SEMARANG - wartaexpres.com - Sejuta Karya Beribu Warna, adalah tema yang diusung dalam acara Festival Gedong Songo tahun 2020 ini. Diawali dengan penyajian Tari Bumi Serasi, acara yang dibuka oleh Bupati Semarang Dr. H. Mundjirin ES, Sp.OG tersebut, berlangsung meriah.
Dalam sambutannya,
Mundjirin menyampaikan, bahwa Kabupaten Semarang sebagai lokasi penyangga di
Jawa Tengah dan letaknya berada di lokasi yang strategis. Yaitu di
tengah-tengah Joglo Semar, dan memiliki
pesona wisata yang sangat banyak dan menarik. Bahkan Gedong Songo dijadikan
identitas Kabupaten Semarang.
Selain destinasi
andalan, Festival Gedong Songo juga dijadikan sebagai pusat budaya daerah yang
befungsi untuk nguri-nguri kebudayaan. Karena Gedong Songo merupakan pencerminan
masyarakat di masa lalu.
Hal serupa juga disampaikan
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsiih. Dewi
menyampaikan, bahwa maksud diadakannya festival adalah sebagai salah satu
bentuk promosi wisata di wilayah Kabupaten Semarang.
Sementara tujuan dari
acara akbar tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat secara umum
tentang potensi unggulan Kabupaten Semarang berupa keaneka-ragaman kearifan
lokal, baik dalam bidang kesenian maupun budayanya dalam hal ini adalah Resik-resik
Candi.
Festival yang
didukung berbagai atraksi tersebut juga memamerkan wisata serta pameran produk
UMKM asli dari Kabupaten Semarang.
"Sebenarnya acara ini memiliki makna penting, karena dilaksanakan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang sedang mewabah sebagai awal dan menjadikan pijakan kegiatan wisata yang berwarna dengan disertai harapan agar pandemi segera berlalu," ungkap Dewi Pramuningsih.
Sebelum Festival
dibuka, acara diawali prosesi pengambilan air di tiga mata air suci, yaitu Sumber
Tedeng dari Kecamatan Bandungan, Sumber Bening atau Sumber Suci dari Kecamatan
Sumowono dan Sumber Pethuk dari
Kecamatan Jambu. Kemudian dilanjutkan dengan Jamasan atau Pensucian Candi yang dilakukan oleh pamangku adat serta
peserta acara festival.
Acara itu sendiri
memiliki makna mendalam, dalam artian yakni dengan hati yang bersih menjaga
kelestarian serta kesejahteraan di wilayah Kabupaten Semarang.
Dalam pantauan wartaexpres.com di lokasi festival
terlihat beberapa penampilan sendratari yang apik dikemas dengan artistik oleh
tim kreatif serta kelompok tari, sehingga membuat penampilan bernuansa penuh berwarna.
Pertunjukan seni tari
yang ditampilkan, selain Tari Bumi Serasi juga Sendra Tari Ratu Sima juga ikut
meramaikan festival tersebut, yang menceritakan sebuah kepemimpinan seorang wanita. Ada juga Tari
Nawa Sanga yang dibawakan oleh anak-anak Sanggar Selo Songo. Dimana tari ini
berisi kekhusukan kesembilan orang yang mencerminkan sedulur Papat Lima Pancer
dengan artian sebagai gambaran energi magnet Gedong Songo sendiri.
Ditemui awak media
seusai acara, Bupati Semarang Mundjirin mengatakan, bahwa kondisi covid-19,
menyebabkan pariwisata dan kesenian terpuruk, mengkerut, dan tidak ada
pemasukan termasuk pendapatan asli daerah.
"Karenanya
dengan kebiasaan baru mencoba agar pariwisata bisa bangun lagi dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan baik dari pelaku wisata, tempat wisata, maupun
pengunjungnya," ungkap Bupati.
Dewi Pramuningsih
menambahkan, bahwa akibat adanya kasus Covid-19, pendapatan dari pariwisata
menurun drastis.
“Karena dampak Covid-19 ini, maka sektor pariwisata turun drastis sekitar 58%, artinya penurunan pengunjung menjadi 52%. Namun dengan adanya acara semacam ini maka kami optimis menargetkan 100% kenaikan sektor wisata, yang menarik di acara kali ini adalah bisa menggandeng pemangku adat Gedong Songo. Sehingga rangkaian acaranya lebih komplit, dan tahun ini ada kain sebagai ciri khas 1.000 makna, sehingga festival masa pandemi Covid-19 ini menjadi pijakan ke depan untuk lebih baik lagi,“ tegasnya. (Gun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar