Rabu, 01 Mei 2019

PLTSa Sumur Batu Keluarkan Asap Hitam


BEKASI – wartaekspres.com - Terkait pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) TPA Sumur Batu untuk ketiga kalinya diuji coba oleh PT. NW Abadi, dinilai pengamat lingkungan  (Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia) Amphibi perlu dilakukan pengkajian ulang.
Hal ini tidak layak dalam persoalan teknis sehingga menimbulkan asap hitam pekat yang membuat warga sekitar protes.
"Ini (pengelolaan) PLTSa TPA Sumur Batu sudah yang ketiga kalinya melakukan uji coba dengan hasil "gagal", ucap Ketua Umum Amphibi Agus Salim Tanjung saat melakukan investigasi ke lokasi, Selasa (30/4/2019).
Ditambahkannya, bahwa dari pantauan kasat mata saat melakukan investigasi, selain kontruksi teknis, material sampah yang dimasukkan ke incinerator terlihat basah. Seharusnya dilakukan pengepresan dan pengeringan dahulu. Kemungkinan besar saat asap akan keluar melalui cerobong tidak disaring menggunakan Filter Bag (alat penangkap asap).
Sesuai aturan teknis PLTSa, Pengendalian Pencemaran Udara, gas buang yang keluar dari economizer akan masuk ke tahap terakhir sebelum dilepaskan ke atmosfer melalui cerobong asap, yaitu unit pengendalian gas buang.
Sistem ini terdiri dari peralatan Quencher, Dry Scrubber dan Bag Filter. Quencher berfungsi untuk menurunkan suhu gas buang secara tiba-tiba dari dari suhu di atas 200C.
Hasil keluaran dari economizer menjadi minimal 180C. Penurunan suhu tiba-tiba yang berfungsi untuk menekan laju pembentukan kembali dioksin dan furan setelah proses pembakaran. Penurunan suhu dijaga minimum hingga 180C untuk mencegah terjadinya korosi karena terlalu dekat dengan dew point gas sulfur.
Cara kerja quencher adalah dengan mengkontakkan gas buang yang masuk melalui bagian atas quencher dengan partikel air yang disemprotkan menggunakan atomizer.
Kontak antara gas buang dan air akan menurunkan suhu gas buang secara tiba-tiba, sedangkan partikel air yang berkontak dengan gas buang dengan suhu yang jauh lebih tinggi daripada titik didih air akan menguap dan ikut dalam aliran gas buang.
Gas buang yang keluar dari quencher dengan suhu sekitar 180C dialirkan ke bag filter untuk proses lebih lanjut. Sebelum masuk ke bag filter, terlebih dahulu gas buang diinjeksi dengan karbon aktif dan slaked lime di dalam ducting.


“Injeksi tersebut berfungsi untuk mengurangi kadar gas asam, logam berat, serta komponen organik berbahaya yang keluar melalui cerobong,” ujar Agus ST.
Sementara itu, Kepala UPTD TPA Sumur Batu, Rusfianto membenarkan, bahwa uji coba ketiga kalinya alat tersebut yang mengeluarkan asap hitam pekat dan menimbulkan kemarahan warga sekitar TPA Sumur Batu.
"Iya tadi malam ada sejumlah warga yang protes soal asap hitam dari cerobong asap. Karena adanya protes warga sekitar, maka pagi tadi jam 08.00 Wib dihentikan." ucap wanita yang akrab disapa Bu Ulfa ini saat ditemui di kantornya.
Dia menyebut, bahwa dari pengamatannya perusahaan NW Abadi Group sudah tiga kali uji coba namun gagal terus. "Saya juga melihat saat uji coba, mesin rotarynya copot dan jatuh dan sempat di las kembali. Masa baru dimasukan sampah untuk dipilah-pilah sudah copot mesinnya," ungkap mantan Kabag Humas Pemkot Bekasi ini.
Seperti diketahui, proyek kerjasama PLTSa TPA Sumur Batu diresmikan oleh Kementerian LHK, Menteri Kordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Walikota Bekasi beserta jajarannya. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....