BALIKPAPAN - wartaexpress.com - Setiap hari kita menghasilkan sampah, kini sampah telah menjadi masalah besar bagi kota-kota besar di Indonesia. Tumpukan sampah yang menggunung, bau menyengat, serta sampah yang mengotori dan mencemari lingkungan merupakan masalah yang membuat pusing semua orang.
Di banyak negara
terutama di negara-negara maju, upaya yang dilakukan salah satunya adalah
dengan menghadirkan pembangkit listrik tenaga sampah untuk mengolah sampah
menjadi energi listrik melalui pelet sampah.
Tidak ketinggalan untuk
Kota Balikpapan, dimana sampah yang dikelola oleh TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)
Sampah Manggar, Balikpapan Timur, selama ini telah diolah menjadi biogasmethan
dan hingga saat ini warga masyarakat sekitar menikmatinya untuk proses memasak.
Dijelaskan, Tonny
Hartono, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Sampah Manggar
Balikpapan, Jumat (14/01/2022), bahwa biogas methan yang sudah berjalan hampir
beberapa tahun terakhir terus berkembang
hingga kurang lebih 210-an warga masyarakat di sekitar TPA Manggar
memanfaatkannya sebagai sarana memasak.Tonny Hartono,
Kepala UPTD TPA Sampah Manggar Balikpapan
Apa tantangan TPA
Manggar dalam pemrosesan dan pengurangan sampah tahun ini?
Secara umum ada tiga
tantangan, yang pertama adalah teknologi. Jadi, penguasaan teknologi kita
memang masih sangat kurang terkait dengan bagaimana kita bisa memanfaatkan
sampah. Tetapi sebenarnya pemerintah kota memberi dukungan sangat besar untuk
melakukan beberapa terobosan-terobosan.
Misalnya, dengan
melakukan inisiatif co-firing. Sampah dalam bentuk wood chips (sampah berbasis
kayu, dedaunan), sampah perkotaan itu bisa digunakan untuk men-generate listrik
melalui co-firing. Jadi selama ini pembangkit listrik yang berbahan bakar
batubara itu bisa direplace dengan bahan bakar sampah yakni pelet sampah.
Kemudian kebijakan juga
menjadi hal yang penting untuk kita perhatikan, sejalan dengan perkembangan
teknologi. Penawaran kerjasama dengan berbagai instansi seperti PLN dalam
memberikan solusi dalam memecahkan problem penumpukkan sampah.
“Dalam waktu dekat akan
dilakukan uji coba dengan PLN dalam memanfaatkan sampah menjadi pelet sampah,
yang berasal dari sampah organik dan limbah kayu serta dedaunan,” terangnya.
“Namun hal tersebut
masih akan dibicarakan lagi dalam waktu dekat melalui musyawarah bersama PLN,”
tambahnya.
Tonny Hartono juga
menjelaskan, bahwa kerja sama dengan instansi PLN dalam hal memanfaatkan pelet
sampah sebagai pengganti batubara dalam pembangkit tenaga listrik sudah banyak
dilakukan di daerah lain terutama di Jawa.
“Untuk Balikpapan pemrosesan sampah menjadi pelet masih dalam tahap uji coba. Semoga ke depan uji coba ini bisa berhasil dan tentunya dapat mengurangi penumpukkan volume sampah untuk Kota Balikpapan,” pungkasnya. (Yun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar