JAKARTA - wartaexpress.com - Charles Kosay, Aktivis Papua eks tersangka makar mengatakan, bahwa Pemerintah Indonesia sedang memprioritaskan percepatan pembangunan kesejahteraan Papua dan Papua Barat. Hal itu disampaikan pada Dialog Kebangsaan “Dinamika Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Di Tanah Papua” yang diselenggarakan oleh Intelektual Muda Papua-Papua Barat (IMP-PB).
“Pada periode ke dua
pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo, beliau menggunakan pendekatan
kesejahteraan, itu menjadi prioritas utama," kata Charles di Hotel Amos
Cozy, Jakarta, Kamis (19/08/2021).
Sementara Fery Kusuma,
Ketua Forum 4 De Facto dan Founder Law Firm FF De Facto menuturkan, bahwa
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat adalah merupakan upaya
pemerintah untuk mempercepat pembangunan di Tanah Papua, agar dapat sejajar
dengan provinsi lain dengan memberikan ikatan yang kuat agar lima kerangka baru
untuk Papua itu bisa dilaksanakan.
“Hari ini jika kita
lihat, komitmen pemerintah terhadap Papua sangat serius. Dan ini merupakan
kerja menyeluruh dari semua pihak,” tutur Fery.
Lebih lanjutnya, Fery menerangkan mengenai percepatan pembangunan sumber daya manusia (SDM), transformasi dan pembangunan ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan, pembangunan infrastruktur, peningkatan dan pelestarian kualitas lingkungan hidup serta reformasi birokrasi.
Sementara itu, Bony
Hargen, Pengamat Politik dan Strategi Intelejen menuturkan, bahwa memang
masalah penanggulangan kemiskinan baik di Provinsi Papua maupun Papua Barat
menjadi salah satu prioritas yang harus ditangani, yang sampai sekarang juga
betul-betul masih perlu kerja keras, karena persentase penduduk miskin baik di
Provinsi Papua maupun Papua Barat pada Juli 2021 masih di atas rata-rata
nasional.
Sebagaimana diketahui,
dalam upaya peningkatan derajat kesejahteraan dan pembangunan ekonomi masyarakat
di Papua dan Papua Barat, pemerintah mengucurkan Dana Otonomi Khusus atau Dana Otsus.
Dalam nota keuangan
beserta APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2020 disebutkan, Dana Otsus
Papua terutama digunakan untuk pendanaan pendidikan dan kesehatan.
Ia berharap, Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah bisa memiliki pemahaman yang sama terkait
implementasi UU tersebut. Sehingga tak ada perbedaan dalam penerapan aturan
itu.
“Oleh karenanya, Pemerintah
Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua,”
tegas Bony.
Dari segi pendidikan,
Isay Wenda, aktivis Papua eks tersangka makar menyebut, bahwa program
pengembangan kurikulum harus dinilai kontekstual, agar sesuai dengan keunggulan
dan kearifan yang ada di Papua dan Papua Barat, dan program penambahan kuota
guru di Papua dan Papua Barat.
Di sisi lain, program pengelolaan kekayaan bahasa di Tanah Papua ini juga menjadi hal yang penting karena ada begitu banyak bahasa hingga ratusan bahasa di Tanah Papua, bahkan antar Distrik bisa mempunyai bahasa yang berbeda.
“Karena itu saya
sebelumnya pernah mengusulkan, sebaiknya ada bahasa utama kalau bisa di Papua,
yang kemudian bisa disepakati oleh seluruh warga, mungkin tidak satu tapi
mungkin dua atau tiga bahasa utama yang digunakan, sehingga komunikasi antar
warga itu juga bisa dibangun lebih baik,” tutur Isay Wenda.
Sementara Ismail
Shaleh, Presiden Mahasiswa Dema UIN Sorong menilai salah satu masalah yang ada
di Papua adalah masalah Bahasa, karena begitu aneka ragam bahasa tetapi tentu
saja itu juga harus tetap kita lestarikan tetapi bagaimana supaya ada bahasa
utama yang bisa menjadi bahasa mereka semua.
Namun, di tengah
keanekaragaman bahasa daerah itu, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan
digunakan oleh hampir semua warga Papua mulai dari yang paling bawah hingga
paling atas.
Walaupun beberapa
indikator kesejahteraan di Papua Barat dan Papua masih di bawah indikator
kesejahteraan sosial nasional, namun Ismail yakin dengan kerja sama dengan para
pemangku kepentingan dan masyarakat Papua dan Papua Barat pembangunan
masyarakat untuk kesejahteraan sosial Papua dan Papua Barat akan betul-betul
bisa berjalan dan untuk mengurangi kesenjangan yang ada.
Menjelang 100 hari
pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua dukungan datang dari Ismail.
Menurutnya agar pelaksanaan kegiatan akbar olahraga nasional ini, dapat berjalan
lancar dan sukses di Bumi Cendrawasih Papua.
“Masyarakat harus antusias ikut mendukung pelaksanaan PON 2021 di Papua. PON juga ikut mendukung pembangunan. Karena itu, jangan terpengaruh dengan hal yang merugikan dan menghalangi pelaksanaan PON XX 2021 di Papua,” tutup Ismail. (Rls/Ko0ntr/Syarif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar