BREBES - wartaekspres - Penanganan hama tikus
dengan metode predator alami, yaitu burung hantu, dikupas lengkap dalam Talk
Show Aksi Babinsa Kodim 0713 Brebes, Rabu (27/11/2019).
Acara ini disiarkan secara live di Radio Singosari 103.9 FM Brebes dan News
Singosari FM Ketanggungan, sedangkan tunda di Radio Top FM Bumiayu pada pukul
12.00 WIB setelahnya. Tampak Rara Elshanum atau Siti Khumairoh (31), memandu di
Studio 2 Singosari 103.9 FM Brebes.
Narasumber yang dihadirkan adalah salah satu Babinsa inspiratif Kodim Brebes,
penggagas Rubuha (Rumah Burung Hantu) di wilayah Kecamatan/Koramil 08 Bumiayu,
Sertu Eko Nuhyoto. Dirinya juga telah mendapatkan penghargaan dari Danrem 071
Wijayakusuma, Kolonel Kavaleri Dani Wardhana (28/10), atas gagasannya mengatasi
hama para petani padi di dua desa, Kalinusu dan Kaliwadas.
Dalam kesempatan ini, Babinsa mendapatkan 5 penelepon yang menanyakan
seputaran tentang burung hantu dan cara kerja sebagai pemangsa tikus sawah.
Diterangkannya, bahwa di Desa Kaliwadas terdapat enam Rubuha yang dibangun
dengan menggunakan tiang pipa paralon yang diisi cor-coran semen dengan biaya
senilai Rp 750 ribu/rumah, burung hantu dan kini telah terisi 5 ekor jenis tyto
alba (serak Jawa) dan tyto almae (serak seram). Untuk anggarannya didanai dari
BPP Kecamatan Bumiayu dan telah dibuat pada 2014 silam.
“Saat ini ada dua pasang burung hantu yang sedang bertelur dan satu pasang
telah menetaskan anak,” ucapnya.
Di lahan seluas 5 hektar percontohan ini, kini tikus sawah menyusut sekitar
40 persen dan panen warga rata-rata meningkat sebanyak 1 ton jenis padi
situbagendit.
Sedangkan di Desa Kalinusu, telah didirikan 9 Rubuha dengan media tiang
bambu swadaya masyarakat, tersebar di lima titik lokasi milik Poktan Galuh
Tani, Beji Tani dan Sri Unggul Tani. Di sini telah terisi sebanyak enam
ekor.
Dijelaskannya juga, bahwa untuk ukuran box Rubuha adalah 40 x 60 x tinggi
40 centimeter, dengan lubang utama 25 centimeter. Burung hantu tidak bisa
membuat sarang sendiri, sehingga harus dibuatkan sarang untuk memancingnya
tinggal.
“Pastikan Rubuhan rapat dan hanya satu lubang masuk. Ini karena predator
malam ini suka dengan gelap,” bebernya.
Dengan cara ini memang membutuhkan waktu namun hasilnya sangat efektif. Ini
karena burung hantu sanggup memakan tikus yang merupakan makanan utamanya
sebanyak 10-12 ekor sehari, dari kemampuannya melihat mangsanya sejauh 500
meter. Burung ini juga mampu mendeteksi suara dari gerakan gerombolan tikus
sejauh 12 kilometer dengan daya jelajah mencapai radius 12 kilometer.
Waktu berburu setiap malam bahkan tidak mengenal hujan. Jika berbunyi saja,
suaranya sudah membuat para tikus bubar. Satu ekor saja mampu mengawasi lahan
seluas 5 hektar.
“Semoga apa yang disampaikan ini dapat bermanfaat bagi para petani yang
dekat kawasan hutan (radius 3 kilometer). Jika melihat adanya aktivitas burung
hantu, tidak ada salahnya membuatkan rumahnya untuk mengatasi tikus,”
pungkasnya.
Tak lupa ia berpesan kepada para petani, agar juga menjaga kelestarian ular
sawah yang juga sebagai predator tikus alami dalam rantai makanan.
Sekedar
diketahui, bahwa dialog interaktif ini ditayangkan setiap hari Rabu pagi mulai
pukul 10.00-11.00 WIB. Dapat diakses melalui telepon (0283) 671636, link
youtube di https://youtu.be/7heRkU14Llk, link radio
streaming di http://singosarifmbrebes.radiostream123.com/
serta http://www.topfm951.net/. (Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar