Rabu, 29 Juli 2020

Menghina Guru Seorang Sopir Dipolisikan


GARUT - wartaekspres - Seorang sopir warga Kabupaten Garut bernama Dede Iskandar dipolisikan, lantaran menghina guru di Facebook dengan mengatakan makan gaji buta selama pandemi.
Alhasail ungkapan akun bernama Dede itupun membuat marah insan pendidik sehingga berujung dipolisikannya sang sopir tersebut.
Elemen guru yang tergabung dalam beberapa organisasi meminta klarifikasi dari yang bersangkutan. Sopir itu akhirnya menemui perwakilan guru di PGRI Kabupaten Garut.
Dede yang diketahui berprofesi sebagai seorang sopir itu hadir pada agenda mediasi di Kantor PGRI Garut untuk menyampaikan langsung permintaan maaf dan mengaku khilaf atas perbuatannya.
Ketua MGMP PJOK Kabupaten Garut, mengatakan, bahwa Asep Sopian, tidak terima atas ungkapan Dede itu.
"Padahal kami ini masih memberi pelajaran secara daring (dalam jaringan-red) ke anak-anak. Kata siapa gaji buta, dia tidak merasakan sulitnya bikin materi daring," kata Asep saat ditemui di Gedung PGRI Garut, Jalan Pasundan. 
Para guru, lanjutnya, semakin sakit hati dengan komentar Dede Iskandar di kolom komentar. Bahkan ada komentar Dede yang menyebut lebih baik menjadi penjahat ketimbang sekolah.
Ketua PGRI Garut, Mahdar Suhendar mengungkapkan, bahwa para guru merasa terhina dengan unggahan akun Dede Iskandar tersebut. PGRI telah memediasi Dede Iskandar dengan perwakilan guru.
Meski sudah minta maaf secara pribadi, tapi para guru tetap akan melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum. "Dia sudah minta maaf tapi tetap para guru mau diproses hukum," kata Mahdar, Ketua PGRI Garut.
Dalam postingan tersebut, Dede juga menyebut seharusnya guru tak diberi gaji karena sekolah diliburkan selama pandemi Covid-19.
"Nagara ngagajih buta ieu mah hayoh we sakola diliburkeun, kudunamah guru nage ulah digajih meh karasaeun sarua kalaparan (negara kasih gaji buta, terus saja sekolah diliburkan, harusnya guru juga jangan digaji supaya ikut merasakan kelaparan-red)," tulis Dede dalam unggahannya.
Akun Dede Iskandar kini sudah tak bisa ditemukan. Namun tangkapan layar status Dede Iskandar sudah menyebar di kalangan guru sejak pekan lalu.
Tak hanya guru dari Garut, namun perwakilan guru dari Tasikmalaya, Ciamis, hingga Bandung juga datang ke Gedung PGRI Garut.
Ketua MKKS SMP Kabupaten Garut, Yusup Satria Gautama, mengungkapkan, bahwa peristiwa ini seharusnya tidak terjadi di tengah para guru yang harus berjibaku lebih keras mendidik anak selama pandemi.
Dikatakan Yusup, bahwa kita di sekolah bersama para guru terus mengajar anak didik semaksimal mungkin. Dengan upaya daring, menyiapkan bahan ajar yang lebih efektif melalui video dan banyak lagi. Ini demi anak-anak kita bisa terus mendapatkan ilmu.
“Dengan adanya kasus ini, kita bisa ambil pembelajaran. Misalnya kalau berbicara kebijaksanaan ya kita maafkan, tapi untuk pembelajaran proses hukum harus terus berlanjut. Kita (MKKS-red) apresiasi sekali dengan banyaknya dukungan dari PGRI, MGMP dan pihak lain yang datang ke Garut untuk penyelesaian masalah ini," pungkas Yusup. (Koes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....