Suhartini, Kepala Desa Karangsari
GROBOGAN -
wartaexpress.com -
Warga lima Desa di Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan saat ini bakal mengalami
gagal panen, karena tanaman padi yang kurang lebih baru berumur 2 mingguan kini
terendam banjir selama 2 bulan lebih. Genangan air tersebut berasal dari luapan
Sungai Lusi akibat hujan deras yang mengguyur daerah hulu sungai tersebut.
Bentangan sawah yang
tergenang air mencapai puluhan hektar yang meliputi wilayah Desa Karangsari,
Temon, Lemahputih, Menduran, dan Kronggen yang kesemuanya berada di Kecamatan
Brati, hanya sebagian Desa Kandangrejo, Kecamatan Klambu.
Di wilayah Desa
Karangsari misalnya, bagian yang parah adalah Dusun Mangonan, ada kurang lebihnya
sekitar 80 hektar tanaman padi yang baru berumur 1 bulanan total tidak bisa
dipanen alias gagal panen.
Pardi (58) warga Dusun
Mangonan, Desa Karangsari Brati, mengeluhkan adanya gagal panen ini. "Kami
setiap tahunnya selalu mengalami seperti ini, tanaman padi kami tak bisa
dipanen karena tergenang air cukup lama,” ungkap Pardi.
Kebanyakan warga Dusun Mangonan Karangsari mengiyakan peryataan Pardi tersebut. Para petani berharap ada ukuran tangan Pemerintah dalam hal untuk mengatasi banjir yang setiap tahunnya terjadi seperti ini.
Suhartini, Kepala Desa
Karangsari ketika dihubungi via telepon seluler membenarkan kejadian tersebut, Sabtu
(22/1/22).
Ia menjelaskan banjir Sungai
Lusi sebagai akibat hujan deras beberapa waktu lalu sempat menggenangi tanaman
padi milik warga, khususnya di Dusun Mangonan. Namun sebetulnya kejadian yang
hampir setiap tahun melanda warga sehingga menimbulkan kerugian petani karena
gagal panen, pihak Pemdes sudah melakukan upaya usulan kepada pihak terkait,
dalam hal ini DPUPR Grobogan tentang sisten pengairan. Bahkan pihaknya sudah
membuat laporan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali Juana di
Semarang hingga Kementerian PUPR untuk dilakukan penyudetan sungai.
"Kami sudah
berusaha, lokasi penyudetan tanahnya sudah dibebaskan, dan beberapa waktu yang
lalu sudah pernah ditinjau dari Kementerian PUPR, tapi sampai sekarang belum
terealisasi penyudetannya,” ungkap Suhartini, Kades Karangsari Brati.
Berkaitan dengan hal
itu Sekretaris DPUPR Grobogan, Wahyu Tri Darmanto, ST, MT, saat dimintai
konfirmasinya mengatakan, bahwa ketika dirinya masih bertugas di Dinas
Pengairan Grobogan, sungai yang akan disudet untuk menanggulangi banjir di
wilayah Brati tersebut adalah Kali Ksatrian,
dimana ketika dilakukan penyudetan diharapkan air sungai tidak akan lagi
menimbulkan banjir dan air genangan akan mengalir normal.
“Itu sudah kami usulkan
sejak tahun 2010 lalu, dan terakhir usulan kami tahun 2021 kemaren, itu tidak
mampu diatasi kalau hanya dengan proyek skala kabupaten, itu harus skala regional
atau nasional,” ungkap Wahyu Tri Darmanto.
Persoalan ini Ketua
DPRD Grobogan, Agus Siswanto, S.Sos, MM, saat beraudiensi dengan wartawan yang
tergabung dalam IPJT Grobogan pada beberapa waktu yang lalu, sempat menyinggung
adanya tanaman padi yang tergenang banjir di 5 desa Kecamatan Brati, pada
intinya persoalan yang dihadapi Brati sama dengan di Desa Tajemsari, Kecamatan
Tegowanu, di sana setiap tahunnya selalu banjir dan menggenangi sawah warga
sehingga gagal panen.
"Brati bisa
belajar dengan Desa Tajemsari Tegowanu, karena permasalahan banjir di lahan
sawah ini sama dengan apa yang terjadi di Desa Tajemsari, sekarang di Tajemsari
sudah tidak ada lagi sawah yang tergenang banjir karena wilayah itu sudah ada
penyudetan kali,” ujar Agus.
Selanjutnya Agus berjanji akan membantu sepenuhnya bernegoisasi dengan pihak-pihak terkait. (Ram)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar