Senin, 16 Agustus 2021

dr. Jo Mambrasar, Sp.OG : Abraham Umpain Tidak Merasa Perbuatan Kemanusiaan Pelayanan Dokter

dr. Jo Mambrasar, Sp.OG

RAJA AMPAT - wartaexpress.com -
Kalau saya tidak datang sendiri subuh-subuh ke rumah sakit menolong pasien ibu melahirkan, bisa terjadi celah (resiko) yang lebih besar. Hal ini dikatakan dokter ahli kandungan, dr. Jo Mambrasar, Sp.OG, dengan raut muka sedih, Sabtu (14/08/2021).

Ditemui di RSUD Waisai, dokter kandungan asal Kampung Kapisawar, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat ini, menceritakan kekecewan dan kekesalannya terhadap Abraham Dimara Umpain, suami dari Christihani Mayor, pasien bersalin tanggal 25 Juli 2021.

Dituturkan dr. Jo, Christihani Mayor, bahwa datang ke RSUD Waisai dalam kondisi sebagai ibu ingin bersalin pada tanggal 25 Juli 2021, dan datang kembali pasca melahirkan pada tanggal 26 Juli 2021. Pada kondisi ingin bersalin 25 Juli 2021, dr. Jo mendapatkan informasi bahwa pasien akan bersalin pada dini hari.

Sebagai dokter spesialis, dimana harus bangun melayani pasien pada dini hari merupakan resiko pekerjaan, namun bukan hanya itu saja, tapi karena juga ada pertimbangan kemanusiaan, apalagi ibu melahirkan sangat berisiko dalam masa Nivas (pendarahan-red) selama 40 hari, maka dia segera bergegas melaksanakan tugasnya, apalagi menolong keluarga sendiri sesama masyarakat Raja Ampat.

Pada jam 3 subuh, dr. Jo harus turun sendiri ke rumah sakit, dimana pada jam tersebut orang-orang semua sedang tidur, tapi demi ibu melahirkan dia harus pergi melayani istri dari Abraham Umpain. Proses persalinan dilakukan sejak jam 04.00 WIT subuh, hingga melahirkan bayi jam 06 WIT pagi hari, setelah itu pasien kemudian pulang ke rumah.

Pada tanggal 26 Juli 2021, Christihany Mayor kembali kedua kali ke rumah sakit, karena keluhan tidak enak badan dan pusing. Sesuai standar Covid-19, pasien yang baru masuk harus dilakukan Swab, dari hasil pemeriksaan Swab pertama, masih berproses sehingga hasilnya masih terlihat samar-samar, namun sesuai standar, setelah konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, maka dilakukan pemeriksaan ulang untuk konfirmasi kembali.

Para Bidan yang melakukan Swab terpaksa harus melakukan pemeriksaan ke dua, sesuai standar untuk membuktikan hasilnya secepat mungkin agar ada penindakan dikarenakan kondisi pasien yang mengalami pendarahan. “Hasil pengambilan Swab pertama samar-samar dan ke dua positif, namun hasil pertama yang samar-samar, makin lama makin terang menunjukkan hasil positif.

Bidan yang menangani Christihani, Mawar, mengatakan, bahwa para medis tidak menunggu hasil Swab pertama sampai jelas baru diambil tindakan, tapi karena kedatangan Cristihani dengan keluhan pendarahan (Nivas) sehingga harus ditangani dengan melakukan Swab ke dua dengan hasil positif dua garis.

“Kristihani Mayor, istri Bram Umpain masuk ke dua pada tanggal 26 Juli 2021, jam 22.00 WIT, dengan kuluhan kepala sakit, mengeluh meriang pada pagi hari, sakit perut, mulut tidak enak dan tidak mau makan, keluar darah bergumpal,” kata Mawar.

Menurut dr. Jo, setelah hasil Swab positif, maka ibu dan anak dipisahkan karena dikuatirkan terjadi penularan, walaupun tergolong Covid-19 ringan, namun lebih kepada mempertimbangkan masa Nivas selama 40 hari dan memberikan pelayanan terbaik untuk merawat pasien.

Namun karena permintaan keluarga untuk isolasi mandiri (Isoman), maka pihak rumah sakit merestui setelah keluarga menandatangani formulir Isoman, dan pasien boleh kembali ke rumah, selanjutnya diawasi dokter puskesmas dimana telah dibentuk Satgas Covis tingkat Puskesmas.

Ditanya tentang sikap suami Christina, Abraham Umpain yang melakukan penyebaran Hoax dan menuduh mengkovidkan pasien serta mengancam melaporkan ke Polres Raja Ampat, dr. Jo menyayangkan sikap Abraham yang dinilai belum dewasa.

“Kami harus bangun subuh, sendirian ke rumah sakit dan melayani hingga pasien melahirkan secara sehat dan selamat, ini kan perbuatan kemanusiaan, tapi tidak dihargai dan malah menyesatkan orang banyak dengan berita-berita tidak benar yang menyesatkan, Abraham Umpain tidak merasakan upaya kemanusian seorang dokter dalam melayani, di situ saya rasa berat sekali,” ujar dr. Jo sambil tertawa keheranan.

Kembangkan Informasi Liar, Abraham Umpain Layak Diberikan Sanksi

Ditanya tentang rencana Abraham akan melapor Polisi. “Apa yang mau dilaporkan Abraham Umpain, dia mau lapor, lapor apa ? Kecuali istrinya masuk sehat pulang sakit, nah ini kan masuk sehat, pulang sehat, sampai sekarang sudah baik-baik, habis itu bikin laporang muncul lagi,” kata dr. Jo sambil tertawa merasa lucu.

Menurut dr. Jo, jika dia hendak melapor, seharusnya pada hari yang sama, dimana hasilnya telah ditentukan positif pada tanggal 26 Juli 2021. “Ya silahkan dilapor, tetapi ini kan sudah melewati waktu seminggu, masa inkubasinya sudah lewat, karena ini virus susah ditebak secara keilmuan, apalagi hasil Swab membuktikan 2 kali positif,” jelasnya.

dr. Jo menyesalkan berita yang disebarkan Abraham Umpain Dimara, karena informasi yang diedarkan terlalu liar, tidak bertanggungjawab dan sangat menyesatkan, oleh karena itu, Abraham layak diberikan sanksi.

dr Jo. bersama Direktur RSUD, dokter spesialis anak, dokter penyakit dalam dan dua orang Bidan melaporkan Abraham Umpain ke Polres Raja Ampat. Mereka tidak menerima status Abraham Umpain yang menuduh pihak RSUD mengkovidkan pasien agar mengajukan klaim pergantian biaya dari pusat.

Abraham juga menghasut orang sebarkan statusnya yang menyesatkan sebanyak-banyaknya, sehingga dia harus membuktikan perbuatannya di Polres Raja Ampat.

Abraham menulis pada akunnya Umpain Dimara Abraham, tanggal 9 Agustus 2021, “silahkan share sebanyak-banyaknya, jadi, ini yang dicari RSUD Waisai dengan mengkovidkan pasien non Covid agar mengajukan klaim pergantian biaya dari pusat, berikut penjelasannya dst.“ (Jos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....