Rabu, 22 September 2021

12 Juta Orang Siap Turun Ke Jalan, Komnas UMKM Tolak RUU Kenaikan Pajak


JAKARTA - wartaexpress.com -
Rancangan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dalam bahasan Komnas UMKM, sangatlah tidak berpihak pada pelaku UMKM yang saat ini dalam kondisi dominan terpuruk.

Ketua Umum Komunitas UMKM Naik Kelas, Raden Tedy menyatakan, bahwa Pandemi Covid-19 berdampak lebih buruk pada UMKM dibandingkan krisis moneter 1998, Rabu (22/09) siang.

Teddy merinci, bahwa dimana saat ini setidaknya ada 19% atau hampir 11 juta UMKM telah bangkrut, dan masih ada 21,4% UMKM yang berpotensi bangkrut atau sebanyak 13,7 juta. “Sementara saat krisis moneter 1998, ada 7,42% UMKM bangkrut,” ungkapnya.

“Lebih dari 71% UMKM tidak mengerti dan tidak membuat laporan keuangan usahanya, serta dominan UMKM berpendidikan rendah,” terang Ketua UMKM Naik Kelas tersebut.

“Atas kondisi ini selayaknya Pemerintah lebih fokus bagaimana pengembangan UMKM, dengan berbagai pembinaan dan bantuan. Karena kondisi saat ini UMKM sangat membutuhkan banyak bantuan termasuk insentif dan lain-lain,” harapnya.

“Bukan berencana menerapkan pajak yang berdampak pada kekhawatiran UMKM seraya terheran-heran. Untuk itu, kami menolak penerapan RUU Pajak karena lebih berdampak pada menghambat pengembangan UMKM,” ujar Raden Tedy.

Sebagaimana disampaikan, setidaknya ada 14 organisasi dan komununitas yang mendukung Komnas UMKM, diantaranya ; 1. Sutrisno Iwantono (Ketua Umum Jaringan Usahawan Independen Indonesia (Jusindo), 2. Raden Tedy (Ketua Umum Komunitas UMKM Naik Kelas), 3. Ikhsan Ingratubun (Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), 4. Syahnan Phalipi (Ketua Umum Himpunan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Hipmikindo), 5. Ronald Wala (Ketua Apindo Bidang UMKM), 6. Dewi Meisari ( UMKIndonesia.id).

7. Bahriansyah Momod (Sekjend ASITA), 8. Jurika Pratiwi (Dekopinwil DKI Jakarta), 9. Ngadiran (Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar), 10. Agus Pahlevi (Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia), 11. Tutik Mudastri (Ketua Umum Pusat Koperasi Karyawan DKI Jakarta), 12. Gusnal Julie (Ketua Umum Puskoppas), 13. Grahadea (Ketua Jaringan Startup Bandung) dan 14. Rully Rifai (Komunitas Restoran Jakarta)

“Kami siap turun kejalan, bila Pemerintah tidak mengindahkan harapan pelaku UMKM Indonesia. Anggota kami hanya 12 juta se-Indonesia. Meskipun banyak anggota kami yang bangkrut dampak Pandemi Covid-19, namun mereka semua bisa kami undang,” ujar Ngadiran Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar.

Selanjutnya, ke 14 asosiasi dan komunitas tersebut menyatakan sikap sebagai berikut : Pertama, menolak ketentuan dalam RUU Pajak, yang akan menerapkan pajak minimum 1% terlepas UMKM tersebut untung atau rugi, dan tetap mengusulkan pemberlakuan PP No. 23 Tahun 2018, dengan usulan perubahan pada tidak adanya pembatasan waktu.

Ke dua, mengusulkan keselarasan kriteria UMKM, dimana pajak 0,5% berlaku dari Rp. 4,8 miliar menjadi Rp. 15 miliar. Ke tiga, menolak pemberian wewenang kepada penyidik pajak untuk menangkap UMKM, karena tidak seseuai dengan semangat pengembangan UMKM dalam UU Cipta Kerja, apalagu dengan PP No. 7 Tahun 2021.

“Namun demikian, bila aspirasi dan harapan UMKM yang disampaikan oleh 14 asosiasi dan komunitas dalam Komnas UMKM tidak diindahkan. Maka kami akan melakukan penekanan kepada pemerintah dan DPR RI dengan cara yang berbeda,” tutupnya. (Rls/Patar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....