JAKARTA – wartaekspres - Delegasi Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan United States Indo-Pacific Command (USINDOPACOM)
mengadakan pertemuan Final Planning Conference Gema Bhakti
2019 (FPC GB 19) pada tanggal 24 sampai dengan 27 Juni 2019 di Hotel Raffles,
Mega Kuningan, Jakarta.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yang
diselenggarakan pada bulan Februari 2019. Pertemuan FPC GB 2019 dihadiri oleh
19 orang Delegasi Indonesia dipimpin Kolonel In Achmad Budi Handoyo dan COL dan
29 orang Delegasi USPACOM dipimpin Kolonel James Douglas Barros.
Pertemuan ini diselenggarakan untuk memantapkan persiapan pelaksanaan
Latihan Bersama Gema Bakti yang akan diselenggarakan pada bulan September 2019
di Jakarta dan membahas agenda antara lain finalisasi skenario kegiatan
Latihan, finalisasi jadwal kegiatan latihan dan pemilihan tempat latihan,
pembagian tugas dan tanggung jawab dari planner TNI dan US ke dalam
masing-masing Working Group (WG), penentuan Joint Manning
Document (peserta latihan) TNI dan US, dan Pengesahan Keputusan Rapat
(Minutes) dan Administration Program Agreement (APA). Kegiatan Latma Gema Bakti
2019 yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 merupakan implementasi kerja sama
militer Indonesia-Amerika dalam bingkai USIBDD.
Dalam kata sambutannya pada acara pembukaan, Paban VII/Latma Sops TNI
menyampaikan, bahwa latihan ini bersifat strategis dan memiliki peran sangat
penting dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan diplomasi militer
Indonesia serta mengikuti perkembangan strategis di kawasan Asia Pasifik.
Sementara itu, Ketua Delegasi USINDOPACOM menyampaikan, bahwa tanggung
jawab besar dari organisasi militer yang dipimpin para perwira perencana handal
adalah menyiapkan setiap personel dan materiil militer untuk dapat bertugas
setiap saat dengan profesional dan efektif sesuai dengan perkembangan jaman.
Pada FPC GB 2019 kali ini, juga dibahas secara khusus tentang skenario dan
implementasi materi latihan yang telah disepakati antara lain pelaksanaan
operasi manuver, disposisi pasukan, pengembangkan operasi anti teror,
netralisasi dan penghancuran organisasi ekstremis, perencanaan dukungan
logisitik, keamanan, kesehatan dan informasi, pengintegrasian tugas dan peran
Komando Tugas Multinasional/Interagensi, penerapan mekanisme operasi bantuan
kemanusiaan dan penanggulangan bencana, pelaksanaan operasi pertahanan siber
(prosedur, mekanisme dan koordinasi keamanan Cyber/Cyber Forensics).
Semua materi tersebut diintegrasikan ke dalam rangkaian operasi besar
Multinasional yang fokus pada Tahap IV/Stabilisasi dan Tahap V/Transition. (PIO Delegasi TNI, 25 Juni 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar