BEKASI – wartaekspres.com - Terkait pengelolaan
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) TPA Sumur Batu untuk ketiga kalinya
diuji coba oleh PT. NW Abadi, dinilai pengamat lingkungan (Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan
Hidup & B3 Indonesia) Amphibi perlu dilakukan pengkajian ulang.
Hal ini tidak layak
dalam persoalan teknis sehingga menimbulkan asap hitam pekat yang membuat warga
sekitar protes.
"Ini
(pengelolaan) PLTSa TPA Sumur Batu sudah yang ketiga kalinya melakukan uji coba
dengan hasil "gagal", ucap Ketua Umum Amphibi Agus Salim Tanjung saat
melakukan investigasi ke lokasi, Selasa (30/4/2019).
Ditambahkannya, bahwa
dari pantauan kasat mata saat melakukan investigasi, selain kontruksi teknis,
material sampah yang dimasukkan ke incinerator terlihat basah. Seharusnya
dilakukan pengepresan dan pengeringan dahulu. Kemungkinan besar saat asap akan
keluar melalui cerobong tidak disaring menggunakan Filter Bag (alat penangkap
asap).
Sesuai aturan teknis
PLTSa, Pengendalian Pencemaran Udara, gas buang yang keluar dari economizer
akan masuk ke tahap terakhir sebelum dilepaskan ke atmosfer melalui cerobong
asap, yaitu unit pengendalian gas buang.
Sistem ini terdiri
dari peralatan Quencher, Dry Scrubber dan Bag Filter. Quencher berfungsi untuk
menurunkan suhu gas buang secara tiba-tiba dari dari suhu di atas 200o C.
Hasil keluaran dari
economizer menjadi minimal 180o C. Penurunan suhu tiba-tiba yang
berfungsi untuk menekan laju pembentukan kembali dioksin dan furan setelah proses
pembakaran. Penurunan suhu dijaga minimum hingga 180o C untuk
mencegah terjadinya korosi karena terlalu dekat dengan dew point gas sulfur.
Cara kerja quencher adalah
dengan mengkontakkan gas buang yang masuk melalui bagian atas quencher dengan
partikel air yang disemprotkan menggunakan atomizer.
Kontak antara gas
buang dan air akan menurunkan suhu gas buang secara tiba-tiba, sedangkan
partikel air yang berkontak dengan gas buang dengan suhu yang jauh lebih tinggi
daripada titik didih air akan menguap dan ikut dalam aliran gas buang.
Gas buang yang keluar
dari quencher dengan suhu sekitar 180o C dialirkan ke bag filter
untuk proses lebih lanjut. Sebelum masuk ke bag filter, terlebih dahulu gas
buang diinjeksi dengan karbon aktif dan slaked lime di dalam ducting.
“Injeksi tersebut
berfungsi untuk mengurangi kadar gas asam, logam berat, serta komponen organik
berbahaya yang keluar melalui cerobong,” ujar Agus ST.
Sementara itu, Kepala
UPTD TPA Sumur Batu, Rusfianto membenarkan, bahwa uji coba ketiga kalinya alat
tersebut yang mengeluarkan asap hitam pekat dan menimbulkan kemarahan warga
sekitar TPA Sumur Batu.
"Iya tadi malam
ada sejumlah warga yang protes soal asap hitam dari cerobong asap. Karena
adanya protes warga sekitar, maka pagi tadi jam 08.00 Wib dihentikan." ucap
wanita yang akrab disapa Bu Ulfa ini saat ditemui di kantornya.
Dia menyebut, bahwa
dari pengamatannya perusahaan NW Abadi Group sudah tiga kali uji coba namun
gagal terus. "Saya juga melihat saat uji coba, mesin rotarynya copot dan jatuh
dan sempat di las kembali. Masa baru dimasukan sampah untuk dipilah-pilah sudah
copot mesinnya," ungkap mantan Kabag Humas Pemkot Bekasi ini.
Seperti diketahui, proyek
kerjasama PLTSa TPA Sumur Batu diresmikan oleh Kementerian LHK, Menteri
Kordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Walikota Bekasi beserta
jajarannya. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar