Sabtu, 02 Mei 2020

Perang Dunia Tanpa Peluru dan Senjata Melawan Pandemi Corona


PURWOREJO - wartaekspres - Dalam situasi perang, tidak ada yang meminta siapa pun untuk tetap di dalam rumah. Anda tetap di dalam ruangan sebagai pilihan terbaik, tanpa ada yang meminta. Bahkan, jika Anda memiliki ruang bawah tanah, anda bersembunyi di sana selama peperangan  berlangsung.
Selama perang, anda tidak menuntut kebebasan, rela menukarkan kebebasan demi bertahan hidup, anda tidak mengeluh, sabar menahan kelaparan dan berdoa agar masih hidup untuk bisa makan lagi.
Selama perang, anda tidak berdebat tentang membuka bisnis, bahkan menutup toko anda (jika anda punya waktu), dan berlari untuk menyelamatkan hidup. Anda berdoa agar hidup lebih lama dari perang, sehingga dapat kembali melakukan bisnis.
Selama perang, anda bersyukur kepada Tuhan karena melihat matahari esok sebagai orang hidup, anda tidak merasa perlu untuk khawatir tentang sekolah anak-anak. Anda berdoa agar pemerintah tidak memaksa mereka sebagai tentara untuk dilatih di gedung sekolah yang dirubah menjadi pangkalan militer.
Ketahuilah, dunia saat ini dalam keadaan perang, tanpa senjata dan peluru. Perang tanpa tentara manusia, tanpa batas, tanpa perjanjian gencatan senjata, tanpa medan tempur, tanpa melihat  tempat suci, dan tentara dalam perang ini tanpa belas kasihan.
Musuh kita tak punya sisi baik manusiawi, bersikap kejam, tidak menghormati anak-anak, wanita, atau tempat ibadah. Tentara ini tidak tertarik pada rampasan perang, musuh kita tidak memiliki niat untuk mengganti rezim. Tidak peduli dengan sumber daya alam di dalam bumi, bahkan tidak tertarik pada hegemoni agama, etnis atau ideologis.
Ambisinya tidak ada hubungannya dengan superioritas ras, tentara musuh kita ini adalah pasukan yang tak terlihat, cepat, dan efektif tanpa ampun. Agenda satu-satunya adalah panen kematian. Tentara itu hanya merasa puas setelah mengubah dunia menjadi satu daerah kematian besar.
Kemampuannya untuk mencapai tujuannya tidak diragukan, tanpa tank darat, mobil amfibi dan tanpa pesawat, tentara musuh kita memiliki basis di hampir setiap negara di dunia.
Gerakannya tidak diatur oleh konvensi atau protokol perang apa pun, singkatnya, tentara itu mengikuti aturan yang ia buat sendiri. Tentara musuh kita itu adalah Corona virus, juga dikenal sebagai Covid19.
Syukurlah, pasukan ini masih memiliki kelemahan dan bisa dikalahkan, hanya dibutuhkan tindakan, disiplin, dan kesabaran kita bersama. Covid-19 tidak dapat bertahan jika ada jarak sosial dan fisik.
Tentara itu hanya tumbuh subur dan kuat jika anda menemuinya, musuh kita itu senang jika dihadapi secara fisik. Tentara itu akan menyerah jika kita bisa menghadapinya dengan melakukan social distancing dan physical distancing secara bersama-sama.
Tentara itu akan membungkuk tunduk jika kita melakukan pola kebersihan hidup pribadi yang baik. Tentara itu akan tidak berdaya ketika anda menyadari bahwa keselamatan anda kini sedikit banyak ada di tangan anda sendiri dengan menjaganya agar tetap bersih dan sesering mungkin mencucinya.
Ini bukanlah saatnya bagi kita untuk menangis tentang roti dan mentega seperti anak-anak manja. Lagi pula, kitab suci memberi tahu kita bahwa manusia bukan hidup hanya dari roti saja. Mari kita patuhi dan ikuti instruksi pihak berwenang. Mari kita ratakan kurva Covid-19, ayo berlatih sabar.
Mari menjadi penjaga saudara kita, dalam waktu singkat, kita akan bisa mendapatkan kembali kebebasan, usaha, dan kehidupan sosial kita. Di tengah keadaan darurat, kita perlu mempraktekkan pentingnya pelayanan dan pentingnya cinta untuk orang lain. (Yahya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....