JAKARTA - wartaekspres - Dalam rangka
menyambut peringatan HUT ke-74 TNI tahun 2019, Mabes TNI menggelar “Doa Bersama
HUT Ke-74 TNI dan Untuk Pahlawan Revolusi” atas jasa-jasa
para pahlawan bangsa yang rela mengorbankan jiwa raganya demi merah putih.
Doa bersama yang
diikuti 7.057 orang Prajurit dan PNS TNI dan Polri dilaksanakan secara serentak
di empat tempat, yaitu Agama Islam di lapangan Plaza, Agama Kristen
Protestan di Gereja Bukit Kasih, Agama Kristen Katholik di Gereja Bunda Maria
Fatimah dan Agama Hindu di Pura Tri Jaya Dharma Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta
Timur, Senin malam (30/9/2019).
Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (HC) Hadi Tjahjanto, S.IP, yang diwakili Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, SE, MM, dalam sambutannya mangatakan, bahwa doa bersama ini sesungguhnya tidak hanya ditujukan kepada TNI yang
akan berulang tahun pada tanggal 5 Oktober nanti.
“Tetapi lebih luas lagi kita berdoa bagi bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Kita berdoa bagi persatuan dan
kesatuan bangsa yang akan membawa kepada kejayaan Indonesia,” ujarnya.
Menurut Panglima TNI, akhir-akhir ini kita rasakan
tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, semakin rumit berbagai bencana dan
peristiwa bertubi-tubi. “Kita alami bersama mulai dari gempa bumi, letusan gunung
berapi, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kerusuhan di Papua dan Papua
Barat sampai demonstrasi yang berujung kerusuhan dan huruk pikuk Pilkada
serentak dan Pemilu dan sebagainya,” terangnya.
Lebih lanjut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan, bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara sedang menghadapi cobaan, di usia
74 tahun ternyata belum cukup dewasa, untuk itu bangsa Indonesia
agar saling menghargai dan menghormati, menyadari perbedaan dan menjadikan
kekuatan serta bahu-membahu dalam pembangunan pendiri bangsa ini.
“Sesungguhnya kita sudah menyadari hal tersebut
sehingga menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan, sebagai bagian dari
komponen bangsa TNI memiliki kewajiban untuk bersinergi dengan komponen
lainnya. Kita harus bersama-sama memanfaatkan setiap potensi yang ada untuk
kesejahteraan rakyat dan kemajuan bersama,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI juga berpesan agar tidak boleh ada yang
tertinggalkan dan terpinggirkan atau tertinggal sama sekali. Indonesia adalah negara yang besar, punya segala-galanya. “Kekayaan alam yang
melimpah, penduduk yang besar serta keanekaragaman yang
begitu banyak,” ucapnya.
“Semoga melalui doa bersama ini Tuhan Yang Maha Kuasa
memberikan berkahnya kepada bangsa dan negara Indonesia serta TNI dapat melaksanakan setiap tugas pokok yang telah dipercayakan kepada rakyat Indonesia. Semoga Allah SWT mencintai seluruh langkah perjuangan kita demi kejayaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama,” pungkasnya.
Adapun penceramah Agama Islam oleh Maulana Habib Lutfi
Bin Ali bin Hasyim bin Yahya, Agama Kristen Protestan Pendeta Dr. Alexius
Letlora, M.Min, Agama Kriten Katholik Uskup Mgr. Yohanes Harun Wiyono dan Agama
Hindu Dr. I Wayan Swastika, M.Si. (Puspen TNI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar