JAKARTA - wartaekspres - Perkembangan
zaman di era globalisasi yang semakin dinamis dan berpengaruh terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara dapat memberikan ancaman, gangguan terhadap
keamanan dan keutuhan bangsa dan negara.
“Pelanggaran kedaulatan RI di Laut China Selatan
dengan adanya beberapa kali kasus pelanggaran wilayah oleh kapal nelayan China
yang dilindungi kapal penjaga keamanan laut China, ini merupakan persoalan yang
serius bagi seluruh komponen bangsa,” demikian disampaikan Asisten Teritorial
(Aster) Panglima TNI Mayjen TNI George Elnadus Supit saat membuka seminar
Nasional Kolaburasi, bertempat di Auditorium Pusjianstra TNI, Jl.
Kebon Sirih No.42 Jakarta Pusat, Rabu, (26/2/2020).
Aster Panglima TNI menjelaskan, bahwa masuknya kapal-kapal nelayan China secara ilegal dengan
pengawalan Coast Guard ke Laut Natuna, Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) Indonesia sempat membuat hubungan Indonesia-China memanas.
Kawasan perairan laut Natuna Utara yang secara
administrasi masuk wilayah kabupaten Natuna dan merupakan gerbang terluar
Indonesia di bagian utara. Secara Yuridis laut tersebut adalah wilayah
indonesia dengan berpegang pada ZEE Indonesia. Sementara adanya klaim sepihak
oleh China bahwa wilayah tersebut adalah miliknya yang menjadikan sembilan
garis putus-putus (Nine Line) sebagai patokan.
Aster Panglima TNI berharap dengan diselenggarakan
seminar ini, akan dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah sehingga dapat
menyumbangkan solusi atas persoalan yang terjadi bagi kepentingan nasional
Indonesia.
Seminar kolaburasi yang pertama kali digelar Ster TNI
ini bersama Pusjianstra TNI dan Universitas Sahid Jakarta, mengangkat tema “Penangann
Permasalahan Di Laut Natuna Utara Menjaga Kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Sementara peserta Seminar yang hadir terdiri dari
berbagai unsur komponen bangsa diantaranya dari TNI, Polri, Civitas Akademi,
Organisasi Masyarakat, dan Instasi Pemerintah.
Pembahasan dalam seminar lebih difokuskan pada agenda
membahas isu-isu yang berkembang serta solusi yang diharapakan khususnya
terhadap wilayah Natuna yang merupakan bagian dari Kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). (Puspen TNI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar