TEGAL - wartaexpress.com - Petani di Desa Jati Lawang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengeluhkan rendahnya harga jual bawang merah, karena saat ini harga jualnya hanya Rp. 13.000 per kilogram dalam bentuk ikatan, sedangkan untuk brogolan hanya mencapai Rp. 22.000 per kilogram.
"Penurunan harga
jual bawang merah mulai terasa pada beberapa bulan lalu, sebelumnya padahal
pada akhir tahun 2019 harga jualnya masih cukup bagus sehingga masih
menguntungkan buat petani bawang," ujar Amri, salah seorang petani asal
Brebes yang menyewa lahan di Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Sabtu
(14/11/2020).
Ia mengatakan, bahwa
harga jual bawang merah, biasanya bisa mencapai Rp. 35.000, tapi pada masa
pandemi Covid-19, sangat sulit untuk harga naik.
"Kalau harga naik sulit, tapi turun bisa, kalau dihitung keuntungannya tergantung, apalagi kalau di sini kita menyewa tanah bengkok desa, jadi mikir biaya sewa, dan kitapun memakai pupuk non subsidi, tentu pengeluaran sangat besar," ungkap Amri.
Penyebab turunnya
harga bawang merah, diantaranya biasanya karena banyaknya petani yang memanen
dini tanaman bawang merahnya, karena khawatir pertumbuhannya kurang baik
menyusul cuaca hujan yang mulai meningkat.
Akibatnya, stok
bawang merah di pasaran melimpah, sedangkan permintaan cenderung stabil
sehingga harganya turun.
"Ketika tanaman
bawang merah terlalu banyak air, maka buahnya cenderung mengecil sehingga hasil
panennya juga menurun, jadi tidak seimbang dengan biaya dan tenaga,"
tambahnya.
Selain itu, saat ini
juga banyak hama penyakit yang mulai menyerang karena curah hujan yang cukup
tinggi, sehingga banyak petani yang memilih panen dini.
Amri mengakui, bahwa
untuk setiap hektarnya bisa mendapatkan
14 ton, kalau cuaca stabil dan hasilnya puluhan juta.
Untuk memanen bawang merah, petani harus menunggu 55 hari, tapi jika cuaca tidak memungkinkan biasanya petani memanen sebelum saatnya. (Gun/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar