KAPUAS HULU - wartaexpress.com - Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Drs. H. Mohd. Zaini, MM. menghadiri sosialisasi pemanfaatan jenis ikan dilindungi atau Appendiks Cites. Acara tersebut diselenggarakan di Aula Grand Banana Hotel.
Turut hadir pada acara
tesebut anggota Komisi IV DPR RI Dapil Kalimantan Barat II, Yessy Melania, SE, Direktur
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Muhammad Firdaus Agung Kunto Kurniawan, ST,
M.Sc, Ph.D, Kepala Pusat Karantina Ikan, BKIPM, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Dr. Ir. Riza Priyatna, MP, Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung
Kerihun dan Danau Sentarum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wahju
Rudianto, S.Pi, anggota DPRD Kab. Kapuas Hulu serta Kepala Organisasi Perangkat
Daerah terkait.
Sekretaris Daerah mewakili
Bupati Kapuas Hulu membacakan sambutan Bupati, menyampaikan, bapak-ibu dan hadirin
yang saya hormati, mengawali sambutan ini, saya selaku pribadi dan atas nama
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya
kegiatan sosialisasi pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau Appendiks Cites.
“Semoga senantiasa ke depannya
dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi dalam pengelolaan sumber daya ikan
dan dapat menjadi sektor unggulan perikanan dan mensejahterakan masyarakat
Kabupaten Kapuas Hulu," ujarnya.
Disampaikan, bahwa Kabupaten Kapuas Hulu memiliki luas perairan umum kurang lebih 450.257 hektar atau 3,27% dari luas perairan umum Indonesia (13,3 juta hektar), mengandung potensi sumber daya perikanan yang cukup besar dan penting, baik sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat sekaligus sebagai produk unggulan daerah yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi rakyat menjadi lebih meningkat di masa yang akan datang.
Terdapat 195 sungai dan
anak-anak sungai, 148 danau, 27 merupakan Danau Lindung yang telah ditetapkan dengan
Keputusan Bupati dan beberapa danau lindung adat yang dikelola dengan kearifan lokal.
Fungsi ekologis dapat dilihat
dari 2 sisi, yaitu lingkungan perairan dan sumber daya ikannya. Keseimbangan lingkungan
perairan danau memberikan dampak positif bagi kelestarian sumber daya ikan di dalamnya,
sekaligus sebagai reservoir (serapan dan cadangan air) bagi sistem perairan di landscap
Kapuas Hulu.
Di Danau Lindung tersebut
merupakan ekosistem ikan air tawar yang dihuni oleh kurang lebih 297 jenis ikan,
beberapa diantaranya merupakan ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti
Arwana (scleropages formosus), Gabus (ophiocephalus striatus), Jelawat (leptobarbus
hoeveni blkr), Toman (channa micropeltes), Belida (chitala sp), Betutu (oxyeleotris
marmorata Blkr), Tambakan (helostoma temminckii), Lais (kryptopterus Sp), Patin
(pangasius pangasius), Baung (mystus nemurus), Tapah (wallago leeri), Botia (botia
macracanthus) dan lain-lain.
Salah satu jenis ikan dilindungi
di Indonesia karena populasinya di alam liar semakin berkurang. Namun, beberapa
upaya pelestarian telah dilakukan, salah satunya melalui peran masyarakat yang berada
di sekitar danau lindung. Penetapan lebih dari 20 danau lindung yang ada di
Kab. Kapuas Hulu merupakan upaya lainnya dari Pemerintah Daerah untuk menjaga kelestarian
populasi ikan-ikan asli di Kab. Kapuas Hulu.
Ikan Arwana masih dapat
dimanfaatkan asalkan mengikuti regulasi dan tata cara yang ada. Diharapkan dengan
acara ini, masyarakat lebih mengetahui bagaimana tata cara pemanfaatan Arwana tersebut.
“Harapan kami adalah walaupun
Ikan Arwana Super Red ini sudah dapat dikembangbiakkan oleh masyarakat, akan tetapi
kami mengharapkan populasinya di alam semakin melimpah dan lestari,” tutupnya.
Sekda menambahkan terkait salah satu kewengan sebelumnya sampai saat ini belum mendapatkan PAD dari Arwana. Berharap ada retribusi untuk PAD Kapuas Hulu, dan untuk eskpor Sekda juga minta saran dan masukan kepada Ketua Komisi Khusus Ikan Arwana Kapuas Hulu, harus mempunyai nama, karena habitat Arwana memang ada di Kapuas Hulu. (Rls/danil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar