Oleh : Joris Stef Omkarsba
RAJA AMPAT -
wartaexpress.com -
Dua tahun lagi yakni tahun 2024, Kabupaten Raja Ampat akan masuk ke dalam fase
baru pemerintahan, dimana terjadi pergantian kepemimpinan dalam Pilkada, fase
ini disebut fase Raja Ampat baru, oleh sebab itu, tentu dibutuhkan Bupati atau
seorang pemimpin baru yang berpengalaman dalam pemerintahan.
Raja Ampat berdiri
sejak tahun 2003, hingga tahun 2023, kabupaten ribuan pulau ini akan berusia 20
tahun, pada 9 Mei 2023. 20 tahun merupakan sebuah periodisasi membangun tonggak
peradaban baru, olehnya itu diperlukan juga suatu komitmen baru.
Selama 20 tahun, Raja
Ampat dibangun oleh Drs. Marcus Wanma, M.Si dan Drs. Inda Arfan M.Ec.Dev, pada
periode 10 tahun pertama, sementara periode 10 tahun ke dua dibangun oleh Abdul Faris Umlati, SE, bersama
Manuel Piter Urbinas. S.Pi, M.Si dan Orideko Iriano Burdam S.IP, MM, M.Ec.Dev.
Sebagai pemimpin awal
berdirinya Pemerintahan Kabupaten Raja Ampat yang masih baru, Marcus Wanma dan
Inda Arfan membangun berdasarkan tuntutan jaman pada saat itu yang serba tidak
ada, menyediakan seluruh perangkat dasar pemerintahan baik infrastruktur dan
suprastruktur.
Menjadi pemimpin pada
dasawarsa ke dua, Abdul Faris Umlati didampingi Piter Urbinas dan Orideko
Burdam, meningkatkan pembangunan yang telah dilaksanakan pemimpin sebelumnya,
melengkapi hal-hal yang belum dilaksanakan pada periode sebelumnya, dan
melakukan inovasi-inovasi baru.
Jika Marcus Wanma membangun gedung-gedung perkantoran, menata adminitrasi organisasi pemerintahan, mewacanakan propinsi Raja Ampat, Abdul Faris Umlati membangun kelistrikan, rumah-rumah ibadah, menata sistem keuangan, dan mempersiapkan berdirinya propinsi Raja Ampat yang dimulai dari pemekaran kabupaten Misool bersama Komisi II DPRD.
Memasuki dasa warsa ke tiga,
atau memasuki 20 tahun ke dua, secara demokrasi, akan lahir seorang pemimpin
baru atau Bupati baru. Pemimpin baru ini tentu akan melanjutkan tongkat
estafet, meningkatkan pembangunan yang telah diletakkan, namun dia harus memilih
faktor pembeda, sama seperti pemimpin sebelumnya.
Bupati baru harus
berani melakukan terobosan-terobosan baru untuk menjadi trade mark dan faktor
pembeda dia dengan pemimpin sebelumnya. Kreativitas baru akan memberi
penghargaan-peanghargaan tersendiri baginya, 20 tahun ke dua disebut Raja Ampat
baru.
Apa Itu Seorang Bupati
Dalam trias politika,
dibedakan antara Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Eksekutif atau
pemerintahan dipimpin oleh seorang Bupati, atau dengan kata lain, Bupati adalah
pemimpin pemerintahan yang memimpin satuan-satuan kerja di bawahnya dari Setda,
OPD, Distrik, hingga kepala-kepala kampung.
Oleh sebab itu, seorang
Bupati, harus memahami dengan betul apa itu organisasi pemerintahan,
syukur-syukur dia pernah merasakan pengalaman menjadi aparatur sipil negara
sehingga dapat menata hubungan ke dalam maupun hubungan keluar dengan legislatif,
yudikatif dan sosial kemasyarakatan.
Isu-Isu Strategis
Menuju Raja Ampat 20 tahun
ke dua, seharusnya sudah dimulai dengan evaluasi secara menyeluruh, dari semua aspek pembangunan, agar dapat
diukur tingkat kemajuannya seperti apa, sudah sampai dimana, bagian mana yang
belum selesai, sektor mana yang masih lemah dan seterusnya, hingga menjadi
pegangan pemimpin dan generasi berikutnya.
Selama 20 tahun, pariwisata
sebagai sektor unggulan, adalah sektor yang paling lemah dalam perencanaan,
karena tidak adanya rencana induk pembangunan pariwisata Raja Ampat (RIPPDA),
perencanaan sektor-sektor dilakukan secara parsial, tidak komprehensif,
sehingga pariwisata seperti berjalan di tempat bahkan dikuatirkan sedang
berjalan menuju ‘kematian’.
Lingkungan hidup yang
mengalami degrasi dan berdampak terhadap jumlah kunjungan wisatawan kelak,
dimana hancurnya terumbu karang, rusaknya hutan mangrove, sampah di laut dan
darat yang berserakan hingga isu pertambangan yang seksi mematikan brand
pariwisata Raja Ampat, berdampak besar terhadap pariwisata Raja Ampat.
Kampung dan distrik
sebagai representasi masyarakat Raja Ampat terabaikan, pembangunan dan penataan
kantor kampung tidak terurus, alokasi dana desa bermasalah, pembangunan ekonomi
kampung, perbankan, pendidikan terjadi kekurangan guru, kesehatan dengan
tingkat kematian yang tinggi, sangat meresahkan.
Kantor-kantor yang sepi
lama akibat tuntutan kesejahteraan, hal ini berdampak terhadap kinerja ASN.
Hampir tidak ada lagi punishment yang ampuh membuat ASN jera dan rajin bekerja,
kecuali sanksi pemecatan yang sedikit membuat takut.
Pembangunan dermaga
yang tidak representatif baik di Waisai, distrik dan kampung, bahkan tidak
adanya rambu-rambu jalur transportasi laut untuk menghindari terumbu karang
hingga belum adanya titik-titik labuh kapal, berdampak terhadap visi misi
Gempar Emas.
Kenapa Pemimpin Harus
Berpengalaman Dalam Pemerintahan
Raja Ampat telah
menjadi daerah tujuan wisata internasional, namun pariwisata belum ditata
dengan baik, dimana pariwisata merupakan industri yang memiliki efek ganda
sehingga harus dibangun secara bersama-sama, jika tidak, akan terjadi
kepincangan dan menimbulkan biaya mahal yang berdampak terhadap menurunnya
jumlah kunjungan wisatawan dan perolehan PAD.
Memasuki 20 tahun ke dua,
jika dilihat dari sejumlah masalah yang menjadi isu strategis, capaian target
kemajuan peradaban, Raja Ampat sebenarnya masih berkutat pada pembangunan
infrastruktur dan suprastuktur dasar pemerintahan.
Pada tingkatan ini dan
dimana kita memasuki fase periode baru Raja Ampat 20 tahun ke dua yang akan
dimulai sejak kepemimpinan baru 2024, maka pemimpin yang dibutuhkan adalah
pemimpin yang dapat mengatasi sejumlah masalah dasar pemerintahan (infrastruktur
dan suprastruktur).
Kemampuan pemimpin
untuk mengatasi masalah dasar pemerintahan, tidak hanya sebatas memiliki ilmu
pemerintahan, tidak hanya sekedar pintar membangun wacana (politik), tetapi
dibutuhkan pemimpin yang memiliki pengalaman bekerja dan memimpin organisasi
pemerintah.
Kenapa perlu pemimpin
yang pengalaman dan pernah bekerja di pemerintahan, karena dia memahami betul
bagaimana menata pemerintahan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah
dilalui dan dimilikinya, selain komunikasi yang telah terbangun, dan jiwa
pamong yang melekat dan budaya kerja.
Menuju 20 Tahun ke dua dan melihat kondisi nyata Raja Ampat hari tentu masih membutuhkan pemimpin yang benar-benar berpengalaman dalam pemerintahan agar membawa Raja Ampat memasuki fase Raja Ampat baru dengan gemilang. (Penulis adalah Korwil Papua Barat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar