Selasa, 27 Agustus 2019

Sejarah dan Silsilah Kesultanan Kutai Perlu Pelurusan


TENGGARONG – wartaekspres - Berkenaan dengan hal ini Kesultanan Kutai mengalami kesuraman awal silsilah mengenai siapa Aji Batara Agung Dewa Sakti, Pendiri Kesultanan Kutai Kartanegara?
1. Menurut Legenda Mitiologi Kutai, tokoh Aji Batara Dewa Sakti adalah anak dewa yang diturunkan dari Kayangan (Jangkat) dengan Kelangkang Besi yang menimbulkan 1001 pertanyaan besar membuat keraguan pakar sejarah atas hal tersebut, mungkinkah Raja dilahirkan langit?.
2. Menurut Tambo Silsilah Kutai, bahwa rajanya bernama Raden Kusuma, adalah anak Raden Arya Banga, yang kemudian bergelar Aji Batara Agung Dewa Sakti keturunan Raja Singasari, yang memang diketahui Raja Singasari terakhir bernama Kartanegara.
3. Menurut Fred Wettik, menulis dalam Buku Warisan Aji Batara Agung Dewa Sakti yang adalah Raden Kusuma saudara tiri Raden Wijaya anak Dyah Lembuntal.
4. Terdapat dalam Silsilah Kesultanan Kutai Kartanegara yang menyebut, bahwa Raden Kusuma atau Aji Batara Agung Dewa Sakti adalah anak Raden Arya Banga keturunan dari Medang Kemulan bernama Aji Saka (Aki Tirem) adalah Ki Luhur Mulya yang hidup di abad pertama Masehi sebagai Kepala Desa Teluk Lada Pandeglang, di Ujung Kulon dan menantunya adalah Raja Salakanegara pertama tahun 129 M. Sangat tidak masuk akal, karena hal tersebut berlaku sebelum kelahiran Raja Mulawarman.
5. Yang menyolok perlu diluruskan adalah ketika Raja Kutai dari Muara Kaman, Maharaja Indra Mulia bersama Maharaja Sultan dari Kutai Kartanegara datang berkunjung ke Majapahit dikatakan Majapahit sedang mengalami perang melawann Siung Wanara yang digambarkan sebagai Raja Raksasa yang bengis, karena dilahirkan seorang selir ingin menjadi Raja lalu Siung Wanara dibunuh Maharaja Sakti dan Maharaja Sultan dari Kutai Kartanegara. Hal ini terjadi dipemerintahan Brawidjaya ke-3 Majapahit yaitu Raja Hayam Huruk dan Patih Gajah Mada. Sangat tidak logis kalau dilihat dalam pemerintahan Hayam Huruk gelar Sri Rajasanegara (Raja Majapahit IV), yang memeritah dari tahun 1350-1389 M. Catatan ini tercantum dalam Buku Silsilah Kutai terbitan Pemda Kutai tahun 1980.
Mari kita bahas tentang Raden Arya Banga, dalam naskah kuno dari Kabuyutan Ciburuy, Bayongbong Garut mengenai tokoh yang membuat perjanjian pada tahun 739 M di Istana Kerajaan Galuh sebagai tokoh penegah pertemuan tersebut adalah Demunawan berusia 93 tahun yang menyaksikan perjanjian bahwa yang akan menjadi :
I.Raja Sunda (739-766) adalah Raden Arya Banga dengan gelar Prabu Kretabuana Yasawiguna Aji Mulya dan permaisurinya adalah Ratu Kencanasari Cicit Demunawan.
II. Raja Galuh adalah Prabu Jayaprakosa Mandaleswara Salakabuana dan permaisurinya Ratu Kancanawang cicit Demunawan, dan mengenai Raden Manarah dikenal dengan nama Prabu Suratama atau Prabu Jayaprakosa Mandaleswara Salakabuana, memerintah Galuh (739-783). Beliau turun tahta dan menjadi pertapa dengan melakukan Manurajasuniya sampai wafat di usia 80 tahun, adalah tokoh Siung Wanara yang menjadi Raja Galuh.
Catatan : Tertuang dalam Carita Waruga Guru ditulis abad ke-18 M, mengenai tokoh Raden Arya Banga ini selalu menjadi konflik dalam silsilah Raja-raja Pakuan yang selalu dimulai dengan tokoh Raden Arya Banga, adalah pendiri Majapahit padahal peristiwa itu 527 tahun setelah kematianya.
Mengenai Raden Arya Bangah, menurut persi Madura diawali Legenda Kuno Madura, menurut cerita jaman kuno (± abad pertama Masehi), yang ditulis di atas daun lontar. Pada suatu saat Kerajaan Mendangkawulan kedatangan musuh dari Negeri Cina. Di dalam peperangan tersebut Mendangkawulan berkali-kali menderita kekalahan, sehingga kedatangan seorang yang sangat tua dan berkata, bahwa di Pulau Madu Oro (Madura) bertempat tinggal anak muda bernama Raden Segoro (Segoro = Laut).
Raja dianjurkan minta bantuan kepada Raden Segoro jika dalam peperangan ingin menang. Raden Segoro berangkat dengan membawa senjata Si Nengolo dan berperanglah untuk mengusir tentara Cina. Tentara musuh banyak yang tewas dan Kerajaan Mendangkawulan menang dalam peperangan.
Dari situlah munculnya tokoh bernama Raden Arya Wiraja yang memiliki saudara bernama Raden Arya Banga (Bangah). Raden Arya Wiraja mendirikan Majapahit bersama dengan Raden Wijaya, setelah menghancurkan tentara Cina/Tartar serta mengusirnya dari Tanah Jawa.
Dalam usia 35 tahun, karier Arya Wiraraja cepat menanjak. Mulai jabatan Demang Kerajaan Singosari kemudian dipromosikan oleh Kartanegara Raja Singosari menjadi Adipati Kerajaan Sumenep, kemudian dipromosikan oleh Raden Wijaya menjadi Rakyan Menteri di Kerajaan Majapahit dan bertugas di Lumajang.
Setelah Raden Arya Wiraja meninggalkan Sumenep, kerajaan di ujung timur Madura itu mengalami kemunduran. Kekuasaan diserahkan kepada saudaranya Raden Arya Banga dan Keratonnya pindah dari Batuputih ke Banasare di wilayah Sumenep juga. Selanjutnya diganti oleh anaknya, yang bernama Raden Arya Danurwendo, yang Keratonnya pindah ke Desa Tanjung. Dan selanjutnya diganti oleh anaknya yang bernama Raden Arya Asparati. Diganti pula oleh anaknya bernama Panembahan Djoharsari. Selanjutnya kekuasaan dipindahkan kepada anaknya bernama Panembahan Mandaraja, yang mempunyai 2 anak bernama Pangeran Bukabu yang kemudian menggantikan ayahnya dan pindah ke Keratonnya di Bukabu (Kecamatan Ambunten). Selanjutnya diganti oleh adiknya bernama Pangeran Baragung yang kemudian pindah ke Desa Baragung (Kecamatan Guluk-Guluk).
Selanjutnya Pangeran Jokotole (Pangeran Secodiningrat III) menjadi Raja Sumenep yang ke-13 selama 45 tahun (1415-1460). Jokotole dan adiknya bernama Jokowedi lahir dari Raden Ayu Potre Koneng, cicit dari Pangeran Bukabu sebagai hasil dari Perkimpoian Bathin (melalui mimpi) dengan Adipoday (Raja Sumenep ke-12).
Karena hasil dari Perkimpoian Bathin itulah, maka banyak orang yang tidak percaya, dan akhirnya, seolah-olah terkesan sebagai kehamilan di luar nikah. Akhirnya menimbulkan kemarahan kedua orang tuanya, sampai akan dihukum mati. Sejak kehamilannya, banyak terjadi hal-hal yang aneh dan di luar dugaan. Karena takut kepada orang tuanya maka kelahiran bayi Ra Potre Koneng langsung diletakkan di hutan oleh dayangya. Dan ditemukan oleh Empu Kelleng yang kemudian disusui oleh kerbau miliknya. (KKM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....