dr. Jo Mambrasar, Sp.OG |
RAJA AMPAT - wartaexpress.com - Kalau saya tidak datang sendiri subuh-subuh ke rumah sakit menolong pasien ibu melahirkan, bisa terjadi celah (resiko) yang lebih besar. Hal ini dikatakan dokter ahli kandungan, dr. Jo Mambrasar, Sp.OG, dengan raut muka sedih, Sabtu (14/08/2021).
Ditemui di RSUD Waisai,
dokter kandungan asal Kampung Kapisawar, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja
Ampat ini, menceritakan kekecewan dan kekesalannya terhadap Abraham Dimara
Umpain, suami dari Christihani Mayor, pasien bersalin tanggal 25 Juli 2021.
Dituturkan dr. Jo,
Christihani Mayor, bahwa datang ke RSUD Waisai dalam kondisi sebagai ibu ingin
bersalin pada tanggal 25 Juli 2021, dan datang kembali pasca melahirkan pada
tanggal 26 Juli 2021. Pada kondisi ingin bersalin 25 Juli 2021, dr. Jo
mendapatkan informasi bahwa pasien akan bersalin pada dini hari.
Sebagai dokter
spesialis, dimana harus bangun melayani pasien pada dini hari merupakan resiko
pekerjaan, namun bukan hanya itu saja, tapi karena juga ada pertimbangan
kemanusiaan, apalagi ibu melahirkan sangat berisiko dalam masa Nivas (pendarahan-red)
selama 40 hari, maka dia segera bergegas melaksanakan tugasnya, apalagi
menolong keluarga sendiri sesama masyarakat Raja Ampat.
Pada jam 3 subuh, dr.
Jo harus turun sendiri ke rumah sakit, dimana pada jam tersebut orang-orang
semua sedang tidur, tapi demi ibu melahirkan dia harus pergi melayani istri
dari Abraham Umpain. Proses persalinan dilakukan sejak jam 04.00 WIT subuh,
hingga melahirkan bayi jam 06 WIT pagi hari, setelah itu pasien kemudian pulang
ke rumah.
Pada tanggal 26 Juli
2021, Christihany Mayor kembali kedua kali ke rumah sakit, karena keluhan tidak
enak badan dan pusing. Sesuai standar Covid-19, pasien yang baru masuk harus
dilakukan Swab, dari hasil pemeriksaan Swab pertama, masih berproses sehingga
hasilnya masih terlihat samar-samar, namun sesuai standar, setelah konsultasi
dengan dokter spesialis penyakit dalam, maka dilakukan pemeriksaan ulang untuk
konfirmasi kembali.
Para Bidan yang
melakukan Swab terpaksa harus melakukan pemeriksaan ke dua, sesuai standar
untuk membuktikan hasilnya secepat mungkin agar ada penindakan dikarenakan
kondisi pasien yang mengalami pendarahan. “Hasil pengambilan Swab pertama
samar-samar dan ke dua positif, namun hasil pertama yang samar-samar, makin
lama makin terang menunjukkan hasil positif.
Bidan yang menangani
Christihani, Mawar, mengatakan, bahwa para medis tidak menunggu hasil Swab
pertama sampai jelas baru diambil tindakan, tapi karena kedatangan Cristihani
dengan keluhan pendarahan (Nivas) sehingga harus ditangani dengan melakukan Swab
ke dua dengan hasil positif dua garis.
“Kristihani Mayor,
istri Bram Umpain masuk ke dua pada tanggal 26 Juli 2021, jam 22.00 WIT, dengan
kuluhan kepala sakit, mengeluh meriang pada pagi hari, sakit perut, mulut tidak
enak dan tidak mau makan, keluar darah bergumpal,” kata Mawar.
Menurut dr. Jo, setelah
hasil Swab positif, maka ibu dan anak dipisahkan karena dikuatirkan terjadi
penularan, walaupun tergolong Covid-19 ringan, namun lebih kepada
mempertimbangkan masa Nivas selama 40 hari dan memberikan pelayanan terbaik
untuk merawat pasien.
Namun karena permintaan
keluarga untuk isolasi mandiri (Isoman), maka pihak rumah sakit merestui
setelah keluarga menandatangani formulir Isoman, dan pasien boleh kembali ke
rumah, selanjutnya diawasi dokter puskesmas dimana telah dibentuk Satgas Covis
tingkat Puskesmas.
Ditanya tentang sikap
suami Christina, Abraham Umpain yang melakukan penyebaran Hoax dan menuduh
mengkovidkan pasien serta mengancam melaporkan ke Polres Raja Ampat, dr. Jo
menyayangkan sikap Abraham yang dinilai belum dewasa.
“Kami harus bangun
subuh, sendirian ke rumah sakit dan melayani hingga pasien melahirkan secara
sehat dan selamat, ini kan perbuatan kemanusiaan, tapi tidak dihargai dan malah
menyesatkan orang banyak dengan berita-berita tidak benar yang menyesatkan,
Abraham Umpain tidak merasakan upaya kemanusian seorang dokter dalam melayani,
di situ saya rasa berat sekali,” ujar dr. Jo sambil tertawa keheranan.
Kembangkan Informasi
Liar, Abraham Umpain Layak Diberikan Sanksi
Ditanya tentang rencana
Abraham akan melapor Polisi. “Apa yang mau dilaporkan Abraham Umpain, dia mau
lapor, lapor apa ? Kecuali istrinya masuk sehat pulang sakit, nah ini kan masuk
sehat, pulang sehat, sampai sekarang sudah baik-baik, habis itu bikin laporang
muncul lagi,” kata dr. Jo sambil tertawa merasa lucu.
Menurut dr. Jo, jika
dia hendak melapor, seharusnya pada hari yang sama, dimana hasilnya telah
ditentukan positif pada tanggal 26 Juli 2021. “Ya silahkan dilapor, tetapi ini
kan sudah melewati waktu seminggu, masa inkubasinya sudah lewat, karena ini
virus susah ditebak secara keilmuan, apalagi hasil Swab membuktikan 2 kali
positif,” jelasnya.
dr. Jo menyesalkan
berita yang disebarkan Abraham Umpain Dimara, karena informasi yang diedarkan
terlalu liar, tidak bertanggungjawab dan sangat menyesatkan, oleh karena itu,
Abraham layak diberikan sanksi.
dr Jo. bersama Direktur
RSUD, dokter spesialis anak, dokter penyakit dalam dan dua orang Bidan
melaporkan Abraham Umpain ke Polres Raja Ampat. Mereka tidak menerima status
Abraham Umpain yang menuduh pihak RSUD mengkovidkan pasien agar mengajukan
klaim pergantian biaya dari pusat.
Abraham juga menghasut
orang sebarkan statusnya yang menyesatkan sebanyak-banyaknya, sehingga dia
harus membuktikan perbuatannya di Polres Raja Ampat.
Abraham menulis pada akunnya Umpain Dimara Abraham, tanggal 9 Agustus 2021, “silahkan share sebanyak-banyaknya, jadi, ini yang dicari RSUD Waisai dengan mengkovidkan pasien non Covid agar mengajukan klaim pergantian biaya dari pusat, berikut penjelasannya dst.“ (Jos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar