BLORA - wartaexpress.com - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora, Ainia Shalichah, melakukan kunjungan ke Rumah Artefak di Kompleks GOR Mustika. Dengan menerapkan prokes Covid-19 dan mengenakan masker, Ainia Shalichah yang sekaligus istri Bupati Blora nampak begitu antusias dan apresiatif dalam mendengarkan penjelasan dari petugas Rumah Artefak,' Jumat (21/05/2021).
Bunda Ain (sapaan
akrabnya), menyampaikan, bahwa dirinya baru pertama kalinya berkunjung ke Rumah
Artefak, dan mengaku baru mengetahui keberadaan tempat penyimpanan benda cagar
budaya milik Pemkab Blora tersebut.
Dari kunjungannya tersebut, ia juga jadi tahu bahwa benda-benda cagar budaya yang dirawat di Rumah Artefak adalah sumbangsih atau hibah dari masyarakat yang peduli akan cagar budaya, dan hasil-hasil riset BPSMP Sangiran di Kabupaten Blora.
"Ke depannya kita
berharap agar ada perhatian dalam bentuk penganggaran yang proporsional, sangat
diperlukan dalam perawatan koleksi museum milik Pemkab ini," terangnya.
Animo warga Blora untuk
berkunjung ke Rumah Artefak bisa terbilang sangat bagus, Hal ini bisa dilihat
dari data kunjungan yang meningkat setiap harinya. “Selain itu Rumah Artefak
tersebut bisa menjadi sarana edukasi dan pusat informasi cagar budaya khususnya
bagi pelajar di Kabupaten Blora dan masyarakat secara luas," tandasnya.
“Semoga segera terwujud
museum sebagai sarana edukasi dan pusat informasi cagar budaya Blora. Agar
tercapai pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya sesuai amanah UU No. 11 Tahun
2010 Tentang Cagar Budaya dan UU No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
Apalagi saat ini Kabupaten Blora juga sudah memiliki Perda tentang cagar
budaya," tambahnya.
Di Rumah Artefak ini
tersimpan sekitar 200 benda cagar budaya dari 4 peradaban, mulai masa
Prasejarah, Klasik Hindu Budha, Islam hingga masa Kolonial, yang sehari-hari
dijaga dan dirawat oleh seorang petugas dari Dinas terkait.
"Selain sebagai tempat penyimpanan artefak, Rumah Artefak juga melaksanakan kegiatan perawatan dan konservasi benda cagar budaya, yang ditangani oleh para staf Seksi Sejarah Kepurbakalaan, yang telah mendapatkan pelatihan di BPSMP (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba) di Sangiran, BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Provinsi Jawa Tengah, dan lain-lain.
Ratusan benda cagar
budaya di Rumah Artefak ini sebagian besar berasal dari hibah oleh masyarakat
yang tergabung dalam komunitas FPSBB (Forum Peduli Sejarah Budaya Blora),
dari hasil riset oleh BPSMP Sangiran di Blora, serta beberapa koleksi pemkab
yang berasal dari temuan masyarakat yang diapresiasi dalam bentuk ganti untung.
Koleksi Rumah Artefak
berupa fosil-fosil dari Kepala Banteng, Kepala Kerbau, Gading Gajah Purba,
Peralatan Manusia Purba, Perhiasan Bekal Kubur Kalang, Arca-arca dari masa
Klasik, Peralatan dan berbagai Senjata dari masa Islam serta Kolonial, terus
bertambah karena makin kuatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pelestarian cagar budaya untuk anak cucu kita.
Kegiatan konservasi serta perawatan di Rumah Artefak berjalan terbuka untuk umum dan masyarakat yang tertarik bisa belajar bersama, bagaimana menangani benda cagar budaya sesuai standar perawatan yang benar. (Lilik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar