SERANG - wartaexpress.com - Ribuan buruh industri Kabupaten Serang dari masing-masing Serikat Pekerja, kembali melakukan aksi unjuk rasa secara besar-besaran, Selasa (23/11-2021). Buruh yang datang dari kawasan industri Kecamatan Jawilan, Cikande, bergabung dengan ribuan buruh lainnya dari Kawasan industri Modern Cikande Industrial State yang sudah menunggu. Aksi turun ke jalan menggunakan dua unit Mobil Komando dan ribuan kenderaan roda dua bergerak menuju Kantor Bupati Serang, siang menjelang sore hari.
Iring-iringan ribuan buruh
yang dikawal ketat aparat keamanan unsur TNI-Polri, Polsek dan Koramil Cikande
dimulai dari Kawasan Modern Cikande Industrial State mengakibatkan arus
lalulintas terganggu, harus bergerak merayap perlahan.
Mobil Komando buruh
sepanjang jalan berorasi menyerukan apa yang menjadi tuntutan mereka kepada
pemerintah. Orator dalam orasinya meminta Pemerintah memenuhi apa yang menjadi
tuntutan mereka.
”Kami tidak muluk-muluk,
meminta kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK), Upah Minimum Provinsi (UMP) 10%
di tahun 2022 dan Undang-Undang Omni Buslaw ditiadakan,” serunya.
Melintas di KM 71, Desa
Kibin, Tambak, Kec. Kibin, aksi massa
dan mobil komando menghentikan perjalanan, berorasi dan meminta buruh PT. Grand
Pintalan dan PT. Nikomas Gemilang “all out” segera bergabung.
Mimi, salah seorang buruh
SPN, PWI 1, kepada wartaexpress.com, mengatakan, bahwa pihaknya (buruh)
sudah yang ke beberapa kali ini melakukan aksi serupa, karena tuntutan belum
ada deal atau keputusan dari pemerintah. “Bahkan Pemerintah sepertinya tidak
punya hati dan nurani untuk berpihak kepada kaum buruh, pemerintah hanya
membela para pengusaha,” ujarnya.
“Kami akan terus demo,
dan tidak akan pernah berhenti sebelum tuntutan kami dipenuhi, kami hanya
meminta kenaikan upah 10% dan dihapuskan Undang-Undang Omni Buslaw (UU Cipta
kerja) yang tidak berpihak kepada buruh,” tegas Mimi.
Berorasi di depan PT.
Nikomas Gemilang, nyaris cheos, dan hampir terjadi insiden anarkis, yang
mengakibatkan arus lalulintas lumpuh total dari dua arah, Serang mejuju Jakarta
dan sebaliknya untuk beberapa saat.
Menyikapi lalulintas
macet total, di tengah massa demo dan orasi, ratusan warga Kibin, Tambak,
Cijeruk dan salah satu organisasi kemasyarakatan Tambak, KAMI (Komunitas Anduk
Merah Indonesia) di bawah komando ketuanya, Anjat Sudrajat, bersama pihak
keamanan TNI-Polri, menjaga dan mengamankan situasi tetap terkendali, jangan
sampai terprovokasi melakukan tindakan anakis apalagi sampai merangsek masuk ke
dalam PT. Nikomas.
Sementara Danang, Humas
PT. Nikomas Gemilang Tambak Kibin, kepada wartawan ditemui di ruangan Meeting
Publik Relation (Humas) setelah buruh pengunjuk rasa bergerak menuju kabupaten,
mengakui, jika pihaknya mendapat surat pemberitahuan dari serikat pekerja,
bahwa aksi demo pada (23/11) hari ini, dan meminta perwakilan buruh kami untuk
ikut bergabung.
”Kami menerima
pemberitahuan akan ada aksi demo hari ini dengan peserta sekira 3.000 orang dan
kami juga mengirimkan perwakilan sebanyak 200-400 orang sesuai permintaan
serikat pekerja,“ tuturnya.
Dikatakan Danang, aksi
buruh yang sempat berhenti dan berorasi di depan PT. Nikomas, hal itu menunjukkan
bahwa eksitensi Serikat Pekerja khusunya di perusahan-perusahaan Serang Timur
solid, kuat dan kompak. “Harapan kita untuk setiap aksi yang dilakukan tetaplah
menjaga jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi sampai
anarkis dan melakukan pengrusakan,” imbuhnya.
”Soal aksi Demo itu
adalah hak yang dilindungi undang-undang, tetapi jangan sampai melanggar
aturan, silahkan saja berdemo, tetapi tetaplah menjaga ketertiban umum, jangan
sampai melanggar aturan yang berlaku,” tandas Danang.
Diakui Danang, ada sedikit perubahan teknis tentang jadwal dan jumlah peserta demo. “Pagi kami mendapat informasi bahwa aksi demo peserta hanya 3.000 orang dan kami diminta perwakilan sebanyak 200-400 orang, tetapi kemudian siang ada surat pemberitahuan tentang perubahan kekuatan massa demo menjadi 30.000 orang, dan meminta all out (semua karyawan ke luar), tentu manajemen kami tidak atau belum siap memenuhinya, karena keterlambatan pemberitahuan. Jadi itulah kemungkinan massa sampai berhenti di depan Nikomas, berorasi meminta all out karyawan,” jelas Danang. (MM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar