PUNCAK - wartaexpress.com - Kepala Suku Dani, Kabupaten Puncak Ilaga, Papua, Jembatan Murib, meminta masyarakatnya untuk tetap berpegang teguh kepada kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya Jembatan Murib sebagai Kepala Suku Dani, Kabupaten Puncak Ilaga,
meminta kepada masyarakat untuk berpegang teguh kepada kedaulatan
NKRI,” ujarnya dalam acara pertemuan dengan para tokoh adat dan
masyarakat lainnya, Selasa (24/11/2020).
Jembatan Murib menyatakan, bahwa pemerintah adalah wakil Tuhan di bumi ini.
Sebagai masyarakat harus patuh terhadap pemerintah. “Selain
itu, pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus kepada kami
masyarakat Papua, mulai dari pembangunan hingga banyak anak-anak Papua yang
telah menjadi pejabat-pejabat pemerintah baik itu di Papua sendiri maupun juga
di luar Papua,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Jembatan Murib juga mengucapkan terima kasih kepada
aparat keamanan yakni TNI-Polri, yang telah memberikan rasa aman kepada
masyarakat di Kabupaten Puncak. Sehingga aktivitas masyarakat sehari-hari bisa
berjalan dengan aman dan damai.
Namun, tidak dapat dipungkiri Jembatan Murib termasuk beberapa kepala suku
lainnya, sangat menyayangkan adanya pembunuhan beberapa anggota masyarakatnya
baru-baru ini. “Aksi pembunuhan tersebut tidak terlepas dari kehadiran
kelompok bersenjata yang baru saja datang dari Tembagapura,” ujarnya.
Para kepala suku yang demi keselamatannya menolak namanya disebutkan,
menyatakan hal yang hampir serupa. “Sekarang Marga Alom-Magai, Suku Damal
sudah menolak kehadiran OPM di Kabupaten Puncak. Kami trauma setelah
perang suku 2010-2011 yang mengakibatkan adanya anggota Suku Damal yang
ditembak oleh OPM, sehingga kami Suku Damal menolak kehadiran OPM di Ilaga,”
ucapnya.
Bahkan seorang anggota masyarakat yang tidak mau identitasnya disebut
menyatakan, bahwa hidup mereka penuh dengan ancaman OPM. “Setiap hari kami
dipaksa mendukung kegiatan mereka. Mereka tidak segan untuk membunuh kami jika
keinginannya ditolak,” ucapnya.
Pernyataan masyarakat tersebut berdasarkan kenyataan, karena beberapa hari
terakhir terdapat lima orang meninggal dunia oleh orang tak dikenal (OTK).
Meski beragam pendapat telah bergulir, namun tidak dapat dipungkiri bahwa
kejadian ini tidak terlepas dari persiapan adanya peringatan 1 Desember sebagai
hari ulang tahun OPM.
Padahal dalam tubuh OPM sendiri terdapat perpecahan, yang disebabkan oleh
adanya persaingan dan perebutan wilayah kekuasaan dan kepemimpinan antara kelompok
OPM yang sudah berada di wilayah Ilaga dengan kelompok OPM yang baru datang
dari luar wilayah.
Hal ini bukan rahasia lagi untuk masyarakat sekitar Ilaga, bahwa kedua pihak tersebut telah bertikai cukup lama karena adanya perbedaan pemahaman. Ironisnya, kedua belah pihak tidak peduli bahwa perbedaan dan pertikaian tersebut harus berujung pada timbulnya korban di pihak masyarakat. (A.Rohanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar