Rabu, 28 Agustus 2019

Silsilah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura (Bag.II)


Yogini Wujud Lembu Swana Sebagai Lambang Kerajaan Kutai Mulawarman Di Masa Lalu
Lembu Swana ini adalah perwujudan Dewa Ganesha dan Lembu Ngeram perwujudan Dewa Siwa dan Wisnu serta Burung Garuda Muksa. Lembu Ngeram berjenis Yoni dilambangkan sebagai Garuda berparuh burung bermotto Tuah Emba Arai Gaganeswara Pravatam Sadiva Malaya. Lembu Swana berjenis Lingga dilambangkan sebagai Ganesha yang bermotokan Tapak Leman Ganggayaksa.
Arti Mistis Batin Lembu Swana dalam Kerajaan Kutai Mulawarman : Hewan Lembu, adalah binatang yang disucikan karena merupakan tunggangan Dewa Batara Guru dalam memberikan petuah dan petujuknya.
Berkepala Singa bermahkota, melambangkan keperkasaan seorang Raja yang dianggap penguasa, dan Mahkota adalah tanda kekuasaan Raja yang dianggap seperti Dewa.
Berbelalai Gajah, melambangkan bahwa berbelalai Gajah adalah lambang Dewa Ganesha sebagai Dewa Kecerdasan karena yang menjadi Raja harus orang yang cerdas.
Bersayap Garuda, artinya Raja dapat menaungi dan menjakau bumi, udara, dan laut wilayah persatuannya.
Berkuku Garuda, Raja berkekuatan hukum dalam mencengkram bumi wilayah yang dipangkunya dan bertaup atas kekuasaan wilayah persatuanya.
Bersisik Ikan, artinya Raja memiliki prajurit sebagai pelindung negara yang tergambar dalam semboyan Tapak Leman Ganggayaksa.
Demikianlah Mistis Batin Ritus Tantrayana dari kelahiran Aji Putri Karang Melenu yang sebenarnya manusia biasa, anak seorang manusia pula. Diperisteri Raden Kusuma saudara Tiri Raden Widjaya gelar Kartarajasa Jaya Wardana, Raja dari Kerajaan Majapahit sedangkan Raden Kusuma anak Lembuntal Putra Mahisa Cempaka gelar Nara Sinhamurti putra Mahisa Wonga Telong yang adalah anak hasil perkawinan Ken Arok dan Ken Dedes, yang diangkat Batara (pimpinan pangkalan militer di Tanjung Kute), oleh karena itu Raden Kusuma diberi gelar Aji Batara Agung Dewa Sakti.
Kekuasaan Raja Kartanegara di Kerajaan Singasari memerintah tahun 1288-1292, kehancuran Singasari bermula dari pengeseran kedudukan para pejabat. Misalnya Patih Rangganata dijadikan Kepala Kehakiman (Naryapati), Apanji Aragani diangkat sebagai Patih, sedangkan Aria Wiraraja Alis Banyak Wide dijadikan Bupati di Madura, sedangkan Kebo Anaberang diberi tugas Ekspedisi ke Melayu.
Bahkan di dalam keagamaan terjadi Sekatisme antara Agama Hindu dan Budha, dan melahirkan Agama Syiwa Budha pemimpinnya diberi jabatan Dharma Dyaksa sedangkan Kartanegara menganut Agama Budha Mahayana dengan menjalankan upacara keagamaan secara pestapora sampai mabuk untuk mencapai kesempurnaan, dalam hal ini Kartanegara menyebut dirinya Cangkandara (pimpinan dari semua agama).
Setelah terbunuhnya Raja Kartanegara, maka menantunya Raden Widjaya (Raja Majapahit pertama). Adapun isterinya antara lain Gayatri, Narendratta, Prameswara, dan Prajira Paramitha dan isterinya dari putri Raja Melayu bernama Dara Petak saudari Dara Jingga (Nini Luh Jinggan).
Dalam peperangan dibantu oleh Ardaraja, namun Ardaraja kemudian berpihak kepada ayahnya Jayaketuwang. Dan Raden Wijaya dibantu Bupati Sumenep di Madura Banyak Wide Aria Wiraraja akhirnya diberi kekuasaan di daerah hutan bernama Tarik dan mendirikan Kerajaan Wiwatitha yang dikenal dengan Kerajaan Majapahit dalam Piagam Butak (1293), bahwa Raden Wijaya dinobat pada tahun 1292-1309. (Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....