Uang sejumlah itu adalah Program Bansos Jamsos (Bantuan sosial Jaminan
sosial) Desa Cijeruk membantu meringankan beban warga yang membutuhkan bantuan.
Menurut Mamad (nama Kades biasa dipanggil warga), anggaran Bansos diperoleh
dari hasil keuntungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mengelola (penjualan)
limbah pabrik yang ada di wilayah desanya.
"Kami menyisihkan sebagian dari keuntungan penjualan limbah Rp. 5 juta
untuk bantuan 1 orang yang meninggal dunia warga Cijeruk, sesui dengan Program
Jamsos Bansos desa, sudah berjalan kontinyu dan konsisten mulai saya menjabat
Kepala Desa Cijeruk," ungkapnya.
Salah seorang Ketua RT bersama beberapa orang warga Cijeruk mengakui, bahwa
Program Bansos untuk warga yang meninggal dunia mendapat uang sebesar Rp.
5 juta untuk biaya penguburan, santunan ini baru ada di kepeminpinan Kades
Mamad.
"Bantuan biaya penguburan warga yang meninggal sebesar Rp. 5 juta,
baru mulai Mamad jadi Lurah (Kades) Cijeruk, sudah hampir dua tahun
berjalan ke tahun 2021 ini, setiap ada warga yang meninggal dunia,
keluarganya mendapat bantuan," jelasnya.
Sementara Sekdes Cijeruk, Dulkanan menjelaskan, bahwa benar di desanya
program Bansos untuk biaya penguburan warga yang meninggal dunia, dialokasikan
sebesar Rp. 5 juta untuk satu orang. “Uangnya diperoleh dari laba (keuntungan) BUMDes
Cijeruk yang mengelola limbah dari perusahaan,” imbuhnya.
"Biaya penguburan warga yang meninggal dianggarkan dari keuntungan
pejualan limbah, itu program Lurah Mamad dan sudah berjalan dengan
baik," ujar Dulkanan.
Program Jamsos Bansos ini, lanjut Mamad, selain janji politiknya ketika mencalonkan diri menjadi Kades Cijeruk, jauh sebelumnya niat sosial pada dirinya membantu sesama meringankan beban orang atau keluarga yang sedang mengalami kesulitan yang membutuhkan bantuan. (M.M)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar