BALIKPAPAN - wartaexpress.com - Di tengah hentakkan pandemi Covid-19 yang terus berlanjut hingga dua setengah tahun terakhir, dan krisis ekonomi dunia masih mendampingi sebagai bom waktu. Namun demikian selain dampak pandemi yang berpengaruh terhadap perekonomian negara, juga berkecamuknya perang antara Rusia dan Ukraina berakibat krisis energi melanda Indonesia. Mau tidak mau acuan harga minyak mentah dunia berubah drastis melonjak naik.
Contoh minyak mentah
jenis Brent yang tembus di level US$. 100 per barel di posisi tertinggi sejak 8
tahun lalu (2014), ke dua minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI)
yang akan menyusul menyentuh angka US$. 100 per barel.
Dan dampak yang terasa
hingga saat ini, pihak pemerintah berupaya untuk membatasi subsidi BBM jenis Pertalite
yang dikonsumsi kalangan atas. Sehingga secara terpaksa pil pahit ditelan
masyarakat kelas menengah bawah dengan naiknya BBM jenis Pertalite di kisaran
10 ribu rupiah per liter.
Dari berbagai dampak
yang terjadi, baik akibat perang maupun pandemi Covid-19, pemerintah di sektor
energi terus berupaya dengan mengeluarkan kebijakan yang sangat berpengaruh
terhadap ekonomi masyarakat Indonesia.
Di antaranya membuat
perusahaan minyak lebih aktif dan bergairah untuk berinvestasi, walaupun secara
perlahan dampaknya terasa bagi kegiatan produksi minyak dan gas. Dan upaya ini
diharapkan berpotensi untuk mendorong pendapatan negara dari hasil penjualan
minyak dan gas (Migas).
Pada 2020, kontribusi
hulu Migas pada penerimaan negara mencapai 122 triliun rupiah atau 144% dari
target APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Perubahan) 2020. SKK Migas
terus berupaya meningkatkan kontribusi penerimaan negara. SKK Migas
memperkirakan angka investasi yang digelontorkan KKKS terkait dengan target
produksi nasional sebesar 1 juta barel per hari minyak dan 12 miliar standar
kaki kubik per hari (BSCFD) gas pada 2030 secara total akan mencapai US$. 187
miliar.
Di sisi lain, salah satu upaya pemerintah guna mengembangkan industri hulu migas dapat berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat saat krisis berlangsung. Adalah program pengembangan masyarakat (PPM) yang masuk dalam manajemen Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Dengan merangkul
perusahaan lain tergabung dalam Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), SKK Migas
terus mendorong peningkatan peran industri penunjang jasa dan barang dalam
negeri pada seluruh pelaksanaan industri hulu migas guna terciptanya efek
berganda bagi perekonomian nasional dan daerah.
Eksistensi industri
hulu Migas bagi daerah, termasuk Kalimantan dan Sulawesi, tidak hanya berdampak
positif pada pendapatan pemerintah daerah melalui dana bagi hasil (DBH) Migas
dan participating interest (PI), tetapi juga berdampak tidak langsung pada
masyarakat dengan beroperasinya suatu wilayah kerja Migas.
Yang paling tepat
sasaran adalah adanya program pengembangan masyarakat (PPM), dengan
menggelontorkan bantuan peduli lingkungan, pendidikan dan pembinaan pertanian,
terutama untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kontribusi hulu Migas
inilah yang sangat diharapkan para pelaku UMKM dan pendidikan di daerah seperti
Samboja Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, di antaranya UMKM Joglo Tani Kolong
Langit, Kelompok Tani Terpadu Berkat Al Arsyadi dan Sekolah Dasar Negeri 020
Samboja.
Melalui PT. Eni Muara Bakau
dalam manajemen SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi, mereka mendapat
program pengembangan dan bantuan peduli lingkungan serta pelatihan pendidikan
dan rehabilitasi bangunan sekolah.
Menurut Ketua Kelompok
Tani Terpadu Berkat Al Arsyadi, H. Ilmi, sebelum mendapat support PT. Eni Muara
Bakau, hasil panen ikan sangat minim. “Tapi saat ini Alhamdulillah hasilnya
melimpah, mampu panen ikan di selokan sekira 500 kilogram setiap empat bulan
sekali,” ucap H. Ilmi.
H. Ilmi mengaku
keberadaan PT. Eni Muara Bakau memberikan dukungan penuh sekaligus pembinaan
terhadap kelompok taninya dalam pembudidayaan ikan di selokan. “Kami ucapkan
terima kasih kepada PT. Eni Muara Bakau,” pungkasnya.
Sementara itu, Muhtadin, Ketua Kelompok Joglo Tani Kolong Langit, menjelaskan, bahwa keberadaan industri hulu Migas dengan hadirnya PT. Eni Muara Bakau dalam manajemen SKK Migas sangat dirasakan dalam pengembangan usaha taninya.
“Awal mula kami bertani
per komoditas saja, lalu paradigma itu kami rubah menjadi petani yang
berkesinambungan, kemudian bergeser lagi menjadi petani hulu ke hilir,” ungkap
Muhtadin penuh semangat.
Lanjut Muhtadin
mengatakan, bahwa inisiatif dibentuknya Joglo Tani dipicu oleh tingginya
harapan masyarakat lokal untuk bekerja di perusahaan yang membutuhkan
kompetensi karena biaya, resiko dan teknologi tinggi. “Karena kami belajar,
banyak petani yang macet di tengah jalan atau anak muda yang tidak mau jadi
petani. Sedangkan petani tidak akan maju kalau hanya menjadi petani itu saja,”
terangnya.
Satu contoh, Muhtadin
bersama anggotanya menggali potensi di Joglo yang kaya akan pupuk, di satu sisi
subsidi pupuk untuk petani dicabut oleh pemerintah, obat-obatan mahal. Sehingga
Petani Joglo pun berfikir untuk membeli pupuk saja tidak akan balik modal.
“Alhamdulillah dari
hulunya, dengan difasilitasi PT. Eni Muara Bakau dalam manajemen SKK Migas kita
buat rumah kompos. Kami berinovasi untuk memproduksi kompos sendiri,”
ungkapnya.
“Untuk hilirnya, kami
membuat turunan dari produk sendiri, misalnya ada permen yang dibuat dari
nangka dan sirsak, ada sambal berbagai varian buah-buahan golden melon,”
ujarnya.
Satu cerita diungkap
pula Kepala UPT Lembaga Kependidikan, Kecamatan Samboja, Hj. Saniah membenarkan,
jika PT. Eni Muara Bakau telah banyak membantu Dinas Pendidikan di Samboja.
“Mudah-mudahan PT. Eni
Muara Bakau selalu membantu Dinas Pendidikan yang kita butuhkan,” ujarnya saat
berada di SD Negeri 020, Jalan Raya Kelurahan Handil Baru, Kecamatan Samboja,
Kabupaten Kutai Kartanegara.
Saniah memaparkan
beberapa sekolah dasar (SD) yang telah mendapatkan perhatian PT. Eni Muara
Bakau diantaranya SD Negeri 020 dengan merenovasi atap sekolah yang tidak layak
untuk digunakan sebagai tempat belajar mengajar, termasuk perbaikan kantor guru
SDN 020.
“Bantuan PT. Eni Muara
Bakau di SDN 020 ada rehab kantor, rehab sekolah. Mudah-mudahan nanti gedung
pertemuan dibantu lagi,” ungkapnya.
Kebermanfaatan industri
hulu Migas telah nyata dirasakan semua kalangan masyarakat di daerah, hal ini
berkat kesigapan pemerintah melalui Kementerian ESDM yang telah menerbitkan
Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 37 Tahun 2016 tentang Ketentuan Penawaran
Participating Interest (PI) 10% pada Wilayah Kerja Migas di mana Pemerintah
Daerah akan mendapatkan saham sebanyak 10%.
Dan secara nyata masyarakat daerah penghasil Migas sangat memanfaatkan eksistensi industri hulu Migas secara optimal dan berkelanjutan. (Y. Darojatun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar