PROBOLINGGO - wartaexpress.com - Efraningsih (40), istri Almarhum Ahmad Baidlowi warga Desa Dawuhan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo menuntut keadilan kepada penegak hukum terkait pembantaian suaminya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata KKB di Papua, pada bulan September lalu.
“Saya memohon kepada aparat penegak hukum serius mengusut
kematian almarhum suami saya, ia memang hanya seorang tukang ojek tapi di mata
keluarga dia adalah pahlawan, ada anak kami yang masih sekolah dasar kehilangan
sosok seorang bapak dan kepastian kehilangan biaya pendidikan,” katanya
lirih, Senin (16/11/2020).
Efrianingsih menambahkan, bahwa Pemerintah jangan hanya fokus
mengusut kematian Pendeta Yeremia Zanambani, karena setiap warga negara
memiliki hak yang sama di mata hukum dan berharap satu per satu kasus pembunuhan
di Papua dapat diungkap.
Sementara itu, Rohilin (30) anak angkat almarhum
menjelaskan, bahwa sejak kematian Baidlowi tak satupun aparat penegak hukum
maupun perwakilan pemerintah mengabarkan perkembangan kasusnya.
“Kami juga meminta keadilan, ayah kami dibantai sangat keji oleh
KKB di Papua, kami harap aparat penegak hukum maupun perwakilan pemerintah
setidaknya bersedia menyampaikan perkembangan kasusnya,” harapnya.
Menanggapi tuntutan keluarga korban kekerasan KKB Papua,
penasehat komunitas Bromo Lawyer Club, Dr. Totok Sugiharto, SH, M.Hum,
menyatakan siap mengawal perkembangan kasus Baidlowi. Bahkan dosen Universitas
Panca Marga Probolinggo ini berharap korban-korban lain juga satu suara
menuntut keadilan.
“Saya berharap pemerintah harus peduli, walaupun Probolinggo ini
kota kecil, pemerintah pusat dan daerah harus peduli, kami akan
menginvestigasi, mengumpulkan data dan bahan keterangan serta kita akan mencari
data di Jakarta, sejauh mana pengusutan kasus Baidlowi,” katanya.
Seperti diketahui, Bromo Lawyer Club (BLC) adalah komunitas
para pengacara di Kota Probolinggo, dengan misi kemanusiaan. Sejumlah Lawyer
senior menjadi punggawanya, seperti Putut Gunawarman, Budi Santoso dan Hasmoko.
BLC menjadi harapan masyarakat Tapal Kuda untuk membantu menyelesaikan beberapa
persoalan hukum masyarakat Probolinggo.
Di tempat terpisah saat dihubungi, Kapolres Probolinggo
AKBP Fredy Irawan mengatakan akan mempelajari data soal kematian Ahmad
Baidlowi. “Mohon waktu saya akan cari datanya dulu,” ujar Kapolres melalui
pesan singkat.
Sebelumnya, Sabtu (19/9/2020) serangkaian peristiwa
kekerasan hingga merenggut nyawa terjadi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan
Jaya, Papua. Dua korban tewas yakni Pendeta Yeremia Zanambina dan Ahmad
Baidlowi warga Probolinggo yang berprofesi sebagai tukang ojek di Distrik
Hitadipa, Papua.
Desakan mengusut tuntas kasus tersebut kemudian datang dari sejumlah pihak. Hingga Kemenko Polhukam membentuk tim pencari Fakta mengungkap kasus hingga dalang kekerasan. Berharap tim pencari fakta tidak hanya mengusut tewasnya Pendeta Yeremia, keluarga Almarhum Ahmad Baidlowi juga ikut mencari keadilan. (Kontr/A.Rohanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar