PEMALANG - wartaexpress.com - Gerakan rancak dan indah selaras alunan irama gamelan dan terbang mengiringi gelaran Tari Kuda Lumping yang berkolaborasi dengan Terbang Kencer. Pergelaran ini dipentaskan dalam gelar Dialog Kebudayaan dan Media Tradisional DPRD Provinsi Jawa Tengah di Kecamatan Watukumpul, Pemalang, Rabu (30/3/2022).
Kesenian Kuda Lumping
atau yang menyebut Jatilan mungkin sudah familiar di masyarakat, namun bila
kesenian itu dipadukan dengan alat musik Terbang Kencer, tentu akan berbeda
pada alunan musik.
Terbang Kencer adalah
salah satu alat musik tradisional yang cukup dikenal oleh masyarakat Pemalang.
Alat ini terbuat dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa (melingkar), kemudian
bagian atasnya diberi kulit yang telah disamak. Jadi, hampir serupa dengan
rebana hanya beda pada ukuran. Supaya bunyi lebih varian, maka badan terbang
dipasang kerincing logam atau kencer atau kecrek atau genjring. Alat musik itu
juga bisa disebut dengan Tamborin. Jadilah bunyi tetabuhan yang ramai.
Anggota DPRD Jawa Tengah, M. Saleh, berpendapat Kuda Lumping dan Terbang Kencer harus dilestarikan. Kedua kesenian tradisional itu memiliki nilai jual tinggi karena warisan luluhur. Supaya bisa terus ada, tentu harus dikemas dengan baik, bahkan bisa menjadi ajang promosi wisata.
“Kolaborasi yang baik
seni tradisional, bisa mengenalkan potensi daerah yang memiliki karakteristik
budaya, seperti Desa Gapura ini yang memiliki potensi wisata, mulai alamnya
mendukung hingga keseniannya,” tutur legislator Golkar tersebut.
Lebih jauh M. Saleh
menambahkan, bahwa kegiatan ini digelar sebagai wujud dukungan DPRD Jawa Tengah
untuk mengembangkan seni budaya lokal, serta melestarikan kesenian tradisional
agar pendorong generasi muda mengenal seni tradisional, dan menjadikan aset
potensi wisata daerah.
Sepaham dengan M.
Saleh, Abdurahman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang yang juga
hadir sebagai narasumber menjelaskan, bahwa daerahnya memiliki banyak kesenian
tradisional. Karena kurangnya media promosi dan adanya pandemi Covid-19,
pengelolaan wisata budaya menjadi kurang maksimal.
“Kami tetap memberikan
ruang kepada teman-teman untuk menyelenggarakan pentas seni sebagai bagian
mengembangkan potensi dan nguri-uri kebudayaan,” jelas Abdurahman.
Di akhir dialong Adurahman juga berharap, agar masyarakat ikut berpartisipasi kebudayaan dan pentas seni, serta mengumumkan ke publik bahwa di Pemalang ada grup kesenian Kuda Terbang Manunggal. (Slamet Arif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar