MEDAN - wartaexpress.com - Untuk menyelamatkan sumber daya air di Indonesia yang sudah mencapai tingkat kritis, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II melakukan rapat pembahasan kemitraan dalam pengelolaan sungai di Sumatera Utara melalui Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) tahun anggaran 2020-2021 di Le Polonia Hotel & Convention Medan, Selasa (08/12/2020).
Dalam rapat
pembahasan kemitraan tersebut, BWS Sumatera II mengundang beberapa Komunitas
Peduli Sungai (KPS) diantaranya KPS Amphibi, GPS Tembung, Labosude, Kopasude,
Save Our River.
Acara resmi dibuka
pada pukul 09.30 Wib oleh Kabalai BWS Sumatera II, Maman Noprayamin yang
diwakilkan Ir. Rizal Siregar, Kasi O&P dilanjutkan laporan panitia oleh
Novita R. ST, dilakukan secara virtual dengan narasumber DR. Eka Nugraha Abdi,
ST, M.PPM, selaku Kepala Subdirektorat Wilayah II, Direktorat Bina O&P
Dirjen SDA Kementerian PUPR dan Dr. Ir. Mochammad Amron, M.Sc, selaku Ketua
Kemitraan Air Indonesia (Penggerak/Sekretariat GNKPA).
DR. Eka Nugraha
menyatakan, bahwa jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia sebanyak
17.067, sementara yang harus dipulihkan sebanyak 2.149. DAS dipulihkan
dikarenakan terjadinya kerusakan, pencemaran sampah, hunian dipalung dan
sempadan sungai.
Salah satu upaya yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan sungai adalah membentuk Kemitraan dengan berbagai Komunitas Peduli Sungai (KPS). “Karena KPS mempunyai dampak yang sangat berarti dan mampu di dalam memperbaiki kondisi sungai," ujar Eka.
Sebagai dasar hukum
yang dipergunakan GN-KPA berupa; UU No.17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. UU
No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. UU No. 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan. Perubahan Peraturan Perundang-udangan No. 2 Tahun
2017 tentang Perubahan UU No.17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Peraturan PUPR No.04
Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai. Surat Edaran Direktur
Jenderal Sumber Daya Air No. 05/SE/D/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana serta Pemeliharaan Sungai.
Permasalahan sungai
dengan banjir serta dampak yang ditimbulkan merupakan masalah regional,
nasional dan juga global sehingga penderitaan terbesar dari bencana tersebut
adalah masyarakat yang ada di sekitar sungai. Hal tersebut dikarenakan
rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan sungai, tidak ada
yang mengawasi dan menegur pihak-pihak
yang membuang sampah atau limbah ke sungai.
“Sebagai solusi
dikawasan sungai, perlu dilakukan edukasi dan contoh menjaga kebersihan sungai
melakukan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai serta
membangun kesadaran masyarakat dalam menciptakan sungai yang bersih," papar
Eka.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan KPS selaku bagian dari GN-KPA adalah ; 1.Bersih-bersih sungai, kanal, parit dan pantai. 2.Pengendalian Sampah dan pengelolaannya (penimbangan dan pemilahan sampah). 3.Sosialisasi kepada pelajar SD, SMA/SMK mengenai pemeliharaan lingkungan sungai. 4.Pembentukan Bank Sampah.
5.Konservasi mata air
dengan penanaman pohon. 6.Konservasi lahan TPS liar & limbah B3 disekitar
sungai. 7.Restorasi, reboisasi dan konservasi kawasan. 8.Pemberdayaan
masyarakat dan edukasi. 9.Pengawasan, pemanfaatan dan pengolahan pembuangan
limbah.
10.Pengolahan
pembuangan Air dan perlindungan kualitas mata air. 11.Susur sungai/observasi
sungai. 12.Pelatihan kewirausahaan komunitas. 13.Inovasi dan pengembangan
teknologi & idroponik (mesin pembakar Sampah GT13AW), dan 14.Penertiban,
pemantauan dan pendampingan.
Sementara DR. Ir. Mochammad Amron, M.Sc, selaku Ketua Kemitraan Air Indonesia menyampaikan, bahwa komunitas yang sudah ada diharapkan dapat menularkan dan menginisiasi pembentukan komunitas-komunitas baru. Komunitas di masing-masing daerah diharapkan dapat bergabung dalam satu wadah perkumpulan bersama;
“Melalui wadah
perkumpulan bersama ini juga akan memudahkan pemerintah dalam berkoordinasi dan
berkomunikasi satu sama lain. Bersama-sama, Komunitas dengan Pemerintah dan perguruan
tinggi melakukan gerakan aksi nyata dan kampanye edukasi kepada masyarakat pada
event-event Hari Lingkungan Hidup Nasional dan juga internasional, seperti Hari
Air Dunia, Hari Habitat Dunia, Hari Kota Dunia, Hari Bakti PU, Hari Penanaman
Pohon Nasional, dan lainnya," papar Amron.
Sementara Ketua Umum Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia (Amphibi), Agus Salim Tanjung, So,si, yang turut hadir mendampingi Ketua Amphibi Sumatera Utara, M. Nur Nainggolan. SS, MA, dan Ketua Amphibi Sungai, Deli Zulkarnain dalam rapat tersebut, menyatakan kesiapan lembaganya dalam Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA).
Agus Salim juga
menyampaikan, bahwa tahun 2020-2021, Amphibi akan membentuk Tim Peduli Sungai
di seluruh Indonesia. Di samping itu, Amphibi Sumatera Utara saat ini sedang
melakukan pemetaan di seluruh aliran sungai se-Sumatera Utara dari hulu ke
hilir.
Lanjut Agus ST mengatakan,
bahwa untuk akhir Desember 2020 ini, Amphibi akan memulai dari hilir Sungai Deli,
Jl. Dt. Rubiah, Kel. Rengat Pulau, Kec. Medan Marelan dengan memasang kubus
apung bantuan BWS Sumatera II. Kubus apung tersebut guna mengetahui jumlah
timbulan sampah yang mengalir dialiran sungai setiap harinya.
“Sementara untuk di hulu sungai akan dilakukan penghijauan dengan penanaman pohon produktif kerjasama dengan BPDASHL Wampu Sei Ular dan pohon eucalyptus kerjasama dengan CSR PT. TPL," tutup Agus ST. (Amphibi/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar