PURWOREJO - wartaexpress.com - Kegaduhan warga masyarakat terkait dengan beredarnya foto seorang perempuan yang telanjang (bugil) yang ada di media sosial, dan diduga dilakukan oleh oknum perangkat desa (Sekdes) Desa Ketiwijayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, beberapa waktu lalu, mendapatkan tanggapan dan klarifikasi dari yang bersangkutan, Jumat (20/2/2023).
Acara klarifikasi dan
tanggapan dilaksanakan di Balai Desa Ketiwijayan dihadiri oleh Ketua BPD, Kepala
Desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan Kapolsek Bayan serta anggota
Babinsa Koramil Bayan.
Sebelum memberikan
klarifikasi dan tanggapannya, Sekdes Ketiwijayan memberikan waktu kepada warga
masyarakat untuk menyampaikan persoalan apa yang harus diklarifikasi, karena Sekdes
mengaku bingung dan tidak tau apa yang harus dilakukan klarifikasi, sebab dirinya
belum pernah melihat kebenaran tentang foto bugil yang dikatakan mirip
dengannya dan beredar di masyarakat.
Foto bugil yang beredar dan diduga dilakukan oleh seorang perangkat desa (Sekdes) dinilai tidak pantas dan mengundang keresahan masyarakat Desa Ketiwijayan, sehingga beberapa warga masyarakat meminta Sekdes untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
“Kami warga masyarakat Desa
Ketiwijayan merasa kecewa dan malu dengan beredarnya foto bugil Bu Sekdes,
untuk itu kami menawarkan agar Bu Sekdes dengan suka rela mengundurkan diri. Ini
semua demi kebaikan Bersama,” ujar Pingi, warga masyarakat yang hadir di Balai Desa.
Maria Neri Murjianti
(Sekdes) Ketiwijayan, Kecamatan Bayan, dalam
memberi klarifikasi terkait foto telanjang yang mirip dirinya sambil
menangis.
Kemudian salah seorang
warga masyarakat menunjukkan sebuah foto yang ada di hp-nya dan menanyakan
kebenaran bahwa foto tersebut adalah dirinya. Setelah melihat foto tersebut Sekdes
mengiyakan bahwa itu adalah dirinya.
“Dengan beredarnya foto
telanjang dan membuat gaduh di masyarakat, saya minta maaf yang setulus-tulusnya
kepada warga masyarakat Desa Ketiwijayan,” ujar Sekdes terlihat berbicara
dengan suara gemetar dan menahan air matanya.
Kemudian Sekdes
menceritakan kronologi terkait foto tersebut. Dikatakan bahwa pada bulan
September tahun 2019, dirinya berkenalan dengan seseorang pria dan yang mengaku
akan melamar dirinya, dan pria tersebut juga sudah pernah datang ke rumahnya
dan bertemu dengan orang tuanya.
Selanjutnya pria tersebut sering meminta sejumlah uang, bahkan SK dan Sertifikat rumahnya dibuat agunan untuk pinjaman kredit di sebuah bank, dan uangnya semua digunakan untuk keperluan pria tersebut, bahkan nama saya juga dipakai untuk kredit Vespa di Adira, dan saya dijanjikan akan dibayarkan semua cicilannya setiap bulan.
Akan tetapi lama
kelamaan apa yang dijanjikan tidak dipenuhi hingga beberapa bulan. "Gaji
saya menjadi perangkat desa sering terlambat tidak setiap bulan bisa diterima,
akan tetapi cicilan di bank tidak bisa untuk ditunda," ungkapnya.
Karena dengan
tanggungan hutang yang begitu banyak dirinya merasa kalut dan stress, saat itu
dirinya bertemu dengan temannya di saat kuliah dulu melalui FB sehingga
pertemanan terjalin kembali.
Dari situlah saya
bercerita, bahwa kata orang saya kena guna-guna kejawen dan harus dilawan
dengan cara kejawen juga. Kemudian teman saya tersebut menawarkan untuk
membantu permasalahan saya dengan melakukan ritual. "Saya disuruh mandi
kembang di tengah malam, setiap malam Jumat Kliwon," jelasnya.
Dan setelah ritual itu
saya lakukan mulai lancar cicilan dari teman pria yang pernah menjanjikan akan
melamarnya, di situ saya percaya dengan saran dan ritual tersebut.
"Entah bagaimana, kok saya bisa menuruti apa-apa yang dimintanya, sampai-sampai saya dibujuk untuk berfoto bugil dan minta video bahkan sampai minta dibelikan kambing, Handphone dan sejumlah uang kepada temannya yang mengaku orang pintar tersebut. Saya benar-benar menjadi korban dan saya akan menempuh jalur hukum, terkait persoalan ini. Untuk itu saya telah menunjuk Agus Triatmoko sebagai kuasa hukum,” pungkasnya. (Rls/Susilo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar