S.Sos, M.Si,
Asda I, Pemkab Serang, Kombes Sony, Wadir
Reskrim Umum Polda Banten, Kompol Rizky
Salatun, Kapolsek Cikande dan beberapa petugas terkait
lainnya.
Kepada wartawan
Kades Nagara mengatakan, bahwa di desanya ketinggian banjir ada yang sampai
mencapai atap rumah dan rata-rata ketinggian air
menggenangi dan pemilik rumah harus mengungsi.
Dikatakan Sarja, bahwa dari
28 RT di desanya, hanya satu RT yang tidak terendam banjir, oleh
sebab itu untuk pengungsian disiapkan oleh pemerintah desanya di dua lokasi, yaitu di
SD Patapan dan di Yayasan Al Manah. “Di
dua tempat itu dibangun Posko Banjir dan Dapur
Umum,” ujar Sarja.
“Banjir tahun
ini termasuk terparah dari tahun sebelumnya. Banjir
besar tahun 2001 dan 2012, tidak
separah tahun ini. Luapan Sungai
Ciujung diperparah air kiriman dari Kabupaten Lebak,"
tandas Sarja.Warga Desa Undar Andir mengungsi
di sepadan Jalan Tol Merak-Jakarta
Dikatakan
Sarja, bahwa kebutuhan warganya di Posko
Banjir dapat terpenuhi, karena
mendapat bantuan logistik dari Pemkab Serang, Polda Banten dan pihak perusahaan,
selain yang sudah disediakan oleh desa. Disamping itu, lanjutnya, berhubung
tanggal (9/12) Pilkada Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Serang, diantara Tempat Pemungutan Suara (TPS)
yang terendam banjir sudah kami pindahkan ke tempat lain sehingga Pilkada bisa
berjalan dengan baik.
Sementara di
Kecamatan Kibin, Camat Imron Ruhyadi, S.STP,
MSi, di kantornya,
mengatakan ada
6 desa
di wilayahnya
terdampak banjir, diantaranya Desa Tambak, Cijeruk, Nagara, Sukamaju, Ciagel dan Desa Ketos. Dan Desa Nagara terparah terkena dampak banjir, karena
ada beberapa rumah ketinggian air hingga hampir mencapai atap dan
ada beberapa lokasi TPS yang terendam banjir .
“Diantara
TPS yang terendam banjir itu sudah direlokasi untuk Pemilukada
(09/12) dan pencoblosan tidak ada kendala.
Benar ada beberapa lokasi TPS yang terendam. Tetapi
TPS itu sudah kami relokasi bersama pihak penyelenggara Pemilu
tingkat kecamatan dan kami sudah mencari lokasi pengganti," jelasnya.
Unsur Pemkab Serang bersama Polda Banten
Sementara banjir di
Kecamatan Kragilan, Desa Undar Andir
salah satunya yang terdampak, puluhan
warga terpaksa mengungsi di sepadan (pinggir)
jalan Tol Jakarta-Merak dan membangun tenda pengungsian. Warga yang mengungsi
mendapat perhatian dari berbagai pihak dan bantuan logistik berupa nasi bungkus, air
mineral, dan bantuan dari Bakti Sosial Bhayangkari Cabang Serang.
Informasi dan data
dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten
Serang menyebutkan, bahwa banjir di wilayahnya
semakin meluas, jumlah rumah warga terdampak banjir juga
terus bertambah. Hingga Selasa 8
Desember 2020 total rumah terdampak banjir Kabupaten
Serang mencapai 1.357 rumah.
Anggota
Pusdalops BPBD Kabupaten
Serang, Jhonny E Wangga mengatakan, bahwa hingga
saat ini sudah ada 18 desa di delapan kecamatan yang terendam banjir. Yakni Desa
Tambak, Nagara dan Cijeruk Kecamatan Kibin. Desa Pamarayan, Sangiang, Wirana
dan Damping Kecamatan Pamarayan. Desa Bojong Pandan dan Bojong Catang Kecamatan Tunjung Teja. Desa
Gandayasa, Panosogan dan Panyabrangan Kecamatan Cikeusal. Desa Batukuwung dan
Citasuk Kecamatan Padarincang. Desa Tengkurak Kecamatan Tirtayasa, Desa
Malabar, Blokang Kecamatan Bandung dan Desa Dukuh Kecamatan Kragilan.
Informasi lainnya yang dapat dipercaya menyebutkan, data sementara hingga 8 Desember pukul 07.00 Wib total rumah terdampak mencapai 1.357 rumah, 1.353 Kepala Keluarga (KK) dan 4.247 jiwa, sejumlah warga juga mengungsi. Diantaranya Kecamatan Kibin 15 KK atau 60 jiwa, Cikeusal 80 jiwa, Tunjung Teja 609 jiwa, Pamarayan 31 KK atau 106 jiwa, Kragilan 70 jiwa, dan Tirtayasa 92 jiwa. Namun sekira pukul 20.00 Wib, kondisi air menunjukkan adanya penurunan debit air. Hal itu menunjukkan banjir akan segera surut. (M.M)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar