PURWOREJO - wartaexpress.com - Suara Publik Indonesia (SPI) kembali melakukan survei untuk Pilkada Purworejo. Hasilnya tiga pasangan calon yang akan berlaga pada 9 Desember 2020 secara persentase merangkak naik.
Kenaikan tersebut
karena sikap pemilih yang terus berubah-ubah dalam menentukan pasangan. Duet
Agustinus Susanto-Rahmad Kabuli (ASLI) dengan nomor urut 1 memperoleh 39,5
persen.
Lalu, Kuswanto-Kusnomo (Bung Tomo) nomor urut 2 yakni 34,3 persen, sedangkan Agus Bastian-Yuli Hastuti (Bayu) nomor urut 24,2 persen.
"Masih ada suara
sekitar kurang lebih 2 persen masyarakat yang belum menentukan. Tapi, bisa saja
pergerakan suara berubah di menit terakhir jelang pencoblosan di TPS. Karena
dalam lima menit bisa berubah ketika pencoblosan," tegas Peneliti Riset
dan Data SPI, YN Rizal kepada wartawan di Purworejo, Selasa (8/12).
Berdasarkan data SPI
menyebutkan, bahwa ASLI yang diusung PDIP, Gerindra dan PAN terdongkrak, karena
kekuatan mesin partai dan sosok Agustinus Susanto yang gemar blusukan dan
bersih dari kasus korupsi. "Mesin partai dan sosok figur yang merakyat dan
melayani sangat menentukan sikap pemilih," ujar Rizal.
Mantan aktivis
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini menyatakan, bahwa survei ini digelar pada 5-15
November 2020 dengan menggunakan metode sampling multistage random. Dan
sampling ini memakai responden 1.000, dengan cara wawancara tatap muka
menggunakan kuesioner. Sementara untuk tingkat margin error-nya sekitar 2,8
persen.
"Kandidat yang
memiliki sosok jujur, ramah dan sopan serta bersih dari kasus korupsi dan tidak
terlibat kasus hukum menjadi pertimbangan pemilih dengan persentase sekitar
96,4 persen. Data menunjukan sosok ASLI diminati karena bersih, jujur, sopan
dan bersih dari kasus korupsi," ungkap Rizal.
Rizal yakin kalau pemilih atau rakyat Purworejo sudah cerdas dalam menentukan pilihan. "Karena ini nasib lima tahun ke depan Purworejo, apakah ingin berubah atau tidak?," bebernya.
Dia melanjutkan, yang
menarik adalah pemilih Jokowi dan Prabowo saat Pilpres 2019 ternyata solid
mendukung pasangan ASLI. "Ternyata ada kesamaan persepsi pemilih yang saat
Pilpres mencoblos Jokowi dan Prabowo. Jika dipersentasikan limpahan suara
Jokowi dan Prabowo untuk ASLI sekitar 89 persen," tambahnya.
Pada survei
sebelumnya yang digelar SPI kalau pasangan ASLI tercatat memperoleh 35,9
persen. Jika dibandingkan dengan survei pada 5-15 November 2020 maka ada
kenaikan sekitar 4 persen.
Lalu,
Kuswanto-Kusnomo (Bung Tomo) mendapat 33,1 persen, dan pasangan incumbent Agus
Bastian-Yuli Hastuti (Bayu) hanya memperoleh 28,6 persen. Sementara untuk
masyarakat yang belum menentukan pilihan ada sebanyak 2,4 persen.
Direktur Riset dan Data SPI, Agung W Hadi sebelumnya menjelaskan, bahwa survei yang digelar pada tanggal 20 hingga 30 Oktober 2020 itu menggunakan metode sampling multistage random, sampling ini memakai responden 1.000, dengan cara wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Sementara untuk tingkat margin error-nya sekitar 2,8 persen.
“Seandainya Pilkada
Purworejo digelar hari ini, maka pasangan ASLI memenangi pertarungan 9 Desember
2020. Yang menarik adalah suara pemilih pria 23,6 persen dan wanita 22,1 persen
memilih pasangan nomor 01. Untuk pemilih pemula yakni umur 17-20 tahun 27,6
persen memilih ASLI dan ini menandakan bahwa kalangan milenial menginginkan
perubahan dan sosok yang berani,” jelas Agung W Hadi di Cafe Panggena Coffee
Shop, Purworejo, Sabtu (14/11).
Agung mengungkapkan, bahwa untuk sebaran suara pemilih parpol di setiap kandidat masih solid baik pasangan nomor 1, 2 dan 3. Untuk ASLI suara PDIP, Gerindra dan PAN di atas 40 persen.
“PDIP, Gerindra dan
PAN solid ke Agustinus, dan jika mesin partai ini terus kencang maka dipastikan
kemenangan milik Agustinus,” tambah mantan aktivis 98 ini.
Dalam pertimbangan
pemilih untuk memilih calon yang paling besar adalah kepribadian yang baik 96,4
persen, bersih dari kasus hukum 92,3 persen. Sementara untuk money politic,
kata Agung, ternyata warga Purworejo sudah cerdas. Artinya tidak tergoda dengan
janji pemberian uang.
“Jadi uang tidak lagi
pemicu untuk mempengaruhi pemilih. Jika dipersentasi hanya ada sekitar 24,6
persen yang memilih calon karena diberi uang. Dan sisanya sekitar 75,4 persen
kencenderungannya menolak money politic bahkan hanya mengambil uangnya tapi
tidak mau memilih calonnya,” tambahnya. (Yahya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar