KEPRI - wartaexpress.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menutup Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Staf Bidang Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri di Kepulauan Riau. Dalam kesempatan itu, Sigit menekankan soal, arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengawal agenda nasional maupun internasional hingga meraih kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
Mengawali
pengarahannya, Sigit menyatakan, bahwa SDM Polri harus menyiapkan
personel-personel Kepolisian yang unggul guna mampu mengawal dan mengamankan
seluruh intruksi Presiden Jokowi dalam Rapim TNI-Polri terkait dengan kebijakan
dan program Pemerintah.
"Beberapa waktu
yang lalu Pak Presiden telah menyampaikan kebijakan di Rapim TNI-Polri, namun
tidak ada salahnya bila saya selalu mengulang di setiap acara Rakernis. Ini
juga, agar seluruh rekan-rekan kemudian bisa memahami apa yang menjadi
kebijakan Bapak Presiden. Dan kemudian dari sisi SDM tentunya mempersiapkan
personel-personel yang kemudian bisa melaksanakan apa yang menjadi kebijakan
Bapak Presiden," kata Sigit dalam penutupan Rakernis SSDM Polri, Jumat, 17
Maret 2023, malam.
Sigit pun tak lelahnya,
kembali menyampaikan poin penekanan yang disampaikan Presiden Jokowi kepada
seluruh kementerian/lembaga termasuk Polri. Yakni, kemampuan bekerja secara
mikro tak hanya makro, antisipasi inflasi, penguatan investasi dan hilirisasi,
mencegah tindak pidana yang merusak lingkungan karena akan merugikan masyarakat,
mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Pemilu dan Pilkada serentak 2024
serta memiliki kesiapan menghadapi dinamika lingkungan strategis global yang
penuh dengan ketidakpastian.
"Jadi ini menjadi
arahan Bapak Presiden yang harus kita tindaklanjuti tentunya masing-masing Satker
dan fungsi memiliki tugas berbeda untuk kemudian bisa menyukseskan apa yang
menjadi kebijakan Bapak Presiden," ujar Sigit.
Dalam pengarahannya, dipaparkan pula untuk melakukan pengawalan soal program kebijakan dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Diantaranya adalah, menjamin ketersediaan serta menjaga harga bahan pokok penting, penggunaan keuangan negara sebagai Shock Absorber, penguatan investasi dan hilirisasi, yang terakhir adalah menjaga pasar domestik.
Mengamankan dan
mengawal agenda nasional maupun internasional juga harus menjadi hal yang perlu
diperhatikan oleh personel SDM Polri. Mulai dari pelaksanaan Pemilu 2024 yang
tahapannya dimulai saat ini, Piala Dunia U-20, ASEAN Summit hingga isu-isu yang
berkembang di masyarakat.
Dengan adanya segala
bentuk agenda dan tantangan yang ada, Sigit menyebut, bahwa untuk saat ini,
seluruh jajaran Korps Bhayangkara harus bersatu padu dan bergandengan tangan
untuk kembali meraih tingkat kepercayaan publik yang sempat mencapai angka
tertinggi.
Selain melakukan
perbaikan dan reformasi kultural, Sigit menegaskan, pentingnya penguatan sumber
daya manusia Polri sejak dini guna meraih kembali rasa kepercayaan publik
terhadap Polri. Karena, menurut Sigit, dengan tingginya kepercayaan masyarakat,
maka akan berdampak pada kepuasan atas penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan saat bertugas.
"Oleh karena itu
bagaimana upaya kita untuk mengembalikan kepercayaan publik ini menjadi harga
mati yang harus kita perjuangkan," ucap Sigit.
Penguatan sejak dini
atau mulai dari rekrutmen, pendidikan dan pelatihan hingga resmi menjadi
personel kepolisian, kata Sigit, harus selalu digaungkan penekanannya pada tiga
kompetensi yakni, teknis, kepemimpinan dan etika.
"Dan peran SDM
tentunya bagaimana kemudian kita mempersiapkan SDM-SDM kita yang selalu saya
sebutkan, bahwa kita tidak hanya cukup memiliki kompetensi teknis. Namun kita
juga harus mampu memiliki kompetensi terkait dengan masalah kepemimpinan, dan
juga yang paling utama, paling penting, adalah kompetensi etik," tutur eks
Kabareskrim Polri itu.
Lebih dalam, Sigit mengungkapkan soal, komitmen dari jajaran SDM terkait penerapan prinsip Betah (Bersih, Transparan dan Akuntabel). Dengan adanya hal itu, Sigit menginstruksikan tidak ada lagi, proses rekrutmen yang tidak benar atau bahkan mengarah ke transaksional. Pemahaman tersebut harus terus dimaksimalkan oleh jajaran SDM Polri kepada masyarakat. Bahwa, untuk masuk menjadi keluarga besar Polri harus persiapan dan melewati tahapan serta proses yang sudah diatur.
"Kalau di
lingkungan kita sudah bagus, tapi di luar lingkungan SDM masih memberikan
ruang, sehingga bagaimana caranya agar teman-teman dari SDM mewaspadai ini.
Kerja sama dengan baik dengan Propam dan pengawas-pengawas dari luar. Sehingga
kemudian ini betul-betul bisa kita berantas. Karena saya juga pasti tidak akan
terima, kalau rekan-rekan sudah baik, tapi kemudian dinilai masih seperti ini.
Jadi pengorbanan rekan-rekan yang sudah sedemikian rupa tidak ada
manfaatnya," papar Sigit.
Terkait hal itu, bahkan
Sigit menyinggung soal kasus dugaan lima Polisi jajaran Polda Jawa Tengah
(Jateng) yang diduga menjadi calo dalam penerimaan Bintara Polri tahun 2022.
Dengan tegas, Sigit memerintahkan, kepada Kapolda Jateng dan jajaran Propam,
terhadap lima orang itu diberikan sanksi PTDH atau proses pidana. Menurut
Sigit, selain memberikan efek jera, ini adalah komitmen perubahan yang
dilakukan oleh institusi Polri.
"Saya sudah
perintahkan kepada Kapolda dan Kabid Propam berikan hukuman, kalau tidak di
PTDH, proses pidana. Sehingga tidak ada lagi yang bermain-main dengan masalah
ini. Karena kita semua sudah serius, saya lihat teman-teman ini sudah luar
biasa, tapi kalau kemudian di luar masih ada bermain-main, menembak di atas
kuda, mau apa jadinya kita. Tetap persepsi selalu akan begitu," tegas
Sigit.
Tak hanya itu, Sigit
mengaku mendapatkan informasi adanya proses transaksional terkait dengan jalur
Sekolah Inspektur Polisi (SIP). Dengan komitmen yang dipegang teguh, Sigit
secara tegas langsung mencoret oknum tersebut.
"Baru saja terkait
dengan SIP, saya dapat laporan dan aduan, mereka masuk lewat institusi tertentu
bayar lagi. Terus saya suruh coret waktu itu, baru ketahuan yang bayar, karena
memang kita batasi untuk pemberian kuota tahun ini, tapi ternyata dari
jalur-jalur begitu juga ada, begitu kita coret baru ketahuan yang bayarnya,"
ungkap Sigit.
Sigit mengatakan,
hal-hal yang dapat melahirkan persepsi negatif seperti itu harus segera
dihentikan. Ke depannya, ditegaskan Sigit, siapapun yang mencoba bermain-main
akan hal itu, baik personel Polri maupun pihak luar, maka jangan ragu untuk
melakukan tindakan tegas.
"Jadi kehormatan
kita sama-sama, untuk menunjukan SDM Polri tidak seperti itu. Kalaupun ada, itu
adalah orang yang memanfaatkan dan kalau itu masih Polisi juga ketahuan, kita
proses keras. Kalau di luar Polisi kalau ketahuan, ada proses sidang. Kita ingin
di mata masyarakat semenjak dari awal sampai pada saat proses pengembangannya,
Polri lebih baik. Karena ini juga menjadi salah satu kunci untuk mengembalikan
kepercayaan publik dan meningkatkan kepercayaan sesuai dengan apa yang menjadi harapan
masyarakat," kata Sigit.
Di sisi lain, Sigit
juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran SSDM Polri yang sebenarnya juga
terus melakukan pengembangan terhadap SDM Polri. Mulai dari, peningkatan
profesionalisme, memberikan pelatihan-pelatihan dengan memanfaatkan teknologi informasi,
E-Dikbangspes, Polisi Belajar hingga mendapatkan penghargaan.
Kemudian berbagai inovasi, peningkatan kesejahteraan personel khususnya penyediaan tempat tinggal melalui Aplikasi Griya PNPP hingga program Quick Wins. "Di samping itu, tentunya prestasi-prestasi lain yang cukup banyak yang telah ditorehkan oleh jajaran SSDM Polri. Oleh karena itu tentunya saya ucapkan selamat," tutup Sigit. (Rls/Humas/MM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar