PONTIANAK - wartaekspres - Mencegah berkembangnya paham radikalisme di lingkungan prajurit dan keluarganya, sebanyak 100 orang personel Kodam XII/Tanjungpura menerima pembekalan pencegahan radikalisme dari Staf Intelijen Angkatan Darat (Sintelad), bertempat di Aula Makodim 1207/BS, Jalan Gusti Sulung Lelanang, Kota Pontianak, Selasa (8/9/20).
Kegiatan dibuka oleh Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad
diwakili Dandim 1207/BS, Kolonel Inf Jajang Kurniawan. Sedangkan pembekalan
dilaksanakan oleh tim dari Sintelad yang diketuai oleh Kolonel Inf Bayu Permana
(Paban I/Ren Sintelad).
Dalam amanat yang dibacakan Dandim 1207/BS, Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI
Muhammad Nur Rahmad menyampaikan, apresiasi kegiatan pembekalan Pembinaan
Komunikasi dalam menangkal paham radikal. Diharapkan kegiatan ini dapat
bermanfaat bagi parajurit dan keluarganya dalam menangkal radikalisme.
Pangdam juga berharap, melalui kegiatan ini akan terbangun dan terjalin
hubungan yang saling membantu untuk mencarikan solusi, bagaimana metode yang
baik dalam mencegah berkembangnya paham radikalisme di wilayah Kodam XII/Tpr.
Untuk itu menekankan kepada seluruh peserta pembekalan agar mengikuti
kegiatan ini dengan baik dan simak setiap materi yang diberikan oleh narasumber
serta manfaatkan setiap informasi, pengetahuan yang didapat dari kegiatan ini
dengan sebaik-baiknya. Agar ke depan dapat
mendukung pelaksanaan tugas sebagai prajurit dalam menjaga stabilitas keamanan.
"Sampaikan materi yang telah kalian terima tentang bahaya radikalisme
kepada keluarga maupun masyarakat sekitar tempat tinggal masing-masing,
sehingga dapat meminimalisir penyebaran radikalisme di lingkungan kita,"
tegasnya.
Sedangkan Asintel Kasad, Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko, SE, MM, dalam
sambutannya yang dibacakan Ketua Tim, Kolonel Inf Bayu Permana menjelaskan,
bahwa radikalisme adalah suatu ideologi, gagasan atau paham dengan cara ingin
melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara
kekerasan/ekstrim. Karena kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan
tersebut dalam tempo singkat serta secara drastis yang bertentangan dengan
sistem sosial yang berlaku.
"Namun pada perkembangan, radikalisme dalam era globalisasi ini
semakin meningkat ditambah dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang membuat banyaknya gerakan paham radikal muncul terutama dalam
media sosial. Hal ini merupakan peluang bagi kelompok radikal untuk melakukan
perekrutan, propaganda dan aksi-aksi lainnya melalui internet," jelasnya.
Asintel Kasad mengatakan, bahwa sejalan dengan itu maka di dalam tubuh TNI
khususnya TNI AD juga berupaya agar personel di jajarannya tidak terpapar paham
radikal, sehingga perlu diambil langkah pencegahan mulai dari proses rekruitmen
prajurit.
“Karena penyebaran paham radikal tidak hanya menyasar kepada masyarakat
biasa, pegawai lembaga negara, bahkan juga dapat menyusup dalam diri personel
TNI AD maupun keluarganya. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahaya paham
radikal mutlak dibutuhkan sehingga dapat menjadi penangkal bagi diri sendiri
maupun keluarga," ujarnya.
Maka dari itu, menurut Asintel Kasad, kegiatan ini diperlukan sebagai upaya
untuk penanaman nilai-nilai nasionalisme serta nilai-nilai kemanusiaan.
"Sehingga diharapkan dapat terwujud pemahaman tentang bahaya penyebaran radikalisme bagi personel TNI AD dan keluarga," pungkas Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko, SE, MM, mengakhiri sambutan.(Rls/danil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar