Selasa, 30 Maret 2021

Ubah Citra Waisai Kota Kecil Terkotor, Pemda Akan Pindahkan Pasar Ke Snon Bukor


RAJA AMPAT - wartaexpress.com -
Salah satu insturmen penilaian kenapa Waisai mendapat predikat sebagai ‘Kota Kecil Terkotor’ di Indonesia adalah Pasar Waisai. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat akan memindahkan Pasar Waisai setelah Lebaran 2021. Hal ini dikatakan Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, S.IP, MM, M.Ec.Dev, Selasa (30/03/2021).

Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, S.IP, MM, M.Ec.Dev, mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten Raja Ampat akan memindahkan Pasar Waisai yang berada di muara Kali Waisai ke lokasi Pasar Snon Bukor di Swaembon, Kelurahan Bon Kawir, Distrik Kota Waisai.

Menurut Orideko, Kota Waisai terlihat kumuh dan penuh sampah, sehingga mendapat julukan Kota Kecil Terkotor di Indonesia, salah satu instrumen yang menjadi penilaian adalah letak pasar dan lingkungan sekitar yang kumuh dan penuh sampah karena tidak terurus dengan baik.

Orideko Iriano Burdam, S.IP, MM, M.Ec.Dev
Selain predikat kota terkotor, sebagai destinasi wisata international, Raja Ampat kini masuk di dalam 10 Bali baru yang dikembangkan oleh pemerintah pusat dengan range waktu hingga tahun 2024. Kabupaten Raja Ampat rugi karena tidak memanfaatkan hal itu dengan baik, dan sisa waktu 2 tahun akan dipergunakan semaksimal mungkin untuk membangun Kota Waisai sebagai salah satu objek wisata unggulan.

Oleh sebab itu, Pasar Waisai yang berada di muara sungai dan icon Wisata Kota Waisai, segera dibenahi guna penataan Pantai WTC, apalagi akan dipergunakan untuk kejuaraan dunia Volley Pantai tahun 2022, maka Pasar Waisai harus dipindahkan pada bulan Mei 2021, atau setelah lebaran.

Disinggung tentang pedagang yang keberatan pindah karena aksesibilitas transportasi dan jalan raya yang tidak memadai, maupun keluhan warga tentang sulitnya transportasi dan biaya yang mahal. Orideko mengatakan masyarakat dan pedagang tidak perlu kuatir.

“Pemerintah akan menata pasar, jalan dan transportasi dengan baik dan memberikan rasa adil serta menjamin kepastian berusaha untuk para pedagang maupun masyarakat sebagai pembeli, yang penting, harus dimulai terlebih dahulu, jika pedagang sudah pindah, pemerintah akan mengatasi hal-hal yang masih kurang,“ tegas Orideko.

Orideko yang jebolan Magister Pembangunan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini, memberikan contoh Ahok di Jakarta dan Risma di Surabaya. Pada awalnya, banyak yang protes, kritik dan sebagainya, namun ketika perubahan yang dilakukan terjadi, berdampak baik dan dipuji orang.

Pasar Waisai kini menjadi sebuah ancaman baru terhadap kesehatan masyarakat di Kota Waisai, ikan-ikan yang dijual di pasar, disiram menggunakan air Kali Waisai yang tidak hygen, dan limbah pasar dari sisa penjualan ikan dan daging serta sampah, hanyut ke sungai dan mengalir ke laut, dan mengalir ke Pantai WTC, dimana setiap sore banyak anak mandi di sana. (Jos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oknum Perangkat Desa Ditangkap Satreskrim Polres Purworejo

PURWOREJO - wartaexpress.com - Man (35) warga Desa Lubang Sampang yang juga merupakan Perangkat Desa diamankan Satreskrim Polres Purworejo....