JAKARTA - wartaexpress.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, menghadiri Rapat Pleno Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dengan agenda Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrim secara virtual, Rabu (25/8/2021).
Dalam rapat yang
dipimpin oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin ini, Halim Iskandar menjelaskan, bahwa
pada tahun ini, Kemendes PDTT melakukan pendampingan pemutakhiran Data Desa
berbasis SDGs Desa dengan target miliki data mikro tentang kemiskinan,
kesehatan, pendidikan dan poin yang ada di SDGs Desa.
Terkait penurunan warga
dengan kemiskinan ekstrim di 35 kabupaten/kota yang ditetapkan oleh Wakil
Presiden, Kemendes PDTT juga sedang konsolidasi data secara mikro per desa
hingga bisa ditentukan desa yang menjadi prioritas.
Halim Iskandar kemudian
paparkan simulasi penanganan memberikan contoh Kabupaten Banyumas dengan jumlah
Kepala Keluarga (KK) miskin ekstrim sebanyak 10.718 KK atau 43.946 jiwa di 301
desa di 23 kecamatan. Ada lima hal yang diupayakan untuk tangani KK Miskin
Ekstrim.
Pertama, Pengurangan
pengeluaran dalam bentuk Gerakan Asupan Kalori Harian, Bedah rumah, Cek
kesehatan oleh Posyandu, BPJS Kesehatan dan Beasiswa. Point ke dua Peningkatan
pendapatan, pada level desa mengandalkan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) yang
menjadi fokus utama tangani keluarga miskin ekstrem, kemudian Bantuan Lngsung
Tunai (BLT) Dana Desa, penguatan BUMDes dan program pemberdayaan.
Point ke tiga, yaitu
Pembangunan kewilayahan yang terdiri Sanitasi permukiman keluarga miskin dan
miskin ekstrim kemudian Sarana dan prasarana transportasi permukiman keluarga
miskin dan miskin ekstrim. Poin ke empat Pendampingan desa dengan fokus RKPDes
dan APBDes untuk penanganan warga miskin dan miskin ekstrim sesuai dengan RPJMN
2020-2024 kemudian pendampingan kepada keluarga miskin dan miskin ekstrim.
"Point ke lima
yaitu Kelembagaan berupa penguatan posyandu untuk keterpaduan layanan sosial
dasar karena fungsi Posyandu sudah melebar," kata Halim Iskandar.
Halim Iskandar kemudian
memberikan simulasi penanganan kemiskinan ekstrim dengan sampel Kabupaten
Banyumas. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), garis kemiskinan desa
setara 2.100 Kkal/kapita/hari atau setara Rp. 450.185/bulan atau setara Rp.
15.006/kapita/hari.
Jumlah warga miskin
ekstrim di Banyumas sebanyak 43.946 jiwa di 301 desa, jadi jika dibagi
rata-rata ada 146 jiwa/desa. Sedang jumlah KK di 301 desa maka jumlahnya 10.718
KK dengan rata-rata 37 KK/desa.
Gus Halim, sapaan
akrabnya, Gerakan Asupan Kalori Harian untuk 43.946 jiwa di 301 desa atau 146
jiwa persdesa jadi dibutuhkan Rp. 2.190.876/hari/desa, setara Rp. 65.726.280/bulan/desa.
"Kebutuhan ini
dicukupi dengan Gerakan Asupan Kalori Harian oleh warga desa yang berkecukupan,
Gerakan gotong royong lainnya, BLT Dana Desa atau PKTD dan bantuan sosial
lainnya hingga menyelesaikan asupan kalori ini bukan hal yang rumit karena
datanya mikro," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.
Kemudian, Bedah Rumah
tahun 2021 untuk keluarga miskin ekstrim untuk 37 rumah maka dibutuhkan senilai
Rp. 370.000.000. Anggaran ini bisa diperoleh dari kolaborasi Dana Desa, APBD
dan APBN.
Penanganan warga miskin
dan miskin ekstrim dilaksanakan oleh kelembagaan posyandu yang disebut dengan
Posyandu Kesejahteraan. Dasa pemikirannya, posyandu sudah sangat familiar.
Jumlah posyandu sebanyak 660.116 posyandu atau rata-rata 9 pos per desa.
Posyandu mengalami
pengembangan peran seperti Posyandu Remaja, Posyandu Lansia, Posyandu ODGJ,
Posyandu TB Paru, dan lainnya. Tingkat partisipasi masyarakat di posyandu
tinggi di 70.086 desa sebesar 93 persen.
"Jika kita
selesaikan sekian desa di tingkat kabupaten dan provinsi maka saya yakin target
kemiskinan 0 persen di 2024 pasti tercapai," kata Mantan Ketua DPRD Jawa
Timur ini.
Gus Halim mengatakan, bahwa Kemendes PDTT telah konsolidasi data kemiskinan ekstrim by name by address di 35 kabupaten/kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat dan Papua. (Rls/Patar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar