KETAPANG - wartaexpress.com - Arogansi Bendes muncul ketika izin konfirmasi dan mohon materi LPJ dijawab ancaman. Polres Ketapang sebagai penerima laporan masih jalan di tempat. Puluhan wartawan di bawah bendera aliansi siap desak Polda Kalbar.
Korban yang sudah malang
melintang di dunia jurnalis mengatakan, bahwa awalnya meminta materi LPJ lewat
surat permohonan sekaligus konfirmasi pemberitaan pembangunan di desa tersebut.
Namun Sukimin, Bendahara Desa Kampar Sebomban justru marah lantang dan merobek-robek
surat tadi sambil mengeluarkan nada ancaman.
"Mana KTP Dan KTA
kamu, tidak usah foto-foto, cepat hapus kalau tidak ku hempaskan HP-mu. Jangan
macam-macam di sini, kau ku adat dan kutembak nanti," ucap Budi Gautama,
kord pemberitaan koran KPK Kalbar,
seraya mencontohkan omongan pelaku.
Merasa profesi jurnalis diremehkan, Budi yang kini duduk di pengurus pusat Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) langsung melaporkan kejadian yang menimpa dirinya ini ke Polres Kabupaten Ketapang, sesuai dengan surat tanda penerimaan laporan tanggal 09 Agustus 2021 yang ditanda tangani Aipda Sulasmi. "Saya berharap kasus pelecehan terhadap wartawan diproses secara hukum," pintanya tegas.
Namun, setelah ditunggu
2 dua minggu, terbukti tindakan Polres Ketapang masih jalan di tempat. Melihat kondisi itu, tanpa pikir 19 kali,
akhirnya pada tanggal 23 Agustus 2021, Budi Gautama resmi mengadukan pristiwa
yang sangat memalukan ini ke Polda Kalimantan Barat.
"Inikan wujudnya
pidana dan pelanggaran terhadap Undang-Undang Pers, kok pihak Polres Ketapang
adem-adem saja alias stagnan. Nah mudah-mudahan dengan laporan ke dua ini,
Polda Kalbar sebagai mitra wartawan bisa mengambil Langkah-langkah hukum secara
cepat,"pintanya sambil menambahkan, kami sudah siapkan pengacara untuk
menangani kasus ini di pengadilan.
Di lain sisi, Agus,
wartawan mingguan Jakarta, malah curiga terhadap aset yang dimiliki oleh
perangkat desa setempat, mengingat wilayah tersebut dipenuhi oleh perusahan
sawit maupun pertambangan.
"Bisa saja karena takut job-nya diketahui oleh wartawan, yang selama ini tertutup, jadi mereka sengaja over acting, mengeruhkan suasana alias mengalihkan permasalahan ke hal-hal di luar nalar sebagai orang pintar di desa tersebut. Tetapi Polisi tidak bodoh lo," ujarnya. (Rls/Dnl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar