JAKARTA - wartaekspres - Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (HC). Hadi Tjahjanto,
S.IP, didampingi Kasal Laksamana
TNI Siwi Sukma Adji, SE, MM, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, SE, MM, dan Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman, menutup secara
resmi Rapat Pimpinan (Rapim) TNI tahun 2020, bertempat yang
dilaksanakan di GOR A. Yani, Mabes TNI,
Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu malam (29/1/2020).
Pelaksanaan Rapat Pimpinan TNI tahun 2020 membahas
tentang pelaksanaan capaian progam kerja di tahun 2019 dan menetapkan prioritas
program kerja di tahun 2020. Panglima TNI
menyampaikan penetapan 11 program prioritas TNI yang dirancang untuk dapat menghadapi dinamika perkembangan lingkungan
strategis dan tantangan tugas TNI ke depan.
11 program prioritas tersebut antara lain revitalisasi
dan percepatan program-program Minimum Essential Force (MEF); penyempurnaan Dokrin TNI dan Angkatan;
penyempurnaan organisasi TNI; pengembangan sistem pengelolaan SDM TNI;
pembangunan TNI AD menjadi kekuatan terpusat, kewilayahan dan pendukung;
pembangunan TNI AL melalui penyusunan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT);
pembangunan TNI AU untuk mencapai air supremacy atau air
superiority; pembentukan Pasukan Khusus Tri Matra; pengembangan Sistem Operasi Tri Matra yang
berbasis teknologi berkemampuan Network Centric Warfare; penguatan
diplomasi militer dan peningkatkan kontribusi dalam rangka memenangkan
kepentingan nasional; serta sistem pengadaan Alutsista berbasis Effect-Based
and Interperability.
Pencapaian MEF (Minimum Essencial Force) pada
akhir tahun 2019 secara fisik MEF telah mencapai rata-rata sebesar 63,19% dan
dari target akhir MEF pada tahun 2024. Sementara berdasarkan penilaian
dari Badan Pemeriksa Keuangan RI, Tahun 2019 TNI memperoleh
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pencapaian tersebut menjadi
tantangan untuk dapat mengoptimalkan dan mengimplementasikan Reformasi
Birokrasi dan menerapkan akuntabilitas pengelolaan anggaran yang efektif,
efisien, dan transparan.
Untuk pelaksanaan tugas TNI di tahun 2020, Panglima TNI
menegaskan, bahwa stabilitas pertahanan dan keamanan masih
menjadi prioritas melalui peningkatan kekuatan, penguatan kemandirian
pertahanan dan penguatan kapasitas kelembagaan pertahanan dan keamanan di
wilayah perbatasan dan pulau terluar, dengan terus mengefektifkan gelar operasi
TNI di seluruh wilayah NKRI.
Selanjutnya dalam penanggulangan bencana alam
menjadikan tantangan bagi TNI untuk dapat melaksanakan tugasnya secara optimal
melalui penguatan peran PRCPB untuk mengatasi lebih dari dua trouble
spots bersinergi dengan BNPB dan berbagai instansi terkait serta
komponen bangsa lainnya.
Selain itu, dalam menghadapi
Pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 23 September 2020 di 270 daerah
yaitu 9 Pilkada Gubernur, 224 Pilkada Bupati dan 37 Walikota, maka TNI
berkewajiban turut menjaga stabilitas keamanan nasional dalam bentuk perbantuan
kepada Polri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap
menjaga netralitas TNI.
Dalam pelaksanaan tugas agar ditingkatkan kewaspadaan
melalui deteksi dini dalam upaya penanggulangan aksi terorisme, faham komunisme
dan radikalisme serta gerakan separatis bersenjata dengan langkah-langkah yang
profesional dan proposional.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI menetapkan visi
dan misi TNI yang linier dan sejalan dengan visi, misi
pemerintah 2020-2024, yaitu TNI Yang Profesional, Modern Dan Tangguh Untuk
Mewujudkan Indonesia Maju, Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong. Visi, Misi TNI diatas harus dijadikan pedoman
dan laksanakan untuk mengakselerasi pencapaian program-program,
terutama 11 program prioritas TNI yang dirancang untuk dapat menghadapi
dinamika perkembangan lingkungan strategis dan tantangan tugas TNI ke depan. (Puspen TNI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar