GROBOGAN – wartaekspres.com - Babinsa Koramil 0717/04
Godong, Serda Ngadiman melakukan pendampingan panen padi menggunakan alat
modern, yaitu mesin Combine di area persawahan Desa Wanutunggal, Kecamatan
Godong, Kabupaten Grobogan, Senin (25/3).
Panen padi menggunakan mesin Combine lebih efisien harga jualnya lebih
tingga, rata-rata hasil panen yang dihasilkan petani mencapai lima sampai
enam ton per hektar. Alat yang digunakan untuk panen padi Combine dan blower harga
padi per kilogram jika menggunakan blower berkisar Rp. 3.900- Rp. 4.000, sedangkan yang menggunakan Combine per
kilogram kisaran Rp 4.200- Rp. 4.400.
Menurut Serda Ngadiman, proses panen padi dapat dilakukan melalui dua macam
cara, yaitu melalui cara tradisional dan modern, metode tersebut mempunyai
kelemahan dan kelebihan.
Misalnya, untuk daerah pertanian yang lahannya luas dan datar kalau
menggunakan cara tradisional hasilnya kurang efisien, sehingga penggunaan alat
seperti Combine sangatlah tepat, karena mesin ini mempunyai kemampuan kerja
merontokkan butir padi dari tangkainya sekaligus menebang batang padinya.
Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya tanaman yang perlu
mendapat perhatian khusus. Misalkan pada saat panen itu waktu kritis, karena untuk tanaman padi
apabila saat panen terlambat maka kualitas maupun kuantitas hasilnya kurang
bagus.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah itu dengan
cara meningkatkan kapasitas dan efisiensi kerja dengan menggunakan mesin panen.
“Panen menggunakan mesin lebih efisien dan biaya panen per hektar dapat
lebih rendah dibanding cara tradisional,” ungkap Serda Ngadiman.
Penggunaan Combine yang bisa dioperasikan tiga hingga empat orang ini
sangat membantu petani, dikarenakan waktu pemangkasan lebih cepat dan menghemat
jumlah tenaga kerja dan pemanenan padipun juga cepat selesai, sehingga para
petani bisa segera menyiapkan masa tanam padi kembali,” ungkapnya.
Sukiran (57) pemilik lahan, di sela-sela kegiatan mengatakan, bahwa memanen
padi menggunakan arit atau cara manual dengan memotong tangkai padi dengan
pisau kecil sangat lama.
“Perbandingan penggunaan arit dan Combine sangat jauh berbeda. Apalagi pada
bulan Maret hingga April merupakan waktu yang cocok untuk menanam padi masa tanam
kedua (MT2), sehingga harus cepat-cepat dalam penanaman padi yang baru,” kata Sukiran.
Memanen
padi menggunakan Combine selain hemat ongkos produksi, juga menekan potensi
kehilangan gabah (padi), penyusutan gabah bisa ditekan dari 10% menjadi hanya 2%.
Jika misalkan hasil panen menempuh angka 1 ton beras, maka dengan mesin Combine
ini penyusutan gabah hanya 20 kg,” pungkasnya. (Pendim 0717/Pwd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar