Kamis, 12 November 2020

Letjen TNI Besar Harto Karyawan, SH, M.Tr. Kunker Ke Sumbar Sempatkan Diskusi Bersama Amphibi


BUKITTINGGI - wartaexpress.com -
Dalam rangka Kunjungan Kerja (Kunker) ke Sumatra Barat dan Napak Tilas ke Lubuk Sikaping, Pasaman Timur ke tanah kelahirannya Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan, SH, M.Tr. di sela-sela kunkernya ke Kota Bukittinggi melakukan sharing, silaturahmi dan temu ramah bersama Dewan Pimpinan Wilayah Amphibi Sumatera Barat yang didampingi DPD Amphibi Kab. Tanah Datar, setelah melakukan night dinner di RM Pauah Piaman di Kota Bukittinggi, Rabu (11/11/2020).

Dalam kesempatan itu, Nasrul, Ketua Amphibi Sumbar, didampingi Sekwil Amphibi Sumbar, Lingga Ananda, Ahmad Zaky, Kabiro ITE Sumbar Amphibi, Noviardi Rajo Mansur, Ketua Amphibi DPD Tanah Datar, dan Sekretarisnya Mutiara dan Tim lainnya.

Nasrul menjelaskan, bahwa kegiatan Amphibi di Sumatera Barat saat ini terkait permasalahan lingkungan hidup dan sosial kemasyarakatan, Amphibi telah melakukan perhatian terhadap Danau Singkarak dan Danau Maninjau yang mana di danau tersebut mengancam punahnya populasi Ikan Bilih.

Letjend Harto Karyawan, menanyakan tentang Ikan Bilih di Danau Singkarak yang merupakan ikan khas dari Danau Singkarak. "Apakah Bilih masih banyak di Danau tersebut?”

Nasrul menjelaskan, bahwa Ikan Bilih saat sekarang ini sudah mulai berkurang di danau tersebut, salah satunya penangkapan ikan Bilih menggunakan bagan dan menggunakan cahaya dengan ukuran mata jaring selebar dua milimeter. Akibatnya, ikan bilih yang kecil juga tertangkap.

Di sisi lain, Letjend Harto Karyawan menanyakan mengenai status Niniak Mamak, Bundo Kanduang, dan Tanah Ulayat dalam Adat Minangkabau. Bendahara Amphibi Sumbar yang notabene merupkan seorang Bundo Kanduang (perempuan) dalam Suku Minangkabau menjelaskan, bahwa setiap wanita yang sudah menikah diberi julukan Bundo Kanduang, namun setiap wanita yang belum menikah walaupun sudah berumur tetap dipanggil Puti yang berarti putri atau gadis yang belum menikah.

Niniak Mamak itu menurut garis keturunan ibu (matrilinealisme) yang berarti Mamak (paman) dalam suatu keluarga akan mewariskan gelar Datuk kepada kemenakannya, tetapi harta diwariskan kepada perempuan selaku Bundo Kanduang.

Nasrul juga menjelaskan mengenai hukum adat Tanah Ulayat di Minangkabau, bahwa Tanah Ulayat ini memiliki hukum adat tersendiri, dimana sejak dahulunya hukum adatlah yang dipakai mengenai, karena Tanah Ulayat di MinangKabau merupakan Pusako Tinggi (pusaka tinggi) yang hukumnya sudah ada dan jelas.

Letjend Harto Karyawan mengungkapkan, bahwa sebagai makhluk Allah harus bisa mengenali cakra diri masing-masing. Jika manusia sudah bisa membaca cakra dirinya maka sukses dunia akhirat Insya Allah dapat diraih.

“Saya senang dan sangat mendukung sekali tentang kegiatan kawan-kawan Amphibi di sumatera Barat tentang penyelamatan lingkungan hidup dan perbaikan sosial kemasyarakatan,” ujarnya.

Di akhir perbincangan hangat itu, Letjend Harto Karyawan memberikan sebuah buku hasil karyanya yang berjudul “The 8 Power of Cakra (Delapan Kekuatan Cakra)” kepada Amphibi. Di sisi lain Amphibi juga memberikan T-shirt berlogo Amphibi kepada Letjend TNI Besar Harto Karyawan sebagai kenang-kenangan yang notabenenya merupkan karya lokal (Anak Nagari). (Tia/Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....