JAKARTA - wartaekspres - Penggunaan teknologi yang semakin mudah dimanfaatkan oleh musuh untuk
menyerang. Contoh terbaru adalah serangan drone ke kilang minyak Arab Saudi,
yang lebih sederhana lainnya adalah media sosial yang digunakan untuk
menggerakkan kerusuhan, ataupun bahkan merekrut sel-sel teroris baru.
Demikian sambutan Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.)
Hadi Tjahjanto, S.IP, yang dibacakan Irjen TNI Letjen TNI M. Herindra, MA,
M.Sc, pada acara Seminar Nasional TNI yang mengangkat tema “Reformasi TNI Menuju Transformasi TNI Tahun 2045” dengan dihadiri 200 peserta dari
berlatar belakang pendidikan dan profesi, bertempat di Aula Gatot Soebroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (25/9/2019).
Menurut Panglima TNI, dunia sedang berubah dan
perubahan itu semakin cepat. Di satu sisi kemajuan teknologi memungkinkan
menciptakan teknologi baru. Di sisi lain muncul paradoks berupa kesenjangan
akibat jurang terkait penguasaan dan pemanfaatan teknologi. “Muncul penggunaan
teknologi untuk tujuan yang bertentangan dengan kepentingan bangsa dan negara,”
katanya.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan, bahwa secara khusus Indonesia masih berhadapan dengan berbagai bencana
alam dan juga masih memiliki tantangan berupa gerakan separatisme maupun terorisme.
“Terdapat pula perubahan iklim dan pertambahan jumlah penduduk yang berkaitan
dengan ketersediaan pangan, energi, ataupun air,” ujarnya.
Di sisi lain, Panglima TNI menjelaskan, bahwa diperkirakan pada tahun 2045 jumlah penduduk dunia akan mencapai 10
miliyar jiwa. Menurutnya Indonesia diramalkan akan menjadi negara maju dengan
Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kelima dunia.
“Satu dekade sebelumnya, yaitu pada tahun 2036
Indonesia mengalami bonus demografi yang sangat strategis bagi pembangunan nasional. Tetapi kita harus mewaspadai pula 20 sampai dengan 30 tahun kegagalan tinggal landas dan mencapai
keunggulan,” ungkapnya.
“Peluang dan tantangan tersebut, TNI telah
mencanangkan diri untuk menjadi organisasi yang adaptif, organisasi yang mampu
menghadapi perkembangan dunia dengan segala kompleksitas tantangannya,”
jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, TNI harus memperkuat sumber
daya manusia yang dimilikinya, tidak hanya sebagai pengawak Alutsista yang
modern, tetapi juga personel yang mengarahkan adaptasi inovasi. “TNI harus
merumuskan langkah-langkah strategis jangka panjang menjelang 100 tahun Negara
Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 2045,” tutur Marsekal TNI Hadi
Tjahjanto.
Panglima TNI berharap melalui Seminar ini, dapat
dihasilkan berbagai pemikiran cemerlang yang diarahkan kepada penyusunan
Rencana Strategis TNI tahap selanjutnya. “Seluruh peserta diharapkan dapat mengambil masukan-masukan dari para
narasumber serta berdiskusi dan memunculkan inovasi-inovasi bagi TNI masa
mendatang,” pungkasnya. (Puspen TNI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar