Minggu, 28 Agustus 2022

Raja Ampat Baru Butuh Pemimpin Berpengalaman Dalam Pemerintahan


Oleh : Joris Stef Omkarsba

RAJA AMPAT - wartaexpress.com - Dua tahun lagi yakni tahun 2024, Kabupaten Raja Ampat akan masuk ke dalam fase baru pemerintahan, dimana terjadi pergantian kepemimpinan dalam Pilkada, fase ini disebut fase Raja Ampat baru, oleh sebab itu, tentu dibutuhkan Bupati atau seorang pemimpin baru yang berpengalaman dalam pemerintahan.

Raja Ampat berdiri sejak tahun 2003, hingga tahun 2023, kabupaten ribuan pulau ini akan berusia 20 tahun, pada 9 Mei 2023. 20 tahun merupakan sebuah periodisasi membangun tonggak peradaban baru, olehnya itu diperlukan juga suatu komitmen baru.

Selama 20 tahun, Raja Ampat dibangun oleh Drs. Marcus Wanma, M.Si dan Drs. Inda Arfan M.Ec.Dev, pada periode 10 tahun pertama, sementara periode 10 tahun ke dua  dibangun oleh Abdul Faris Umlati, SE, bersama Manuel Piter Urbinas. S.Pi, M.Si dan Orideko Iriano Burdam S.IP, MM, M.Ec.Dev.

Sebagai pemimpin awal berdirinya Pemerintahan Kabupaten Raja Ampat yang masih baru, Marcus Wanma dan Inda Arfan membangun berdasarkan tuntutan jaman pada saat itu yang serba tidak ada, menyediakan seluruh perangkat dasar pemerintahan baik infrastruktur dan suprastruktur.

Menjadi pemimpin pada dasawarsa ke dua, Abdul Faris Umlati didampingi Piter Urbinas dan Orideko Burdam, meningkatkan pembangunan yang telah dilaksanakan pemimpin sebelumnya, melengkapi hal-hal yang belum dilaksanakan pada periode sebelumnya, dan melakukan inovasi-inovasi baru.

Jika Marcus Wanma membangun gedung-gedung perkantoran, menata adminitrasi organisasi pemerintahan, mewacanakan propinsi Raja Ampat, Abdul Faris Umlati membangun kelistrikan, rumah-rumah ibadah, menata sistem keuangan, dan mempersiapkan berdirinya propinsi Raja Ampat yang dimulai dari pemekaran kabupaten Misool bersama Komisi II DPRD.

Memasuki dasa warsa ke tiga, atau memasuki 20 tahun ke dua, secara demokrasi, akan lahir seorang pemimpin baru atau Bupati baru. Pemimpin baru ini tentu akan melanjutkan tongkat estafet, meningkatkan pembangunan yang telah diletakkan, namun dia harus memilih faktor pembeda, sama seperti pemimpin sebelumnya.

Bupati baru harus berani melakukan terobosan-terobosan baru untuk menjadi trade mark dan faktor pembeda dia dengan pemimpin sebelumnya. Kreativitas baru akan memberi penghargaan-peanghargaan tersendiri baginya, 20 tahun ke dua disebut Raja Ampat baru.

Apa Itu Seorang Bupati

Dalam trias politika, dibedakan antara Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Eksekutif atau pemerintahan dipimpin oleh seorang Bupati, atau dengan kata lain, Bupati adalah pemimpin pemerintahan yang memimpin satuan-satuan kerja di bawahnya dari Setda, OPD, Distrik, hingga kepala-kepala kampung.

Oleh sebab itu, seorang Bupati, harus memahami dengan betul apa itu organisasi pemerintahan, syukur-syukur dia pernah merasakan pengalaman menjadi aparatur sipil negara sehingga dapat menata hubungan ke dalam maupun hubungan keluar dengan legislatif, yudikatif dan sosial kemasyarakatan.

Isu-Isu Strategis

Menuju Raja Ampat 20 tahun ke dua, seharusnya sudah dimulai dengan evaluasi secara menyeluruh,  dari semua aspek pembangunan, agar dapat diukur tingkat kemajuannya seperti apa, sudah sampai dimana, bagian mana yang belum selesai, sektor mana yang masih lemah dan seterusnya, hingga menjadi pegangan pemimpin dan generasi berikutnya.

Selama 20 tahun, pariwisata sebagai sektor unggulan, adalah sektor yang paling lemah dalam perencanaan, karena tidak adanya rencana induk pembangunan pariwisata Raja Ampat (RIPPDA), perencanaan sektor-sektor dilakukan secara parsial, tidak komprehensif, sehingga pariwisata seperti berjalan di tempat bahkan dikuatirkan sedang berjalan menuju ‘kematian’.

Lingkungan hidup yang mengalami degrasi dan berdampak terhadap jumlah kunjungan wisatawan kelak, dimana hancurnya terumbu karang, rusaknya hutan mangrove, sampah di laut dan darat yang berserakan hingga isu pertambangan yang seksi mematikan brand pariwisata Raja Ampat, berdampak besar terhadap pariwisata Raja Ampat.

Kampung dan distrik sebagai representasi masyarakat Raja Ampat terabaikan, pembangunan dan penataan kantor kampung tidak terurus, alokasi dana desa bermasalah, pembangunan ekonomi kampung, perbankan, pendidikan terjadi kekurangan guru, kesehatan dengan tingkat kematian yang tinggi, sangat meresahkan.

Kantor-kantor yang sepi lama akibat tuntutan kesejahteraan, hal ini berdampak terhadap kinerja ASN. Hampir tidak ada lagi punishment yang ampuh membuat ASN jera dan rajin bekerja, kecuali sanksi pemecatan yang sedikit membuat takut.

Pembangunan dermaga yang tidak representatif baik di Waisai, distrik dan kampung, bahkan tidak adanya rambu-rambu jalur transportasi laut untuk menghindari terumbu karang hingga belum adanya titik-titik labuh kapal, berdampak terhadap visi misi Gempar Emas.

Kenapa Pemimpin Harus Berpengalaman Dalam Pemerintahan

Raja Ampat telah menjadi daerah tujuan wisata internasional, namun pariwisata belum ditata dengan baik, dimana pariwisata merupakan industri yang memiliki efek ganda sehingga harus dibangun secara bersama-sama, jika tidak, akan terjadi kepincangan dan menimbulkan biaya mahal yang berdampak terhadap menurunnya jumlah kunjungan wisatawan dan perolehan PAD.

Memasuki 20 tahun ke dua, jika dilihat dari sejumlah masalah yang menjadi isu strategis, capaian target kemajuan peradaban, Raja Ampat sebenarnya masih berkutat pada pembangunan infrastruktur dan suprastuktur dasar pemerintahan.

Pada tingkatan ini dan dimana kita memasuki fase periode baru Raja Ampat 20 tahun ke dua yang akan dimulai sejak kepemimpinan baru 2024, maka pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang dapat mengatasi sejumlah masalah dasar pemerintahan (infrastruktur dan suprastruktur).

Kemampuan pemimpin untuk mengatasi masalah dasar pemerintahan, tidak hanya sebatas memiliki ilmu pemerintahan, tidak hanya sekedar pintar membangun wacana (politik), tetapi dibutuhkan pemimpin yang memiliki pengalaman bekerja dan memimpin organisasi pemerintah.

Kenapa perlu pemimpin yang pengalaman dan pernah bekerja di pemerintahan, karena dia memahami betul bagaimana menata pemerintahan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui dan dimilikinya, selain komunikasi yang telah terbangun, dan jiwa pamong yang melekat dan budaya kerja.

Menuju 20 Tahun ke dua dan melihat kondisi nyata Raja Ampat hari tentu masih membutuhkan pemimpin yang benar-benar berpengalaman dalam pemerintahan agar membawa Raja Ampat memasuki fase Raja Ampat baru dengan gemilang. (Penulis adalah Korwil Papua Barat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....