Selasa, 24 September 2019

Dansektor 21 Citarum Harum : Saya Malu Warga Laporan Aliran Sungai Hitam Dari Citalugtug


BANDUNG - wartaeksprea - Kolonel Inf. Yusep Sudrajat, selaku Dansektor 21 Citarum Harum, terlihat semakin bekerja keras untuk percepatan pembenahan ekosistem di Sungai Citarum. “Saya sebagai TNI (Satgas) dibilang malu ya malu, dalam dua minggu ini banyak warga yang laporan ke saya tentang kotornya Sungai Cisangkuy. Saya sudah paham salah bahwa Sungai Cisangkuy kotor disebabkan karena (anak sungai) Citalugtug ini, lokasinya 400 sampai 500 meter dari PT. Adetex dan Papyrus,” ujar Dansektor 21.
Alat berat berupa excavator diterjunkan Satgas Citarum Harum Sektor 21 di aliran Sungai Citalugtug, tepatnya di wilayah RW 02 dan RW 03, Desa Tarajusari, Banjaran, Kabupaten Bandung.
Hal ini dilakukan Satgas Citarum untuk mencari tahu penyebab fenomena aliran Sungai Citalugtug yang berubah warna menjadi hitam di beberapa titik, sehingga menyebabkan aliran Sungai Cisangkuy sebagai muara berimbas menjadi hitam.
Akibat dari menghitamnya aliran Sungai Cisangkuy yang disebabkan oleh anak Sungai Citalugtug, membuat Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat dan jajaran Subsektor 07 Cisangkuy bekerja keras untuk menemukan faktor penyebabnya.
Sungai Citalugtug merupakan aliran sungai yang dimanfaatkan oleh 2 perusahaan sebagai media pembuangan limbah cair PT. Adetex dan Papyrus Sakti Mills. Namun fenomena menghitamnya aliran Sungai Citalugtug terjadi setelah berjarak beberapa ratus meter dari outlet pembuangan limbah kedua pabrik.
Ditemui di lokasi Sungai Citalugtug oleh wartawan, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat mengungkapkan alasan diterjunkannya alat berat, selain untuk normaliasasi aliran Sungai Citalugtug juga ingin memastikan apakah ada kemungkinan terdapat lubang/pipa ‘siluman’pembuangan limbah industri di aliran sungai tersebut.
Pasalnya, fenomena perubahan warna aliran sungai menjadi hitam terjadi di sekitaran 400-500 meter setelah lokasi pabrik.
“Selama dalam pengawasan Satgas Citarum, PT. Adetex dan Papyrus keluar air (warna) normal, sampai di Citalugtug ini baru berubah hitam dan bau. Sudah beberapa kali kita lakukan pembersihan manual dan alat berat tapi tidak ketemu, hari ini kita kerahkan lagi, kita lihat apakah ada lubang siluman atau tidak di sini,” ungkapnya.
Ini adalah salah satu upaya yang dilakukan Satgas untuk mencari tahu penyebab Sungai Cisangkuy menjadi hitam. “Kalaupun tidak ada lubang siluman, sedimentasi hitam yang ada di sini kita angkat semuanya,” tegas Dansektor 21.
Yang kedua, kata Kolonel Yusep, saya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas LH Kabupaten Bandung dan petugas Dinas LH sudah mengambil sampel air dari beberapa lokasi sungai dan limbah dua pabrik, dan menurut informasi yang didapat Dansektor 21, bahwa hasilnya sudah ada, pengambilan sampel limbah di Papyrus cod-nya 700 jauh di atas ambang batas, kalau adetex masih masuk (baku mutu).
“Tapi yang menyebabkan perubahan warna di sini kami belum tahu, tapi saya sekarang hanya melihat kita bereskan dulu di sini, nanti setelah dibersihkan mudah-mudahan bisa clear airnya atau memang ada lubang siluman di sini,” tuturnya.
Dirinya juga mengungkapkan, bahwa menerjunkan alat berat ke lokasi pengerukan dan normalisasi Sungai Citalugtug bukan tanpa kendala. Namun atas komunikasi dan koordinasi yang dilakukan satgas dan dukungan perangkat dan penduduk setempat akhirnya alat berat bisa turun ke sungai.
Sementara Ade Wardiana, Ketua RW 03 mewakili warga mengatakan, bahwa dirinya sebagai warga masyarakat di sini merasa beruntung, karena dalam upaya program kegiatan ini.
“Ya kami sebagai warga merasa beruntung, apalagi kalau dalam program seperti ini, jika saya yang mengajukan belum tentu akan terkabul,” ungkapnya.
“Dengan adanya program Citarum Harum saya sangat berterima kasih kepada bapak TNI Satgas Citarum Harum karena sudah mau peduli seperti ini terhadap lingkungan,” tambahnya.
Ade Wardiana juga sedikit bercerita, bahwa dahulu Sungai Citalugtug ini bermanfaat bagi warga, khususnya di RW 03 dan RW 02, Desa Tarajusari, berbeda dengan kondisi sungai saat ini.
“Kalau dulu banyak manfaatnya, bisa pake nyuci baju, air mandi, dan dipake untuk keperluan sehari-hari. Kalau sekarang mah jangankan buat keperluan, turun (ke sungai) juga udah gatal gatal,” ujarnya yang juga diaminkan oleh Ketua RW 2 Ade Sudrajat.
“Mudah-mudahan dengan adanya normalisasi ini bisa ada perubahan lebih baik, walau gak mungkin bisa balik lagi kondisinya seperti dulu, itu sudah alhamdulillah bagi masyarakat,” harap mereka kompak. (Tim JPCH/Kana Pena Sukma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....