Silsilah Pemerintahan Batara Kutai Kartanegara Di Bawah
Kekuasaan Kerajaan Majapahit Dalam Masa Kekuasaan Raden Wijaya Tahun 1300 M.
I. Aji Batara Agung
Dewa Sakti alias Raden Kusuma gelar Meruhum Aji Dimangkat, diangkat menjadi
Batara Kutai Kartanegara I, atau Adipati wilayah Kerajaan Majapahit dengan jabatan
Mangkubumi menguasai wilayah Hulu Dusun, Jahitan Layar dan Tepian Batu, memerintah
tahun 1300-1325, dan kawin dengan Aji Putri Karang Melenu melahirkan Aji Batara
Agung Paduka Nira yang kawin dengan anak Maharaja Guna Perana Tungga sebagai
Maharaja Kutai di Martapura Muara Kaman, Mempunyai anak antara lain : 1. Tan
Reniq gelar Maharaja Widjaya Warman menjadi Raja di Kerajaan Kutai beribukota di
Martapura Muara Kaman. 2. Mahaputri Indra Perwati Dewi gelar Mahasuri Paduka
Suri alias Putri Bengalon diperisteri Adipati Wilayah Batara Kutai Kartanegara bernama
Aji Batara Agung Paduka Nira.
II. Aji Batara Agung
Paduka Nira alias Aji Paduka Yatim, gelar Meruhum Aji Didalam Tajau, adalah
Batara Kartanegara ke-II sebagai Adipati memerintah tahun 1325-1370, kawin dengan
Mahaputri Indra Perwati Dewi dan melahirkan 7 orang anak yakni :
1. Maharaja Sakti kawin
dengan putri keturunan Raja Pasir memimpin Pasir di Tanah Pasir dan menjadi
Adipati di Pasir.
2. Maharaja Sura Diwangsa
menjadi Adipati dengan jabatan Mangkubumi Wilayah, menguasai daerah Sambaran,
Binalu, Panyuangan, Sambuyutan, Sangan-Sangan, Kembang, Pandan Sari, Senawan sampai
ke Dundang di bawah kekuasaan Batara Majapahit.
3. Maharaja Indra Wangsa, menjadi Adipati, dengan jabatan
Mangkubumi Wilayah, menguasai Susuran Dagang, Pulau Atas, Karang Mumus, Karang
Asam sampai Sembakung di bawah kekuasaan Batara Majapahit.
4. Maharaja
Darmawangsa, menjadi Menteri Dewan Aji Sapta.
5. Maharaja Sultan menjadi
Batara Kartanegara ke- III sebagai Adipati Kutai Kartanegara yang langsung di bawah
Pemerintahan Kerajaan Majapahit atau Wilwatikta diberi hak setingkat Raja disebut
Raja Pasal Majapahit.
6. Aji Raja Putri meninggal.
7. Aji Dewa Putri, kawin
dengan Puncan karena menjabat Menteri Dewan Ponco Perabu, adalah anak Geregas
Pati Alias Aji Tulur diangkat Adipati Wilayah Kerajaan Kutai Martapura di
Karang Sari Pinang Sentawar memimpin Puak Tulur di dataran Tanah Tunjung yang melahirkan
Sri Gembira gelar Aji Dirubian Muda menjadi Mangkubumi samapai digantikan putranya
Permata Alam menjabat Mangkubumi di jaman pemerintahan Aji Pangeran Tumenggung
Baya-Baya.
III. Aji Maharaja
Sultan gelar Meruhum Aji Dirubian menjadi Batara Kutai Kartanegara tahun
1370-1420, di jamannya dibuatlah Dewan Parlemen Pemerintahan yang disebut Dewan
Ponco Prabu dan Dewan Aji Sapta, Aji Maharaja Sultan, melahirkan anak bernama
Aji Rubayan Muda gelar Aji Raja Mandarsyah.
IV.Aji Raja
Mandarsyah gelar Meruhum Aji Dirubian Muda, naik tahta di Batara Kutai Kartanegara
tahun 1420-1475. Melahirkan Aji Raja Putri yang kemudian besuamikan Aji Rubayan
Anoem gelar Aji Pangeran Tumenggung Baya-Baya adalah cucu dari Aji Maharaja
Sakti yang kawin dengan putri Raja Pasir.
Catatan : Kejadian di
tahun 1460, Batara Kutai Kartanegara, tidak lagi mengantar Upeti ke Kerajaan
Majapahit, karena Majapahit telah tidak berhak lagi atas Batara Kutai
Kartanegara yang diserahkan kepada Kerajaan Banjar di bawah Pemerintahan Raja
Surya Ganggawangsa Raja ke-2 yang mewajibkan Batara Kutai Kartanegara membayar
Upeti ke Banjar dan pejabatnya hanya berhak memakai gelar Aji Pangeran wilayahnya
setingkat Adipati atau Gubernur dari Kerajaan Banjar.
Silsilah Pemerintahan Kepangeranan Kutai Kartanegara Di Bawah
Kekuasaan Kerajaan Banjar, Dalam Pemerintahan Raja Surya Ganggawangsa 1460 M.
V. Aji Pangeran
Tumenggung Baya-Baya alias Meruhum Aji Dirubian Anoem, naik tahta di Kerajaan
Kutai Kartanegara tahun 1475-1525, dan atas perkawinannya dengan Aji Raja Putri
melahirkan 2 orang anak yakni : 1.Aji Raja Mahkota gelar Aji Mahkota Mulya
Islam alias Meruhum Aji Raja Dimakam. 2.Aji
Raden Wijaya yang melahirkan Aji Wadu, diangkat Adipati dengan jabatan
Mangkubumi wilayah menguasai daerah Kanibungan, Manubar, Sangkulirang dan
Balikpapan sekarang, daerah ini adalah daerah taklukan di jaman Aji Raja
Mahkota.
- Sedangkan Aji
Pangeran Tumenggung Baya-Baya kawin dengan Putri Raja Pasir melahirkan anak bernama
Aji Tumenggung Keyong
VI. Aji Raja Mahkota gelar
Aji Mahkota Mulya Islam alias Meruhum
Aji Raja Dimakam, memerintah tahun 1525-1589, dan mempunyai isteri bernama
Aji Ratu Agung melahirkan Aji Dilanggar alias Aji Digedung gelar Meruhum Aji
Mandaraya. Beliaulah Adipati Islam di Kutai Kartanegara yang membangun Langgar di
Kutai Lama (bangunan tempat ibadah Islam pertama dibangun). Di jaman ini datanglah
seorang Mubalig dari Minangkabau dan datang pula ke Makassar bernama Tuan
Ribadang dan Tuan Tunggang Parangan guna membantu Aji Pangera membimbing rakyat
Kutai dalam Agama Islam. Adapun anak Aji Raja Mahkota dengan isterinya orang dari
Melayu Sumatra melahirkan Puan Timangan dan Puan Nasrah. Dan isterinya dengan
Putri dari Banjar keturunan Jawa bernama Aji Mas Penghulu (Kiai Mas Penghulu) dan
Aji Mas Lelangon (Kiai Mas Lelangon).
VII. Aji Dilanggar
Alias Aji Digedung gelar Meruhum Aji Mandaraya memerintah tahun 1589-1605 dan mempunyai
4 orang isteri, seorang isterinya tidak diketahui anaknya dan yang masing-masing
melahirkan anak antara Lain :
1. Isterinya bernama
Puan Rimah melahirkan : 1. Aji Kiji Pati Jaya Perana gelar Aji Pangeran Sinum
Panji Mendapa Ing Martadipura. 2. Aji Pangeran Sinum. 3. Aji Rubat.
2. Isterinya bernama
Puan Katak melahirkan : 1. Aji Kiji Dipati Senja gelar Aji Ki Adipati Senjata. 2. Aji
Duri.
3. Isterinya bernama
Nyai Tambun melahirkan : 1. Aji Kiji Madura gelar Aji Ki Adipati Madura. 2. Aji
Kiji Mangkuyuda gelar Aji Ki Adipati Mangkuyuda.
VIII. Aji Kiji Pati
Jaya Perana gelar Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa Ing Martadipura alias
Meruhum Aji Diistana, yang naik tahta dan memerintah tahun 1605-1635, di dalam akhir
pemerintahannya Hindia Belanda mengadakan ekspedisi ke Sungai Mahakam sampai ke
Martapura di Muara Kaman kejadian pada tahun 1635 M.
IX. Aji Dipati Agung gelar
Aji Pangeran Dipati Agung Ing Martadipura alias Meruhum Aji Dikeranda memerintah
1636-1650, yang digantikan anaknya bernama
Aji Pangeran Maja Kusuma Ing Martadipura alias Meruhum Aji Dituraja memerintah tahun
1650-1686. Digantikan adiknya seorang perempuan bernama Aji Ragi gelar Aji Ratu
Agung memerintah tahun 1686-1700. Dan dilanjutkan oleh anaknya Aji Pangeran
Dipati Tua Ing Martadipura gelar Meruhum Aji Pangeran Jembayan memerintah tahun
1700-1730, beliau kawin dengan putri dari Bugis anak Karaeng Baturombo, putri ini
anak Karaeng Kerongrong, putri pembesar Kerajaan Gowa yang digelar Belanda dengan
sebutan De Beruchte Makassarrache Prinses Baturrambo. Dia disebut licik oleh
Belanda karena dia pahlawan anti Belanda dan melahirkan Aji Pangeran Anum Panji
Mendapa Ing Martadipura gelar Meruhum Aji Bengawan alias Meruhum Aji
Dipamerangan. (Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar