LABUSEL - wartaekspres.com
- Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat supaya lebih kritis dalam bermedia
sosial, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Labuhanbatu Selatan
menyelenggarakan dialog kepemudaan bertemakan “Jihad Kebangsaan Generasi Muda
Melawan Hoax”, Selasa (29/1), di Aula Hotel Royal Permata Labusel, yang
dihadiri beberapa tokoh pemuda seperti GP. Ansor, IPK, KNPI, GAMKI, GMNI, HMI,
PMII, Fatayat NU serta tokoh muda senior lainnya.
Sebagai Panitia Penyelenggara sekaligus pemateri dialog Ketua GP. Ansor
Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Hendra T Panjaitan, mengajak generasi muda
Labusel dan menyampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya
masyarakat Labusel, agar bersama-sama memerangi maraknya berita dan informasi
hoax yang saat ini cukup meresahkan, apalagi menjelang berlangsungnya Pemilu
2019.
Hendra juga mengatakan, bahwa Deklarasi Anti Hoax yang dilakukan GP. Ansor
Labusel itu, dinilai sangat penting. Sebab, saat ini tidak sedikit masyarakat
yang mempercayai berita hoax, sehingga dikhawatirkannya menimbulkan perpecahan.
“Tujuannya adalah agar kita pemuda sebagai generasi penerus bangsa,
khususnya pemuda di Labusel, bisa terhindar dari berita hoax, karena berita hoax
ini sangat berbahaya dan bisa jadi virus pemecah-belah bangsa,” katanya.
Sementara Sekjen Ansor Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sahabat Dedi Prayitno,
S.Pdi, sebagai moderator dialog mengawali pembicaraan menyampaikan pandangannya
dalam kemajuan teknologi digital dengan tersedianya aplikasi perbincangan,
seperti Line, WhatsApp dan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter,
Path, You Tube, membuat pengguna nyaman berselancar di dunia maya.
“Namun bak dua sisi pada sekeping mata uang, hal ini juga diikuti dengan rasa
ketidaknyamanan lantaran banjir informasi pada para netizen. Membanjirnya
informasi tersebut dapat merusak konsentrasi para netizen untuk memilah mana
berita yang baik dan benar,” ujarnya.
Menurut Hendra T. Panjaitan, saat ditemui wartawan setelah usai acara, bahwa
sebagai bentuk perlunya sikap tegas terhadap penyebaran berita hoax, pihaknya
mengundang empat narasumber sekaligus untuk menyampaikan pandangannya
masing-masing terhadap penyebaran berita hoax tersebut.
“Berita dan informasi hoax dapat dikategorikan sebagai kejahatan bisa juga
sebagai bentuk kampanye hitam (black campaign) dalam rangka memprovokasi,
menghasut/agitasi mempengaruhi emosi, sikap, tingkah laku, opini serta motivasi
masyarakat demi tercapainya misi dan/atau kepentingan pribadi dan/atau golongan
tertentu,” jelas Hendra, tokoh muda NU yang dikenal ramah itu.
Lanjutnya, hal ini akan berdampak negatif terhadap proses edukasi politik
di Indonesia, khususnya Kabupaten Labuhanbatu Selatan berupa munculnya
kekhawatiran bahwa masyarakat akan berlaku apatis dalam setiap ajang pemilihan
umum di masa yang akan datang. (Hendra Sitorus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar