Aktivitas di kampung
ini akan berlandaskan nilai Agama dan Pancasila
TASIKMALAYA - wartaexpress.com - Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum yang juga Panglima Santri Jabar memimpin rapat koordinasi terkait pembentukan Kampung Santri di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.
Pertemuan di Aula
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Ruzhan pada Jumat (22/1/2021), dihadiri unsur
Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), MUI kecamatan, para kepala desa, serta
pimpinan pondok pesantren (ponpes).
Kang Uu menjelaskan, bahwa
Kampung Santri bertujuan untuk mengakselerasi terwujudnya visi Jabar Juara
khususnya di bidang batin.
"Yaitu
meningkatnya keimanan dan ketakwaan masyarakat Jabar juga syariah juara,
amaliah yang juara, dan ikhtiar yang juga juara," ucap Kang Uu.
Ia menambahkan, bahwa
pembentukan Kampung Santri pun sesuai dengan amanat UUD 1945, sila Pertama
Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Penguatan Pendidikan Karakter dalam
Nawacita Presiden Joko Widodo, serta Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 yang
di dalamnya termaktub visi Jabar Juara Lahir dan Batin.
Nantinya, kegiatan di
Kampung Santri akan menerapkan nilai-nilai agama dalam berbangsa dan bernegara.
"Misalnya semua (perempuan) Muslim harus berkerudung, yang non-Muslim
tentu tidak diwajibkan. Aturan ini bagi Muslim," kata Kang Uu.
"Diusahakan
salat minimal di awal waktu itu berjamaah. Lalu di hari Jumat, 15 menit
(sebelum sholat Jumat), pasar tutup. Anak-anak juga magrib mengaji, kembali
seperti dulu, misal televisi dimatikan dari sejak Magrib sampai Isya,"
tambahnya.
Kang Uu menegaskan, bahwa penerapan nilai agama ini pun sesuai dengan implementasi sila Pertama Pancasila.
"Karena
Pancasilais sejati adalah mereka yang mengamalkan agamanya sendiri. Siapa yang
menjadi contoh dalam melaksanakan nilai Pancasila, adalah orang yang
melaksanakan nilai agama. Tetapi tetap harus dalam bingkai semangat NKRI,"
ucap Kang Uu.
Adapun jika keimanan
dan ketakwaan lewat Kampung Santri sudah maksimal, lanjut Kang Uu, maka pekat
alias penyakit masyarakat akan menurun.
"Selain itu,
harapan kami, moral dan etika masyarakat akan menjadi yang terdepan dan akan
dijunjung tinggi dengan nama Kampung Santri ini. Nanti dengan sendirinya, kalau
berhasil, ekonomi juga akan terangkat," tuturnya.
Terkait pemilihan
lokasi di Manonjaya, Kang Uu berujar, bahwa kecamatan tersebut memiliki
pesantren terbanyak di Tasikmalaya. "Bahkan di satu desa, contohnya di
Desa Kalimanggis, ada 28 pesantren, belum majelis ta’lim-nya, belum (pesantren)
di desa lainnya," ujarnya.
"Bahkan tidak
menutup kemungkinan, jika Kampung Santri di Manonjaya ini dinilai sukses dan
berhasil, kesejahteraan naik, pemahaman dan pelaksanaan nilai agama menjadi
lebih baik, (Kampung Santri) bisa dilaksanakan di kecamatan lain,"
ucapnya.
Meski begitu, Kang Uu
menegaskan, bahwa keputusan pelaksanaan Kampung Santri diserahkan kepada
masyarakat. Pasalnya, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar di bawah
kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum mengusung semangat bottom-up
(bawah-atas) alias mengangkat kepentingan masyarakat.
"Termasuk ini
pun bukan visi misi Emil-Uu. tapi visi misi masyarakat yang harus diperjuangkan
untuk akselerasi di akhir tahun kepemimpinan," ucap Kang Uu.
Dikatakannya, bahwa
pembentukan Kampung Santri akan ditindaklanjuti dalam pertemuan selanjutnya
bersama perangkat daerah, organisasi masyarakat, hingga pimpinan ponpes. "Yang
pasti dari pertemuan tadi (22/1), pada prinsipnya semua mendukung. Teknis,
sistem, tupoksi (Kampung Santri) akan dibicarakan di pertemuan
berikutnya," kata Kang Uu.
"Tetap harus melibatkan kepala desa dan pemerintah, tidak cukup hanya kiyai dan ormas, tapi ada penguatan birokrat termasuk Pak Camat dan Muspika. Semua demi mewujudkan Jabar Juara Lahir dan Batin," tutupnya. (Humas Prov Jawa Barat/WS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar