SURABAYA - wartaekspres - Sosialisasi pembuatan
kompos inovasi oleh tim pembuatan kompos STTAL yang dipimpin Kaprodi S1 T.
Elektro Letkol Laut (E) Erpan Sahiri, ST, MT, M.Tr. (Hanla) bersama Kaprodi S1
T. Mesin Letkol Laut (T) Wawan Kusdiana, ST, MT, dengan anggota tim kompos
mempraktekkan di hadapan Civitas Akademika STTAL berlangsung di belakang Gedung
Laboratorium, Pulau Dana, Kampus STTAL, Jl. Bumimoro-Morokrembangan, Surabaya,
Rabu (29/4/2020).
Seperti kita ketahui bersama, bahwa ada beberapa cara untuk membuat pupuk
kompos, namun cara yang lebih mudah menggunakan EM4, kalau secara alami daun
jatuh mengalami pengeringan, pelapukan dan penguraian yang oleh mikro organisme
mengeluarkan enzim yang menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan, dan
prosesnya kurang lebih memakan waktu 90 sampai 100 hari tergantung dari
kelembaban daerah tersebut.
Pada proses pembuatan kompos oleh tim kompos sekaligus sosialisasi
mempraktekkan bagaimana cara pembuatan kompos inovasi STTAL di hadapan para
personel, dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang cara pemanfaatan
limbah sampah di lingkungan kampus/rumah dengan bahan sampah dedaunan/ranting
pohon/limbah sayuran di hadapan para personel, dengan antusias mendengarkan dan
ikut mempraktekkannya dengan harapan dapat mendukung ketersediaan pupuk kompos
dalam penguatan ketahanan pangan akan kebutuhan bahan pupuk untuk berbagai
tanaman toga yang berada di sekitar lingkungan Kampus STTAL Bumimoro.
Pada proses pembuatan kompos, yakni sampah organik yang berupa dedaunan,
rumput, limbah sayuran yang tidak terpakai, ranting pepohonan di lingkungan
kampus digiling dengan alat mesin penggiling, hal ini dengan tujuan untuk
membantu mempercepat proses penguraian.
Sehingga untuk mempercepat prosesnya dengan mudah, maka STTAL membuat
sebuah inovasi untuk membuat proses kompos organik dengan EM4 karena prosesnya
lebih cepat sekitar 1 bulan sudah bisa diaplikasikan kepada tanaman.
Dalam proses pembuatannya, STTAL mempunyai inovasi untuk lebih mengembangkan
lagi produk EM4 dengan cara, yakni EM4 yang sudah dibeli di toko sebanyak 1
liter ditambah dengan bahan dari tetes tebu yang sudah dicampur dengan air
bekas cucian beras dan sebutir ragi tape yang akan dimasukkan botol dan
ditutup, sehingga bisa menghasilkan 18 liter yang awalnya hanya 1 liter.
“Selanjutnya, cara pemrosesan tuangkan air ke dalam ember dan masukkan gula
dengan diaduk hingga merata dan baru masukkan EM4 dengan diaduk, selanjutnya
bahan yang sudah dicipratkan/semprotkan hingga merata kebahan serbuk kompos
yang telah digiling/dicacah tersebut hingga lembab, terakhir masukkan ke dalam
karung diikat dan pada setiap satu minggu agar diaduk hingga menunggu waktu
sebulan dan sudah bisa diaplikasikan sebagai pupuk tanaman," ujar Letkol
Laut (T) Wawan Kusdiana, ST, MT. (Rls/danil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar