Jalan Hukum Perkuat
Moral Pejuang Demokrasi
JAKARTA - wartaekspres - PDI Perjuangan dan
segenap lapisan masyarakat, khususnya penggiat HAM dan Demokrasi, hari ini
memeringati peristiwa kelam serangan terhadap Kantor DPP PDI pada tanggal 27
Juli 1996. Pemerintah Orde Baru selalu memilih jalan kekuasaan terhadap
rakyatnya sendiri. Serangan tersebut tidak hanya menyerang simbol kedaulatan partai
politik yang sah, namun juga membunuh demokrasi. Kekuasaan dihadirkan dalam
watak otoriter penuh tindakan anarki.
Meski Kantor PDI
luluh lantak, namun sejarah mencatat, energi perjuangan tidaklah surut. Apa
yang dilakukan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dengan memilih jalur hukum, di tengah
kuatnya pengaruh kekuasaan yang mengendalikan seluruh aparat penegak hukum
sangatlah menarik. Tidak hanya langkah tersebut menunjukkan keyakinan politik
yang sangat kuat. Lebih jauh lagi, keyakinan terhadap kekuatan moral terbukti
mampu menggalang kekuatan demokrasi arus bawah. Kekuatan moral itu mendapatkan
momentumnya ketika seorang hakim di Riau yang bernama Tobing, mengabulkan gugatan
Ibu Megawati. Di sinilah hati nurani menggalahkan tirani.
Kekuatan moral yang
sama menghadirkan politik moral ketika dengan lantang Megawati Soekarnoputri
meneriakkan ‘Stop Hujat Pak Harto’. Padahal rakyat tahu, bagaimana praktek
deSukarnoisasi tidak hanya menempatkan Bung Karno dalam sisi gelap sejarah,
namun juga keluarga Bung Karno mendapatkan berbagai bentuk tekanan dan
diskriminasi politik.
Ketika saya
menanyakan sikap Ibu Mega terkait hal tersebut, keluarlah jawaban yang di luar
perkiraan saya. “Saya tidak ingin sejarah terulang, seorang Presiden begitu
dipuja berkuasa, dan dihujat ketika tidak berkuasa. Rakyat telah mencatat apa
yang dialami oleh keluarga Bung Karno. Karena itulah, mengapa Bung Karno selalu
berada di hati dan pikiran rakyat. Kita tidak boleh dendam lalu hanya melihat
masa lalu, dan melupakan masa depan”.
Maka Kudatuli
mengajarkan inti dari kekuatan moral politik. Pilihan jalur hukum saat itu
memperkuat moral pejuang demokrasi. Kudatuli menjadi benih perjalanan reformasi,
dimana kekuatan rakyat menyatu dan mampu mengalahkan tirani. “Di balik jatuhnya
Pak Harto, Ibu Megawati telah mengajarkan politik rekonsiliasi, berdamai dengan
masa lalu dan melihat masa depan. Di situlah hadir kekuatan moral seorang
pemimpin.”
Peringatan peristiwa
27 Juli di Kantor DPP PDI Perjuangan dilakukan dengan tabur bunga, doa, dan
webinar. (Hasto Kristiyanto/Yahya, 27
Juli 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar