BREBES - wartaexpress.com - Azam Ata (2), warga Desa Jatirokeh, RT. 01 RW. 03, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, merupakan anak asuh stunting dari Serma Yuli Haryo, Babinsa Jatirokeh Koramil 17 Songgom, Kodim 0713 Brebes.
Putra dari pasangan Kartono dan Muflikha itu, merupakan salah satu dari 95 anak Baduta (bawah dua tahun) di wilayah Kecamatan Songgom yang tercatat menderita stunting.
Disampaikan Danramil Songgom,
Kapten Infanteri Tuteng Aryolona, bahwa upaya percepatan penurunan
stunting terus dilakukan di 17 kecamatan di Kabupaten Brebes, termasuk di
wilayah Kecamatan Songgom. Seperti yang dilakukan anggotanya itu yang
secara berkala memantau perkembangan Azam termasuk membantu memberikan makanan
tambahan gizi.
“Bapak Asuh Anak Stunting
(BAAS) merupakan instruksi dari Dandim Brebes, Letkol Infanteri Tentrem Basuki,
yang sebelumnya dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting Kabupaten
Brebes (18/10) bersama Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, SE, sebagai
Bunda Asuh Anak Stunting,” terangnya, Kamis (20/10/2022).
Dikatakan Tuteng, bahwa monitoring
dan pemberian makanan tambahan kepada Baduta stunting yang dilakukan
masing-masing babinsa diharapkan dapat memacu tumbuh kembang Balita, agar saat
mereka berumur 5 tahun nanti tidak tercatat lagi sebagai anak
stunting/pertumbuhan kerdil.
Pasalnya, usia 0-24 bulan atau bawah dua tahun merupakan periode pertumbuhan emas bagi anak. Masa ini juga sering disebut dengan 1000 HPK atau seribu Hari Pertama Kehidupan.
Kemudian BAAS sendiri
merupakan upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting nasional yaitu
menjadi 14 persen di tahun 2024, dimana sebelumnya di tahun 2019 tercatat 2,7
persen.
Tuteng menambahkan, bahwa target
pemerintah untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa itu akan terealisasi
dengan lebih ringan, tepat, dan cepat, apabila seluruh elemen yang ada ikut
ambil peranan, termasuk kesediaan menjadi bapak/bunda asuh bagi anak-anak
stunting.
Ia juga yakin bahwa dengan
pelayanan kesehatan jemput bola dari tenaga kesehatan (Nakes) dan perubahan
pola asuh anak, maka target di tahun 2024 itu tercapai.
“Tugas Bapak Asuh juga untuk
memastikan bahwa anak asuhnya mendapatkan pelayanan kesehatan pendukung dari
nakes, seperti pemberian vitamin dan imunisasi,” sambungnya.
Banyak faktor penyebab Balita stunting, seperti kondisi ekonomi sehingga asupan gizi yang seharusnya diterima bayi sejak masih dalam kandungan tidak mencukupi.
“Jika karena anak sulit makan
maka sebagai orang tua harus pintar berimprovisasi menyajikan makanan kepada si
anak yang sulit makan. Hal ini juga perlu kita edukasikan kepada para
orang tua di desa,” imbuhnya.
Untuk diketahui, di wilayah
Kabupaten Brebes sendiri kasus stunting cukup tinggi yaitu meliputi Baduta
stunting 3.548, keluarga berisiko stunting 37.606, dan Bumil beresiko 1.501.
Terpisah, di Desa Limbangan
RT. 04 RW. 07, Kecamatan Kersana, Babinsa Serda Solikhin bersama bidan desa
setempat Nunung Hayati, Amd.Keb, juga melakukan monitoring terhadap Muzamil
Angga Wijaya (3) putra dari Eko Nuryanto.
Adapun yang dilakukan di rumah Muzamil adalah penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan, pemberian makanan tambahan, serta edukasi gizi seimbang. (Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar