LEBAK - wartaekspres - Masyarakat Adat Baduy mengajukan
permohonan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menghapuskan kawasan Adat
Baduy sebagai destinasi wisata. Mereka merasa
terusik oleh hilir-mudik pariwisata. Sebagai gantinya mereka berharap wilayah
Baduy ditetapkan menjadi cagar alam dan cagar budaya.
Dalam surat terbuka, Senin (6/7/2020), keputusan
ini dicetuskan oleh Lembaga Adat Baduy dalam pertemuan di Desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (4/7) untuk membahas surat terbuka yang
ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.
Jaro Saidi, salah
satu Pemangku Adat di Baduy mengungkapkan keresahannya, bahwa pencemaran
lingkungan di wilayah Baduy semakin mengkhawatirkan. Banyak pedagang dari luar
Baduy berdatangan ke dalam, sebagian besar menjual produk makanan minuman
berkemasan plastik sehingga mendatangkan
persoalan baru.
"Ini terjadi
karena terlalu banyaknya wisatawan yang datang, ditambah banyak dari mereka
yang tidak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam, sehingga banyak tatanan
dan tuntunan adat yang mulai terkikis dan tergerus oleh persinggungan
tersebut," ujar Jaro Saidi.
Pertemuan tersebut
juga sekaligus memberikan mandat kepada tim dari luar wilayah Baduy yang dikepalai oleh Heru Nugroho, dan 3 anggota
lainnya, yaitu Henri Nurcahyo, Anton Nugroho, dan Fajar Yugaswara. Mereka
dipercaya oleh Lembaga Adat Baduy untuk bisa menyampaikan aspirasi dan
mengirimkan surat terbuka kepada Presiden, beberapa Kementerian dan perangkat
daerah wilayah Banten.
Secara lisan, mandat disampaikan
langsung oleh Jaro Tangtu Cikeusik, kerap disapa Jaro Alim, yang turut
disaksikan oleh Puun Cikeusik dan Jaro Saidi. Selanjutnya diadakan pertemuan
dengan lembaga Adat Baduy, sekaligus memberikan mandat secara administratif
kepada tim Heru Nugroho, dimana mandat administratif tersebut diberikan
langsung dan diwakili oleh Jaro Dangka (Jaro Aja), Jaro Madali (Pusat Jaro
Tujuh), dan Jaro Saidi (Tanggungan Jaro Dua Belas).
Heru Nugroho, selaku ketua
tim, mengaku sangat antusias dan siap menjadi narahubung aspirasi masyarakat Baduy ke Presiden Joko Widodo.
"Karena kedekatan saya kepada masyarakat Baduy yang sudah terjalin sekian
lama, mungkin saya diberikan kepercayaan oleh mereka (Pemangku Adat Baduy)
untuk bisa menyampaikan aspirasinya kepada Bapak Presiden melalui surat terbuka
ini," terang Heru.
Heru menjelaskan, dalam
kesempatan tersebut agendanya adalah penandatanganan surat terbuka oleh timnya,
juga pembubuhan cap jempol yang dilakukan oleh pemangku adat Baduy, di
antaranya yaitu Jaro Dangka (Jaro Aja), Jaro Madali (Pusat Jaro Tujuh), dan
Jaro Saidi (Tanggungan Jaro Dua Belas).
"Setelah proses
ini rampung, saya dan tim akan membawa surat tersebut untuk kemudian dikirimkan
ke Presiden Joko widodo, Kementerian, dan Pemerintahan Banten. Harapannya
semoga pemerintah kita mau mendengarkan
aspirasi masyarakat Baduy dan mencari solusi terbaik bagi
kelangsungan tatanan adat budaya
Baduy," harapnya. (Pena Sukma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar