MAKASSAR - wartaekspres - Pendakian ke Bulu' Batu Eja (1.034 MDPL) yang digagas oleh KPCI (Komunitas Pendaki Cilik Indonesia) Korwil Sulsel bukan pendakian biasa, tetapi pendakian amal yang diperuntukkan bagi penyintas Kanker terutama anak-anak bekerjasama dengan YKAKi Makassar.
Tiba-tiba saja Hendi Pangkalaeng datang menyambangi basecamp KPCI Korwil Sulsesl (16/8) menjelang siang, jadwal pendakian via Lebong dialihkan Via Bontokassi yang sebenarnya juga jauh tapi bisa mampir di rumahnya (basecamp Pangkalaeng di Majannang), berhubung hanya Nur Aisyah Alam Priyani Hakim (pendaki cilik) dan satu pendamping yang deal berangkat.
Akhirnya disepakati,
kami lewat via Bontokassi dengan mempertimbangkan waktu dan kami menyerahkannya
ke Hendy, apalagi dia faham betul dengan jalur yang dilewati.
Menjelang siang, perjalanan pun bermula, di basecamp tim dilepas kawan-kawan cilik Nur Aisyah Alam Priyani Hakim (Cha2)
Benar saja,
perjalanan ke lokasi sungguh berkesan dan lebih cepat, sore hari menjelang
asar, kami sudah tiba di Parang Bossolo (bukit Santai) dan berbelanja segala
keperluan di warung yang ada di pelataran parkiran Bukit Santai.
Sengaja memang kami
membeli kebutuhan logistik disana agar kami juga berkontribusi buat pemasukan
warga, apalagi kami sering mengunjungi tempat ini bersama teman-teman penggiat
alam bebas lainnya.
Setelah bercengkrama dengan teman-teman pengelola bukit santai dan warga, kami pun melanjutkan perjalanan ke basecamp pendakian Gunung Pangkalaeng.
Awalnya kami mau
trekking saja seperti yang sudah-sudah, tapi Hendy meyakinkan kami, terpaksa
dengan berat juga, kami memilih naik motor ke lokasi, dan benar juga, walau
perjalanan berat kami akhirnya tiba di lokasi di kediaman Bapak Bado. Disambut
dengan tuak manis, dan makanan kesukaan, sayur nangka dan ikan bete-bete
goreng, perjalanan berat akhirnya terbayar.
Di basecamp, tersisa
dua rumah saja, yang lain telah pindah ke Patuku atau Kampung Kassi, keseharian
bapak Bado' selain bertani dia membuat gula merah
Perjalanan ini tentu mengajarkan banyak hal, tentang kebersamaan, mengenal masyarakatnya lebih dekat, bukan hanya mendaki ke puncaknya saja, tapi ada kedekatan manis yang terjalin antara pendaki dan masyarakatnya.
Sayangnya waktu yang
tidak memungkinkan untuk mendaki di Gunung Pangkalaeng, karena tanggal 17
Agustus sudah harus menjejak puncak Batu Eja, yang masih beberapa jam lagi dari
lokasi.
Di hari kedua,
perjalanan mantap menuju puncak Gunung Batu Eja, sesuai target, sebelumnya kami
akan mampir sejenak di Bukit lndah Patuku, bukit yang belakangan ini banyak
didatangi para pecinta otomotif dan pecinta alam
Sejam berkendara dengan trek menantang, kami tiba di Bukit lndah Patuku, sayangnya tidak ada pengelola yang ada siang itu, setelah beristirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan ke basecamp pendakian Gunung Batu Eja.
Trek kembali
menantang, menurun dan menanjak, kerap kami berjumpa dengan warga yang sedang
mencari kayu bakar di hutan. Menjelang siang kami akhirnya tiba di basecamp,
beristirahat, shalat Dzuhur dan makan siang.
Pendakian dilanjutkan
setelah makan siang dipandu oleh Hendi dan Adrian (Pendaki Patuku)
Pendakian ke Gunung Batu
Eja memang lebih cepat, terbukti sorenya, tepat pukul 16.09 WITA kami
menjejakkan kaki di Gunung Batu Eja dan membentangkan spanduk sponsor kegiatan.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama dengan Nuart Sandal, Wack 2nd Street, Walked, Ken Outdoor Lampung, YKAKi Makassar, KPCI (Komunitas Pendaki Cilik Indonesia) Korwil Sulsel, Jelajah Nusantara, Hendi dan Adrian (pendaki Patuku). Semoga kerjasama ini bernilai ibadah dan meringankan para penyintas Kanker terutama anak-anak (Galang Jelajah Nusantara/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar