KARAWANG – wartaekspres.com - Panglima TNI, Marsekal
TNI Hadi Tjahjanto, S.IP, bersama Kapolri, Jenderal Pol. Prof. H. Tito
Karnavian, Ph.D, melaksanakan silaturahmi di Pondok Pesantren Al-Baghdadi,
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu malam (30/3/2019).
Kunjungan Panglima TNI dalam rangka menghadiri Dzikir Manaqib
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani dan Doa Bersama ratusan ribu jamaah, terdiri dari
santri/santriwati, para alim ulama, pengasuh pesantren, tokoh masyarakat
Karawang, dan personel TNI-Polri.
Dalam pidato kebangsaannya, Panglima TNI mengatakan, bahwa silaturahmi ke Pondok Pesantren dan berjumpa dengan pengasuh
pesantren serta para santri/santriwati sangat penting. “Pondok Pesantren adalah
samudera ilmu, di pesantren para santri/santriwati digembleng dan dipersiapkan
untuk menjadi umat yang berkualitas. Di pesantren para santri memperoleh
gemblengan, memahami ajaran agama, serta menjadi ujung tombak pembinaan umat di
masa mendatang,” jelasnya.
Selanjutnya dikatakan, bahwa apabila Indonesia akan menjadi salah satu
kekuatan ekonomi terbesar di dunia seperti Cina, India dan Amerika Serikat,
sumber daya manusia Indonesia harus menjadi manusia yang unggul. “Manusia yang
unggul itu sudah ada di diri kita masing-masing sesuai dengan karunia yang
diberikan oleh Allah SWT,” ucapnya.
Menurutnya, ada empat potensi yang dimiliki dan dapat dikembangkan untuk
menjadi manusia unggul. Pertama, potensi intelegensi antara
otak kiri dan otak kanan. Otak kiri untuk menghafal ilmu pengetahuan dan otak
kanan untuk inovasi. Itu merupakan kekuatan utama potensi pikiran. Kedua, potensi
emosi manusia, harus dididik dengan baik dan saling menghormati dan menghargai
antar sesama anak bangsa.
Ketiga, potensi fisik manusia Indonesia harus dijaga. “Apabila kedua potensi
tadi di atas kemampuan intelegensi, kemampuan emosi menjadi satu dalam tubuh,
maka akan memiliki motorik dan badan tubuh yang bagus, sehingga bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang berpostur bagus,” katanya.
Keempat, potensi ritual agar bangsa Indonesia memiliki akhlak yang mulia. “Apabila
empat-empatnya sudah tercapai dan didapatkan dari Pondok Pesantren, maka
Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang unggul,” ucapnya.
Di sisi lain, Panglima TNI mengatakan, bahwa sebentar lagi bangsa Indonesia
akan melaksanakan Pemilu serentak. Menurutnya, Pesta Demokrasi ini adalah salah
satu wujud keikutsertaan masyarakat luas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena di dalamnya terkandung semangat dan kegembiraan berdemokrasi.
“Memang akan terdapat perbedaan pandangan dan pilihan. Namun itu kita
hargai, sehingga persatuan dan kesatuan bisa kita bangun, tunggal ika semua
juga bisa kita jaga dan Indonesia akan menjadi negara yang kuat, karena
bangsanya, rakyatnya memiliki jiwa korsa, memiliki persatuan dan kesatuan
bangsa,” pungkasnya.
Turut hadir pada acara tersebut diantaranya Aslog Panglima TNI, Marsda TNI
Kukuh Sudibyanto, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Tri Soewandono, Kapolda
Jawa Barat, Irjen Pol. Drs. Agung Budi Maryoto, M.Si, Pengasuh Pondok
Pesantren Al Baghdadi, Abah KH Junaedi Al Baghdadi dan Bupati Karawang,
Cellica Nurrachadiana. (Puspen TNI, 31
Maret 2019)