PONTIANAK - wartaexpress.com - Pada Selasa, 25 Januari 2022 bertempat di Kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kalimantan Barat, Kajati Kalbar DR. Masyhudi, SH, MH, bersama Tim Satgas Mafia Pupuk Bersubsidi Kejati Kalbar, melakukan audiensi langsung kepada Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kalimantan Barat, terkait penyaluran pupuk bersubsidi di Kalimantan Barat.
Dalam kesempatan ini,
Kajati Kalbar menyampaikan, bahwa di Kejati Kalbar telah membentuk Satgas
Pemberantasan Mafia Pupuk Bersubsidi di Kalimantan Barat. Tugas Satgas ini
menyelesaikan kendala-kendala dan hambatan termasuk informasi-informasi
terhadap laporan dari masyarakat masih adanya kelangkaan atau keterlambatan
dalam pendistribusian pupuk bersubsidi di Kalbar.
Pupuk ini penting
sekali untuk menuju swasembada pangan di Kalbar, sehingga berdasarkan perintah
dan arahan Jaksa Agung RI, kita konsen terhadap penyaluran pupuk bersubsidi,
kita berharap tidak ada kelangkaan atau keterlambatan dalam pendistribusian
pupuk bersubsidi, penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran kepada para petani
yang berhak, pupuk tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan tepat pada
waktunya, akhirnya Kalbar bisa berswasembada pangan.
Tupoksi Satgas Mafia Pupuk
Bersubsidi Kejati Kalbar memastikan apa saja kendala di lapangan dan apakah ada
pihak-pihak yang bermain terhadap penyaluran pupuk bersubsidi. Pupuk bersubsidi
harus tersedia untuk para petani terutama pada saat musim tanam, akan tetapi
masih ada daerah yang langka, dalam kenyataannya kuota pupuk bersubsidi untuk
Kalbar hanya sebesar 30% yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian untuk
Kalbar masih kekurangan 70%, sehingga kekurangan 70%-nya, selama ini ditutupi
oleh pupuk non subsidi.
Akan tetapi para petani
mengeluh karena harga pupuk non subsidi sangat mahal, ini juga menjadi masukan
untuk pemerintah pusat untuk menambah kekurangan (70%) pupuk bersubsidi di
Kalimantan Barat, kita berharap ada penambahan kuota untuk Kalbar sehingga
petani bisa memanfaatkan pupuk bersubsidi
Berdasarkan informasi
dari daerah-daerah yang melaporkan masih ada keluhan dari para petani tentang
sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, atas laporan tersebut masih kita proses
dan dalami penyebabnya, sekarang masih dalam progress pemeriksaan nanti akan
kita lihat apakah memang benar ada yang bermain atau apakah ada kendala-kendala
penyalurannya.
Audiensi inipun dilaksanakan dengan mempedomani protokol kesehatan yang sangat ketat dengan melaksanakan 5M. (Rls/danil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar